Understanding

1.6K 195 24
                                    

" Mom!!" Teriak Vannesa dari kamarnya. Sebelum...

" Hmmpph." Mulutnya kembali di bekap dan tangannya di tarik kasar dari belakang sebelum menggapai pintu. Sean tersenyum memeluk pinggangnya erat lalu membalik tubuh mungil Vannesa agar menatap ke dalam manik matanya yang benar benar memiliki sorot tajam.

" Ssssshhtt!" Ia meletakkan telunjuknya di depan bibir merah sexinya lalu menyelipkan tangannya kebalik rambut panjang Vannesa. Dan...

" Aaaawwhh." Vannesa memekik saat Sean menarik tengkuknya kasar agar mendekat. Aroma Casual dari tubuhnya membuat Vannesa gemetar.

" Jangan berteriak lagi gadis manja! Atau kau akan kehilangan lidahmu karna telah berani berdusta mengatakan cinta padaku kemarin." Bisiknya parau. Vannesa memejamkan matanya

" Aku serius!" Ucapnya tekad.

" Hahaha!!" Sean tertawa melepas Vannesa yang sudut bibirnya sudah berdarah karna tamparan keras Sean tadi. Dia bertepuk tangan dan melangkah mundur lalu duduk di sisi ranjangnya

" Serius? Gadis sekecil dirimu menyatakan perasaan padaku? Aku tahu kau hanya tidak ingin merasakan sakit lagi kan? Apa yang diharapkan dari putri Vallentino Abigail selain tipu muslihat!" Kecam pemuda berparas rupawan itu kembali menunjuk Vannesa dengan rahang mengeras.

" Jangan lupa aku juga wanita yang melahirkan bayimu Sean!" Tekan Vannesa menangis

" Apa bagimu itu berarti untukku?"

" Ya itu sangat berarti!! Aku hampir mati saat itu! Dan itu semua aku pertahankan karna aku mencintaimu. Apapun akan aku buktikan agar kau percaya karna aku yakin kau masih memiliki hati!!" Tekan Vannesa memerah. Sean tersenyum sinis memalingkan wajahnya lalu meraih sebatang rokok dari sakunya dan mulai menyalakannya. Sebelum...

" VANNESA!!" Teriaknya saat Vannesa dengan berani merampas rokok itu dan melemparnya asal. Pemuda itu langsung berdiri menjajari Vannesa, tangannya hampir melayang di udara. Namun...

" Ayo kita bercinta!"

Deg.

Ucapan sarkatis yang meluncur dari bibir Vannesa benar benar membuat Sean tercekat kali ini. Apalagi saat...

" Vannesa kau sudah gila... menjauh dariku! Aku bilang menjauh!!" Teriak Sean kali ini saat Vannesa melangkah mendekat sambil membuka satu persatu kancing kemejanya

" Aku tidak keberatan memberimu keturunan lagi Sean. Jika itu bisa membuatmu percaya bahwa perasaanku nyata." Ujarnya mulai membelai kemeja Sean dan mengarah ke pundaknya.
Sean gelagapan, dia bahkan seolah kesusahan menelan salivanya.

" Aku tidak siap!" Ujarnya kemudian berpaling dari Vannesa dan membalikkan diri. Vannesa mengulas senyum di belakang punggungnya, kemudian...

" I Love You Sean." Vannesa memeluk pinggang Sean dari belakang. Meraba Absnya dari balik kemeja putih yang ia kenakan membuat Sean memejamkan matanya. Dan saat jari jari lentik Vannesa mulai mengarah ke kancingnya.

" Aku bilang aku tidak siap!!" Teriak Sean menghempas tangan Vannesa. Lalu dengan memalingkan wajah pemuda itu segera beranjak ke arah pintu. Dan...

" Dasar gila!" Tekannya sebelum membanting pintu.

Vannesa tersenyum melepas kepergian Sean yang benar benar lucu.

" Kau masih memiliki hati, Suamiku dan aku pasti akan mengembalikan hati itu entah di masa apapun. Aku sudah kehilangan Oswaldku dan aku tidak mau kehilangan ayahnya juga. Bahkan walaupun kau berduri." Ujar Vannesa pelan

***

" Hei kau!" Tekan Sean melihat Alfa tampak keluar dari kamarnya. Pemuda itu menutup lengan kemejanya pelan menyembunyikan ruam biru yang semakin menyebar. Kelopak matanya tampak bengkak, wajah tampannya terlihat pucat dan tatapannya begitu lemah. Alfa menatap Sean sekilas lalu hendak beranjak tak peduli

Breath and Heart ( Mr. Elegant )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang