Dan mumpung ini adalah akhir pekan, aku dan Jessica berencana pergi memancing. Ke tempat yang sama dengan waktu itu. Jessica yang memintaku untuk membawanya kesana lagi karena saat itu kami tidak jadi memancing karena kesalahanku. Aku tidak tahu ia begitu menyukai memancing. Atau ia hanya suka dekat-dekat denganku.
Di udara yang dingin, hanya ada aku di sampingnya, aku bisa menebak isi kepalanya setelah apa yang ia lakukan padaku tadi pagi. Jika setiap hari ia seperti itu, aku rela selalu mengalah padanya. Di bawah juga tidak apa-apa.
Beruntung Seo Hyun memiliki supir dan mobil kantor untuk mengantar jemputnya, jadi ia meninggalkan mobilnya di rumah. Aku tinggal mengirim pesan singkat untuk meminta izin membawa mobilnya. Ia tidak akan keberatan. Ia tidak bisa keberatan. Pertama karena aku adalah kakaknya, kedua karena ia bukanlah gadis pelit, dan ketiga karena Jessica. Memangnya ia berani mengatakan tidak pada Jessica? Seo Hyun adalah gadis pintar untuk tahu jalan aman mana yang harus ia tempuh untuk memiliki umur panjang.
Masalahnya, Jessica menjadi cemberut ketika kami tiba disana. Tidak seperti saat kami pergi dulu. Kini tempat itu ramai karena sedang diadakan festival musim dingin. Ia terlihat kentara sekali. Tujuannya datang kemari karena ia pikir disini sepi. Dasar mesum!
"Kita pulang saja!" katanya setelah melihat betapa ramainya danau itu.
Kami masih berada di mobil, dan begitu mengetahui kondisi tempat itu yang ramai pengunjung, suasana hatinya langsung berubah buruk. Padahal bukankah justru bagus jika tempat ini ramai? Karena tujuan utamanya bukan memancing, makanya ia tidak suka.
"Di sebelah sana ada sungai kecil. Ku rasa disana tidak begitu ramai. Kau mau lihat?" Aku menawarkan padanya. Kami sudah jauh-jauh datang kemari. Sayang sekali jika harus pulang.
"Hm," Ia menanggapi dengan malas.
Aku kembali menjalankan mobil sedikit lebih jauh lagi. Memang ada beberapa sungai kecil yang terhubung dengan danau. Dan karena pusat festival ada di danau, aku cukup yakin tidak akan ramai di sungai itu.
Tentu saja dugaanku benar. Hanya ada sebuah tenda besar milik satu keluarga karena aku melihat anak-anak berlarian di pinggiran sungai. Kami bisa mendirikan tenda sedikit lebih jauh jika ia tidak begitu suka dekat dengan orang asing.
"Bagaimana? Kita disini saja?" Tanyaku.
Ia memperhatikan suasana sekitar dari dalam mobil, kemudian mengangguk. "Boleh juga."
Baiklah, berarti ia setuju disini.
Aku menurunkan barang-barang kemudian memasang tenda sementara Jessica menunggu di dalam mobil. Ia tidak boleh kelelahan karena mengerjakan pekerjaan berat semacam ini. Lagipula, ia juga tidak menawarkan bantuan. Maksudku, ada beberapa barang ringan yang bisa ia bawa. Tidak apa-apa. Aku sudah menduga ini akan terjadi. Toh aku juga tidak merasa terbebani.
Setelah aku selesai mendirikan tenda, aku menemukan mobil itu kosong saat akan mengambil beberapa peralatan lain. Kemudian aku menemukan ia bersama dengan dua anak laki-laki berusia enam atau tujuh tahun milik keluarga di seberang. Mereka sedang bermain di atas sungai. Padahal itu berbahaya sekali. Disana licin. Bagaimana jika ia terpeleset?
"Sica-ah!" Aku datang menghampiri ketiganya. Saat memijak permukaan sungai, aku nyaris terpeleset. Ah, ini berbahaya sekali.
"Yu Ri-ah!" Mendengar namanya dipanggil, Jessica melambai padaku memintaku untuk mendekat.
Dengan hati-hati aku menghampirinya. "Apa yang kau lakukan?"
"Lihat!" Ia menunjuk ke bagian permukaan sungai yang transparan sehingga kemi bisa melihat ke dalamnya. "Ada kodok yang terjebak!"
