Be Caught

711 82 18
                                    

Aku bangun pagi-pagi sekali saat alarm ponselku menyala. Biasanya aku menyempatkan diri berolahraga sebentar sebelum berangkat sekolah. Hari ini aku tidak ingin melakukannya. Aku lebih suka menatapnya yang tertidur di lenganku. Ia terlihat damai. Apa ia bermimpi indah? Apa ada aku dalam mimpinya?

Ini adalah hal paling gila yang pernah ku lakukan seumur hidupku dan mungkin aku akan menyesalinya suatu hari nanti. Tidur dengan istri orang lain saat suaminya tidak berada di rumah. Jika tertangkap, ku rasa aku akan dipenggal ditempat. Beruntung pria itu tidak ada disini. Bagus ia terlalu sibuk mengurusi bisnisnya hingga aku memiliki kesempatan seperti ini.

Pintu terbuka, membuatku kaget setengah mati dan langsung terduduk. Seseorang masuk melalui pintu itu dan aku yakin ia tak kalah kagetnya melihatku berada di atas ranjang bersama Jessica tanpa pakaian. Orang itu adalah Kris. Si pemilik rumah. Seketika aku merasa seperti maling yang ketahuan mencuri di rumah orang lain. Aku melakukan kesalahan, dan aku ingin melarikan diri.

Dengan panik, aku mencari-cari pakaianku. Aku tidak bisa kemana-mana tanpa pakaian sementara aku tidak bisa menemukan pakaianku. Sepertinya Jessica melemparnya terlalu jauh kemarin. Kemudian aku berpikir cepat dan berencana menutup tubuhku dengan selimut lalu melarikan diri. Namun benda itu malah tersangkut. Jessica menahannya dengan kuat.

Ia masih tidur. Aku yakin ia tidak akan bangun meski ada keributan yang lebih parah lagi. Saat aku sendiri berada di ujung jurang, aku justru mengasihaninya. Kris memergoki kami. Suami mana yang tidak akan marah melihat istrinya tidur dengan orang lain.

"Sst!" Kris menempelkan telunjuknya di bibir untuk memberi isyarat agar aku tidak berisik. Ia melirik Jessica yang sedang tidur lalu tersenyum kecil sambil berbicara perlahan. "Aku tidak ingin mengganggu tidurnya."

Apa-apaan! Entah aku yang belum bangun dari tidurku atau telingaku yang mulai bermasalah. Ia memergoki orang lain bersama istrinya di dalam kamar. Dan reaksinya hanya itu?

Mungkin karena aku adalah yeoja. Jadi ia tidak berburuk sangka. Ya, mungkin begitu. Ia mengira aku hanyalah teman yang menginap.

Tapi siapa yang menginap di rumah temannya tanpa pakaian?

"Aku hanya datang untuk mengambil beberapa pakaian." Ia berjalan menuju lemari, mengeluarkan sebuah tas besar lalu memasukkan pakaian-pakaiannya ke dalam.

Aku mengawasinya dari kejauhan dengan canggung. Tidak tahu apa yang harus aku lakukan atau katakan. Tadinya aku ingin minta maaf, kemudian aku mengurungkan niatku karena aku tidak benar-benar merasa bersalah. Sejak awal aku tidak berniat merusak rumah tangga orang lain. Namun karena sudah terlanjur seperti ini, apa boleh buat. Jika Kris ingin bertarung, akan kuladeni. Aku cukup pandai bermain baduk. Berkat harabeoji. Atau jika ia menginginkan sesuatu yang lebih menantang, adu lari sepertinya boleh juga. Aku sangat yakin bisa menang dari orang ini.

Asalkan ia mengizinkanku berpakaian terlebih dahulu. Tanpa pakaian, aku sungguh tidak berdaya.

Sementara Kris sibuk membereskan pakaiannya, aku menendang kaki Jessica. Berharap ia bangun dan menyelamatkanku dari situasi ini. Atau mungkin memperparahnya. Yang mana saja aku tidak peduli. Duduk diam seperti ini sementara aku baru saja tertangkap basah tidur dengan istri orang lain benar-benar terasa aneh. Bukannya aku mengharapkan pukulan atau cacian. Tapi jika begini, aku merasa tidak berada di dunia nyata. Ini juga bukan seperti mimpi.

Jessica tidak bangun. Ia memang sulit untuk dibangunkan. Bahkan dulu saat ia tertidur di kelas, sem sudah memukul mejanya dengan penggaris dan ia tetap tidak bangun. Ia hanya akan bangun saat ia ingin bangun.

Meski aku adalah yeoja, tidak mungkin Kris tidak menyadari apa yang terjadi tadi malam. Pakaian kami berserakan dimana-mana. Dilihat sekilas saja orang lain sudah bisa menebaknya. Lalu mengapa ia begitu santai?

That WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang