(Replay 2004) I Want to Give You All of My Heart

326 44 5
                                    

Seoul, musim panas 2005.

Musim panas akhirnya tiba. Hal terbaik di musim panas adalah libur sekolah. Ya, tak akan lama lagi libur musim panas juga akan tiba. Aku tidak sabar lagi. Membayangkan aku akan bersantai seharian, tidak perlu bangun pagi, tidak perlu tidur larut, dan tidak perlu belajar. Bukannya aku membenci belajar. Hanya saja menghabiskan dua pertiga waktuku dalam sehari untuk belajar rasanya keterlaluan. Sesekali bermalas-malasan tidak ada salahnya.

Aku sudah merencanakannya. Maksudku liburan. Bersama Tae Yeon aku berencana pergi ke Pohang. Musim panas adalah waktunya ke pantai. Selain itu disana juga ada festival kembang api. Aku belum meminta izin pada dad. Tidak masalah. Jika beliau tidak memberi izin, aku bisa mengajak Jessica, Seo Hyun, atau bahkan Yu Ri. Aku yakin dad akan mengizinkanku pergi jika bukan hanya aku dan Tae Yeon yang pergi. Dad memang lahir dan tumbuh di Amerika, tapi dia terlalu protektif terhadap anak perempuan satu-satunya. Aku memang beberapa kali membawa Tae Yeon ke rumah, namun sepertinya dad belum memberikan kepercayaannya pada pacarku itu.

"Tangkap bolanya!" Yu Ri berteriak kesetanan. Ia benci kalah. Terlebih dalam permainan olahraga.

Aku berlari untuk mengejar bola yang menggelinding ke luar lapangan. Ini adalah jam pelajaran olahraga dan aku tidak terlalu mengerti dengan permainan bola tangan. Kami terus saja kebobolan sejak tadi. Aku berada di tim yang sama dengan Yu Ri. Juga Jessica, Sunny, Seo Hyun, dan Hyo Yeon. Sedangkan Tae Yeon sedang bersantai di kelas dengan alasan sedang datang bulan padahal minggu yang lalu dia sudah bolos dengan alasan yang sama. Sem terlalu percaya padanya.

Sialnya, aku baru menyadarinya sekarang. Berolahraga di luar pada musim panas adalah yang terburuk. Aku bahkan sudah berkeringat sebelum olahraga dimulai. Aku tidak sendiri. Jessica malah terlihat hampir saja mati karena kepanasan.

"Ya! Fany-ah! Aku disini! Neon-paboya!" Yu Ri terus saja mengomel. Kali ini karena aku tidak sengaja melempar bola pada tim lawan. Ia mengomel lebih banyak dibandingkan berlari. Apa ia tidak kepanasan?

Satu gol lain tercipta akibat kesalahanku. Dan seperti yang sudah aku perkirakan, Yu Ri menjadi semakin bengis. Ia menatapku dengan berapi-api.

Yu Ri berlarian mengejar bola kesana-kemari seorang diri. Ia sadar tidak bisa mengandalkan anggota timnya karena itu ia berusaha sendirian. Sebenarnya hanya aku dan Jessica yang payah. Seo Hyun lumayan bisa beradaptasi. Sunny bisa melempar tepat sasaran, dan Hyo Yeon bermain cukup bagus. Namun tim lawan lebih dulu menyadari kelemahan tim kami. Aku dan Jessica. Karena itu kami selalu kebobolan.

"Sica-ah! Lihat belakangmu! Belakangmu!" Yu Ri berteriak lagi.

Saat itu Hyo Yeon yang sedang membawa bola. Ia merasa kesal dengan omelan Yu Ri yang tiada henti, lalu melempar bola di tangannya ke kepala Yu Ri. "Bisa kau diam Kwon?"

"Mengapa kau malah melemparku, Kim?" Yu Ri berbalik dan berjalan dengan berapi-api ke arah Hyo Yeon.

Satu gol lagi untuk tim lawan.

"Ini pertama kali dalam hidupku aku melihat orang bermain bola dengan mulutnya." Hyo Yeon menyingsingkan lengan bajunya.

"Kau mau berkelahi, huh?" Yu Ri meniru apa yang Hyo Yeon lakukan dan kini mereka berhadapan dengan dahi beradu.

"Aku akan menjambak rambutmu hingga botak!"

That WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang