Move Along

534 85 15
                                    

Eoh, disini menyenangkan," Aku melangkah dari tempat tidur ke jendela lalu membuka tirainya untuk melihat halaman belakang di sore hari. Tak banyak yang berubah meski aku sudah lama sekali tidak pulang. Hanya pohon willow yang ku tanam bersama samchon kini sudah sangat tinggi dan besar.

Aku mulai memikirkannya lagi. Mungkin sudah saatnya aku kembali menjadi seorang putri kesayangan yang manja. Toh tak ada lagi yang bisa kubanggakan, tak ada hal yang bisa kupertahankan. Pada akhirnya aku akan kembali ke tempat ini. Menggunakan nama Kwon seperti yang seharusnya.

Semua terasa baik-baik saja. Eomma, appa, juga aku. Eomma yang menyempatkan diri untuk menyiapkan sendiri makan siang, appa yang meninggalkan pekerjaannya sejenak untuk pulang dan makan siang bersama, dan aku yang mulai bertekad untuk menjadi anak yang patuh. Seolah kami adalah sebuah keluarga harmonis yang selalu baik-baik saja.

Kami sudah membicarakannya saat makan siang tadi. Tentang apa yang akan ku lakukan, dan tentang apa yang mereka rencanakan untukku. Meski aku bodoh dan tidak memiliki kemampuan bekerja di perusahaan besar milik keluarga, appa tetap ingin aku yang mengambil tanggung jawab untuk perusahaan itu nantinya. Katanya, selama ada Seo Hyun yang mendampingiku, aku tidak akan membuat masalah. Dan aku juga berpikir begitu. Aku bisa mengandalkan Seo Hyun untuk menutupi kekuranganku. Lagipula aku tidak memiliki pilihan lain yang lebih baik. Aku tidak memiliki pekerjaan lagi. Aku tidak bisa menjadi lebih pecundang lagi tanpa melakukan apa-apa.

Aku menyetujuinya. Tentu saja dengan satu syarat. Mereka merestui hubunganku dengan Jessica. Selama aku bersama Jessica aku yakin bisa melalui apapun.

Awalnya kedua orangtuaku tampak terkejut saat aku menceritakan semuanya. Tentang Jessica, dan hubungan kami. Terutama eomma. Ia sempat tak bisa berkata-kata selama beberapa menit. Tapi setelah appa mengatakan bahwa itu bukan masalah besar, ia akhirnya ikut menerima. Apa yang lebih baik dari ini? Aku mendapatkan kembali keluargaku tanpa harus melepaskan Jessica. Meski itu artinya aku menyerahkan masa depanku pada kedua orangtuaku dengan rencana mereka tanpa harus peduli lagi pada apa yang kuinginkan.

Jika itu bukan masalah besar bagi appa, maka juga bukan masalah besar bagiku. Itu tidak buruk juga.

"Bagaimana denganmu?" Aku balik bertanya.

Terdengar helaan nafas panjang darinya. "Aku tidak baik-baik saja."

Dia tidak baik-baik saja. Aku mengerti. Ia memang masih terlihat murung pagi ini. Keguguran bukanlah sesuatu yang mudah dihadapi bagi seorang ibu. Ia pasti sedih karena itu.

"Aku kembali ke rumah Kris," lanjutnya.

"Kau di rumah Kris?" Aku membuka jendela tinggi di depanku dan membiarkan udara dingin masuk. "Apa terjadi sesuatu?"

Aku mulai merasa ada yang tidak beres. Tadi pagi ia pamit untuk kembali ke rumah orangtuanya. Dan kini ia berada di tempat Kris. Pasti telah terjadi sesuatu.

"Appa mengantarku 'kembali'. Kau tahu, mereka marah besar setelah aku mengatakannya," Ia memang terdengar sangat lelah. Ku harap ia baik-baik saja. "Aku memberitahu mereka tentangmu, tentang hubunganku dengan Kris, juga tentang aku yang kehilangan bayiku. Karena itu aku kena marah."

"Kau baik-baik saja?" Tanyaku padahal aku tahu jawabannya dengan menilai bagaimana ia bicara.

"Tidak, Yu Ri-ah!" Ia menghela nafas sekali lagi. "Eomma tidak ingin melihatku. Dan appa mengatakan jika aku masih berhubungan denganmu, aku tidak akan pernah diterima di rumah. Aneh sekali. Padahal mereka menyukaimu dulu."

Itu benar. Kedua orangtua Jessica dulu menyukaiku. Tapi sebagai teman anaknya. Bukan untuk hubungan seperti ini.

"Setidaknya, kau tidak mengalami masalah yang sama disana. Aku senang mendengarnya." Katanya kemudian. "Kapan kau kembali ke rumah? Aku tidak mau disini lama-lama. Bisa kau menjemputku?"

That WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang