(Replay 2004) One More Time, I Need to Leave You

284 55 4
                                    

Sangju, musim semi 2007.

Karena aku tidak memiliki tempat tujuan, aku akhirnya pergi ke rumah Halmeoni. Awalnya aku tidak ingin kesana karena selain tidak ingin merepotkan wanita tua itu, aku juga tidak ingin mengaku pada halmeoni bahwa aku hamil sementara aku tidak bisa memberitahukan siapa ayah bayi ini. Jika aku berkata jujur dan menyebut Tae Yeon, tidak akan ada yang percaya padaku. Jika aku berbohong dan mengatakan aku tidak tahu, mereka akan terus mendesakku untuk mengatakan siapa orangnya. Terutama samchon. Karena aku tidak bisa mengatakannya, mereka mungkin akan bersikap seperti Tae Yeon. Memintaku untuk menggugurkan bayi ini. Aku tidak bisa. Aku tidak ingin kehilangannya. Meski Tae Yeon tidak menginginkan anak ini, aku akan terus mempertahankannya.

Tujuan awalku sebenarnya adalah tempat Jessica. Aku berencana menumpang di rumahnya selama beberapa hari hingga aku menemukan tempat yang murah untuk ku tinggali. Toh aku juga sudah memiliki pekerjaan. Aku akan hidup baik-baik saja sendiri. Tapi saat aku meneleponnya, seorang pengendara sepeda lewat di depanku dan nyaris menyerempetku. Untuk aku segera menyadari dan bergerak mundur. Sayang ponsel yang sedang kugunakan untuk menelepon Jessica terlepas dari tanganku. Benda mungil itu menggelinding ke jalanan dan langsung terlindas oleh mobil yang sedang melintas. Aku tidak bisa menghubungi siapapun lagi karenanya. Jadi aku tidak punya pilihan selain pergi ke Sangju. Tempat dimana aku akan diterima meski aku tidak meminta izin atau memberitahukan kedatanganku.

Tetap saja aku tidak bisa selamanya tinggal bersama halmeoni dan samchon. Karena aku tidak bisa menyembunyikan kehamilanku dari mereka. Aku akan mencari tempat lain. Mungkin menyewa sebuah rumah kecil yang agak jauh dari tempat halmeoni. Sangju sepertinya tempat yang lebih baik dari Seoul. Selain biaya hidup disini lebih murah, kemungkinan bertemu Tae Yeon disini secara kebetulan akan sangat rendah. Setelah mendapat tempat tinggal, aku juga akan mencari pekerjaan. Aku punya seorang calon bayi yang harus kuhidupi.

Aku tidak mengatakan rencanaku pada halmeoni atau samchon. Aku hanya mengatakan pada mereka bahwa aku datang untuk berlibur sebentar. Ada sedikit rasa bersalah karena tidak mengatakan kejujuran pada mereka padahal aku sudah memanfaatkan mereka untuk menampungku. Apa boleh buat. Setelah melahirkan nanti, baru aku akan katakan pada mereka. Setidaknya saat itu tidak ada yang bisa menyingkirkan anakku dariku.

"Apa kau punya rencana setelah lulus SMA, Fany-ah?" Tanya samchon padaku saat kami sedang menikmati makan malam. Karena kedatanganku siang tadi, halmeoni masak banyak sekali seolah akan menyambut tamu agung.

Tentu saja aku memiliki rencana. Aku akan mencari pekerjan yang bisa dilakukan wanita hamil. Juga nanti setelah bayiku lahir, ku harap aku bisa membawanya bekerja karena bayi sekecil itu tidak bisa ditinggal sendiri. Mungkin akan sulit menemukan pekerjaan seperti itu. Atau.. Haruskah aku kembali pada rencana awalku? Membuka sebuah restoran kecil. Ah.. Tidak.. Tidak.. Itu agak beresiko. Aku mungkin bisa menanggung resiko gagal seorang diri, tapi tidak dengan bayi ini. Aku akan memerlukan banyak biaya untuk merawat dan menghidupinya kelak.

"Ku rasa aku akan ikut ujian lagi tahun depan." Aku berbohong.

"Kalau begitu.. Tinggal disini saja. Eoh?" Samchon masih berharap aku tinggal dengannya dan halmeoni. "Disini tenang. Sangat cocok untuk belajar. Lagipula harus ada seseorang yang mengurusmu. Kau tidak bisa terus-terusan merepotkan keluarga Kim. Atau.. Mungkinkah kau tidak suka disini?"

Aku tersenyum kecut. "Bukannya aku tidak suka disini. Di Seoul ada perpustakaan yang lengkap. Selain itu aku bisa berdiskusi dengan Tae Yeon." Dalihku. Tidak pernah ku kira menyebut nama Tae Yeon rasanya akan sesakit ini.

"Ah.. Benar juga." Wajah samchon tampak kecewa.

"Bagiku.. Yang penting asalkan kau sehat, tidak apa-apa." Kaya halmeoni. "Dan melihatmu makan dengan lahap begini, aku sangat senang. Benar seperti itu. Anak muda sepertimu harus makan yang banyak."

That WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang