"Kenapa tidak di minum? Kau mau sesuatu yang lain?"
Sejak beberapa menit yang lalu Bila masih terdiam menatap Sugar Daddy nya tanpa berkedip.
"Are you okay?" Pria itu menjulurkan tangannya lalu meletakan telapak tangannya pada dahi Bila.
"Anjir!" Pekik Bila kaget ketika kulit mereka saling bersentuhan dan itu sukses membuat pria itu menarik kembali tangannya dengan cepat.
"Sorry..."
"Eh, enggak-enggak. Gue yang harusnya minta maaf sama lo."
"Anjir Bila apaan sih lo? Santai dong! Kayak gak pernah liat bule aja. Kamseu!"
"Tapi dia cakep banget asli. Baru kali ini ada cowok yang narik perhatian gue sampe segininya."
"Inget Bila! Inget. Selama ini cowok yang tunduk sama lo bukan sebaliknya."
Pergulatan batin itu membuat Bila tanpa sadar meraih gelas berisi ice chocolate di hadapannya dan menyeruputnya dengan semangat. Terdengar kekehan kecil dari pria itu yang membuatnya langsung berpura-pura batuk dan dengan gugup kembali menyimpan gelas itu.
"Anjir, gue, lo, apa itu?" Ucap pria itu dengan dahi yang berkerut.
"Oh itu..." Bila menggigit bibir bawahnya kembali berpikir. Haruskah ia menggunakan kata-kata yang lebih sopan? Mungkin tidak semua orang asing mengerti bahasa yang biasa ia gunakan.
"Bukan apa-apa. Hanya spontanitas saja. Hehe." Bila tersenyum kaku.
"Maaf sudah memintamu untuk bertemu tiba-tiba. Aku hanya tidak bisa menahannya lagi. Aku ingin segera melihatmu."
"Tidak apa-apa. Aku juga penasaran ingin bertemu dengan Sugar Daddy yang sudah memberikanku banyak hadiah tanpa meminta bertemu lebih dulu."
"Sejujurnya aku sempat ragu dan curiga. Ku pikir tidak akan secepat itu dan mana mungkin ada pria yang mau memberikan banyak barang pada gadis yang bahkan tidak dikenalnya sama sekali. Kau tidak takut?" Kali ini Bila sudah lebih berani menatap pria bermata biru itu.
"Aku percaya padamu."
"Eh? Aku?" Tunjuk Bila pada dirinya sendiri. Pria itu mengangguk sambil menegakan posisi duduknya dan kembali tersenyum menatap Bila.
"Sebenarnya keluargaku mendesak ku untuk segera menikah. Mereka khawatir padaku yang terlalu fokus bekerja. Aku kesal, jadi ku putuskan meminta bantuan temanku untuk mencari seorang wanita dan ternyata dia memasukanku ke dalam situs web itu."
"Ah, begitu." Bila menyeruput lagi minumannya dengan sedikit rasa kekecewaan yang bahkan tidak disadarinya.
"Awalnya aku melakukan itu hanya untuk pengalihan dari rasa kekesalanku. Tapi setelah melihat fotomu entah kenapa tujuanku berubah."
"Fotoku? Itu hanya foto seorang anak kecil. Rasanya aneh sekali ketika kau memintaku untuk menunjukan foto masa kecilku daripada fotoku yang sekarang."
"Maaf lagi-lagi aku melakukannya karena kesal."
Bila berdecih, "Dan sekarang aku yang kesal!"
"Tapi foto masa kecilmu ternyata membuatku tanpa ragu memilihmu. Mata itu." Ucap pria itu memajukan tubuhnya hingga wajahnya dan wajah Bila hanya berjarak beberapa centimeter saja.
"Untuk pertama kalinya aku terpesona oleh mata indahmu. Aku menyukainya."
Bila terdiam tetapi detak jantungnya mulai berisik ketika pria itu tersenyum dengan manisnya.
***
"Seriusan dia nganterin gue pulang? Jam segini?" Berkali-kali Bila melirik jam tangannya yang masih menunjukan pukul 11 malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
H A N D ✔ SELESAI
RomanceWARNING ⚠🔞 Victor Alexander Tanovich Jarleo. Tan, seorang konglomerat berdarah biru pewaris perusahaan Rusia yang hidup untuk sebuah misi, membalaskan dendam tragedi yang membuat ia terutama Ibunya hidup dalam luka. Lama ia menunggu hingga akhirnya...