HAND PART 4 - Strangers?

28K 1.1K 1
                                    

"Pa..nas.."

"Are you okay, Sir?"

Ini sudah yang ketiga kalinya pria itu mendadak mengerem mobil yang dikemudikannya. Gesekan ban dengan aspal yang keras menghasilkan bunyi decitan yang membuat ngilu telinga hingga seseorang di ujung telfon terdengar cukup panik. Pria itu membenarkan letak earphone di telinga kanannya sementara tangan kirinya sedang berusaha menyingkirkan tangan Bila yang mencengkram pahanya.

"Sir?"

"I'm okay. Bagaimana di sana? Sudah kau urus?"

"Semuanya sudah siap. Apa Tuan ingin saya jemput?"

"Tidak usah. Aku akan segera sampai."

"Lalu haruskah kami menunggu di sini?"

"Tidak, aku ingin kau segera kembali dan pastikan tidak ada yang tahu soal kedatanganku hari ini."

"Yes, Sir."

Pria itu mengangguk lalu melepas earphonenya dan hendak menghadapkan tubuhnya pada Bila ketika gadis itu dengan cepat menarik lehernya dan menciumnya.

Ciuman ini...

"Damn!" Dengan cepat pria itu menjauhkan tubuh Bila untuk membuatnya duduk dengan benar lalu memasangkan kembali seatbelt yang entah kapan sudah terlepas. Tetapi kemudian desahan tersiksa yang keluar dari bibir Bila membuatnya terdiam dengan rahang yang mengeras.

"P-panas..Mi..mi-num.." Ditatapnya begitu dekat wajah cantik Bila, bibirnya yang merah menggoda serta sorot mata yang tidak fokus.

"Sial!" Umpatnya lagi lalu dengan cepat menjauhkan dirinya dan kembali mengemudi.

Kau tidak tahu berlama-lama dalam situasi ini hanya membuatku semakin ingin membahayakanmu.


Kau tidak tahu berlama-lama dalam situasi ini hanya membuatku semakin ingin membahayakanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lamborghini Aventador SV itu berhenti mulus di parkiran Leo Apartment. Dengan cepat pria itu membuka pintu penumpang dan menggendong Bila dengan gaya bridal. Ada seorang pria berpakaian serba hitam yang menunggunya di dekat lift yang terbuka.

"Go." Ucap pria itu ketika ia dan Bila sudah masuk ke dalam lift. Pria berpakaian serba hitam itu mengangguk patuh lalu menunduk setelah sebelumnya menekankan tombol menuju lantai 35.

"Oh? Dion? Eh, bukan. Hehe." Dengan tatapan yang masih tidak fokus Bila mendongak menatap pria yang menggendongnya sementara kedua tangannya sudah ia kalungkan pada leher pria itu.

"Terus lo siapa? Siapa?!" Teriaknya sambil menggunakan sebelah tangannya untuk menekan-nekan pipi pria itu.

Pria itu hanya terdiam tetapi terlihat jelas bahwa ketegangan dalam dirinya. masih belum hilang. Hal itu diperparah dengan desahan Bila yang semakin intens juga sikap agresif gadis itu yang kini sedang mengusap-usap dadanya.

H A N D ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang