HAND PART 75 - A Betrayal

5.1K 370 39
                                    














Bila kembali masuk ke dalam kamarnya dengan penuh kekesalan.

Dan saat ia meraih ponselnya untuk menghubungi Tan, Jacko lebih dulu membuat ponsel nya berdering.

"Kak Jacko?"

"Bila..."

"..."

Dan saat itu juga tanpa pikir panjang Bila berlari keluar dari kamarnya.












***

Malam itu...

"Aku sangat mencintainya dan aku bersalah padanya. Jadi tolong jaga dia untukku." Mikail berpesan sambil menatap Tan lekat.

Tan mengangguk cepat dan tanpa ragu menjawabnya lantang.

"Pasti. Itu pasti."

Dan ya, Tan bersungguh-sungguh di depan Ayah kandung istrinya itu.

Sampai kemudian ketika helikopter itu terbang menjauhi helipad miliknya Tan masih terdiam di sana. Menengadahkan kepalanya untuk beberapa saat menatap langit gelap tanpa bintang.

"Bagaimana aku akan memberitahukannya padamu? Kau pasti akan lebih membenciku."

Tan berujar gusar. Bagaimanapun ia memang masih membohongi Bila akan beberapa hal, termasuk menyembunyikan fakta soal Mikail padanya.

Beberapa saat kemudian ketika Tan akan beranjak masuk kembali ke dalam mansion, ponsel dalam genggaman tangannya bergetar tak sabaran membuatnya sedikit mengerutkan dahi merasa terganggu bersumpah dalam hati akan memecat siapa saja yang menelfonnya malam-malam begini.

"Kau tidak punya jam atau bagaimana? Kau sadar kau sedang menelepon siapa?" Ucapnya kesal.

Lalu suara seseorang disebrang sana terdengar panik, gugup, dan takut.

"Ma-maaf Tuan, sa-saya tidak bermaksud untuk mengganggu Anda. Tapi saya tidak tahu harus melapor pada siapa lagi, Adam tidak bisa dihubungi."

"Ada apa? Langsung saja." Tan hampir mencapai pintu tetapi kemudian gerakan tangannya yang akan memegang handle pintu terhenti di udara.

"Salah satu bangunan untuk proyek Victor Technology baru saja terbakar."

"Apa?"

"Bangunannya terbakar Tuan," Ulang salah seorang pegawai Tan itu.

"Fuck! Bangunan apa itu? Siapa yang bertanggung jawab? Seberapa besar kerusakannya?"

Alih-alih masuk, Tan memutar tubuhnya menuju garasi mobil lalu dengan dagunya ia memerintahkan seorang pengawal untuk menyalakan lamborghini huracan spyder miliknya.

"Bangunan itu berisi peralatan-peralatan penunjang kerja milik Blue Techno, berkaitan dengan benda-benda elektronik dan listrik. Sa-saya kurang paham tetapi-"

"Ck! Lupakan! Aku akan ke sana sekarang. Pastikan tidak ada yang terluka dan minta petugas pemadam kebakaran untuk segera memadamkan apinya."

"B-ba-baik Tuan."

Dan Tan pun menutup telepon nya kesal, "Sial!"

Sesaat sebelum duduk di kursi kemudi ia terpikirkan Bila yang sekarang tengah tertidur, ingin pamit tapi jika ia membangunkan Bila hanya untuk itu bisa saja Bila marah atau bahkan pusing dan berujung sakit karena dibangunkan tiba-tiba, Tan tidak mau itu terjadi. Maka ia memutuskan memerintahkan begitu banyak pengawal untuk menjaga istrinya meskipun dengan sangat berat hati.

H A N D ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang