HAND PART 17 - Teka-Teki (1)

13K 663 5
                                    

Victor Group Indonesia (VG INA) - Jakarta, Indonesia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Victor Group Indonesia (VG INA) - Jakarta, Indonesia

"Sebuah kehormatan bagi kami bisa mendapatkan kesempatan langka ini dan bekerjasama dengan Anda, Tuan Victor." Seorang pria paruh baya dengan setelan jas dan juga peci di kepalanya tersenyum mengulurkan tangannya pada Tan.

"Ini bukan apa-apa. Indonesia adalah salah satu pasar potensial yang harus terus dikembangkan." Tan tersenyum membalas uluran tangan itu.

Kemudian setelah meminta maaf karena menyuruh Adam untuk mengantarkan pria paruh baya itu keluar ia kembali duduk di kursi kerjanya tepat ketika ponselnya berdering. Dengan cepat Tan menjawab panggilan telfon itu dan tersenyum begitu mendengar suara lembut Lily di sebrang sana.

"Мама, я так скучаю по тебе."

Terdengar kekehan kecil Lily yang membuat Tan kembali tersenyum.

"Ibu juga, sangat merindukanmu. Putraku. Oh ya, bagaimana kabarmu? Kau makan dengan baik kan?"

"Tidak usah mengkhawatirkan hal itu. Aku makan dengan sangat baik. Tunggu, bukankah Adam pasti selalu melapor pada Ibu?"

"Oh! Adam. Kau tidak menyusahkannya kan? Kau tidak memberikannya tugas yang berat kan? Apa dia juga makan dengan baik? Dia selalu menjadi lebih kurus setelah menamanimu tugas luar negri."

"Sebenarnya Ibu mengkhawatirkan aku atau Adam? Tanyakan sendiri padanya!" Bentak Tan yang justru membuat Lily tertawa karena ia tahu bentakan itu bukan ditujukan padanya melainkan pada Adam yang baru saja kembali dengan wajah tidak tahu apa-apa nya.

"Ibuku." Ucap Tan mengulurkan lengannya untuk mendekatkan ponsel itu pada Adam yang sudah membungkuk sopan.

"O-oh, halo Ms. Lily. Tuan Muda Tan makan dengan baik dan beliau tidak memberikan saya tugas yang berat. Saya menikmatinya. Berat badan saya juga naik."

"Ibu dengar sendiri kan?" Lily terkekeh lagi sementara Adam tersenyum kecil karena sudah begitu hafal dengan pertanyaan yang selalu ditanyakan atasannya itu ketika Tan dan dirinya pergi bertugas ke luar negri.

Lalu tanpa bersuara ia meletakan map di atas meja menerima anggukan terima kasih dari Tan sebelum melangkah mundur dan membiarkan bosnya itu melanjutkan kembali pembicaraannya.

"Kakak sudah sampai?"

"Ah, Ibu kasihan padanya."

"Kenapa memangnya?"

"Kakakmu itu masih berada di ruangan Grandma dan Grandpa mu sejak mendarat dari Indonesia. Ibu bahkan tidak diizinkan untuk masuk. Setelah ini kakakmu mungkin akan benar-benar pindah ke Afrika." Tan tertawa puas sesaat kemudian meminta maaf ketika Lily mengomelinya karena sudah menertawakan dr. Alice yang sedang di interogasi akibat ulahnya itu.

"Jadi, siapa dia?" Pertanyaan Lily membuat raut wajah Tan seketika berubah serius, tidak ada senyum apalagi tawa seperti tadi yang ada hanyalah rahangnya yang kemudian mengeras seperti menahan sesuatu.

H A N D ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang