HAND PART 29 - Keep Her Closer

11.1K 539 17
                                    

Victor Group Tower, Moscow.

Adam menghentikan langkah kakinya di depan pintu ruangan Tan ketika ponselnya bergetar, sebelum melihat siapa seseorang yang sudah mengiriminya pesan itu, ia terlebih dulu melirik melalui kaca ke dalam ruangan Tan, pria itu tengah membaca laporan ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Adam menghentikan langkah kakinya di depan pintu ruangan Tan ketika ponselnya bergetar, sebelum melihat siapa seseorang yang sudah mengiriminya pesan itu, ia terlebih dulu melirik melalui kaca ke dalam ruangan Tan, pria itu tengah membaca laporan di tangannya dengan serius.

From: Gadis itu.

Hai Adam!
Apa Bila sudah sampai dengan selamat? Apa kau juga sudah di sana?
Aku hanya ingin memastikan kau tidak melewatkan barang-barang kebutuhan Bila, tapi jika itu terjadi bilang saja padaku akan ku kirimkan dengan segera. Bye!

Selang beberapa detik terdengar kembali bunyi getaran pertanda pesan lain baru saja masuk.

Oh benar! Aku hampir lupa!
Obat penenang!
Tolong pastikan Bila meminumnya. Akhir-akhir ini dia sering bermimpi buruk jadi dia pasti sangat membutuhkan obat itu.
Tolong sampaikan salamku padanya dan pada Tan juga.
Tolong jaga Bila.
Thank's Adam!

Seperti biasa Adam tidak berekspresi sama sekali dan sudah dipastikan ia tidak akan membalas pesan itu. Setelah menyimpan kembali ponselnya pada saku jasnya ia lantas mengetuk pintu dan masuk menghampiri Tan.

"Berikan itu padanya." Hanya dengan lirikan matanya tanpa mengalihkan pandangannya sama sekali dari lembaran berkas itu Tan menyuruh Adam untuk meraih tas kecil milik Bila di sofa dekat meja kerjanya.

"Saya sudah menghubungi designer Anna untuk menyiapkan pakaiannya."

"Biar aku saja yang akan membawanya nanti." Adam mengangguk mengerti.

"Kau ingin mengatakan sesuatu?" Tanya Tan ketika Adam masih saja berdiri diam di hadapannya.

"Gadis itu menghubungi saya."

"Flora maksudmu? Apa katanya?"

"Gadis itu berpesan agar Anda menjaga Nona Nabila dan tidak lupa untuk memberikannya obat penenang karena akhir-akhir ini Nona Nabila sering mengalami mimpi buruk katanya." Tan terdiam tapi kepalanya terangkat menatap Adam.

"Kau mau melakukannya?"

"M-maaf?"

"Aku hanya berpikir itu akan sangat merepotkan, bukan begitu?" Tan terkekeh tapi tidak dengan Adam.

"Lupakan, aku ingin kau segera mengurus berkas kepindahannya ke sini." Adam mengangguk patuh.

"Kau lebih dari tahu apa-apa saja yang perlu dan tidak perlu kau katakan padanya. Setelah itu kau boleh pulang. Istirahatlah."

"Bagaimana dengan Anda? Anda belum beristirahat sama sekali sejak kembali dari Indonesia."

"Adam, apa kau sedang mengkhawatirkanku sekarang?" Tan bergerak meraih jasnya lalu berjalan mendekat ke arah Adam.

H A N D ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang