HAND PART 64 - DIA ANAK KU (2)

9.2K 655 126
                                    





"A-aku bisa menjelaskannya. I-itu.."

"Nabila,"

Tanpa sadar Bila memundurkan tubuhnya ketika Tan semakin mendekat ke arahnya sambil tak lepas menatap lekat kedua matanya.

"Apa kau jangan-jangan..."





***

"Kau sakit?"

"H-ha?"

Bila terkesiap ketika Tan dengan tangannya mengusap keringat di pelipisnya lembut lalu suaminya itu menyerahkan botol kecil tadi pada Bila.

"Kau berkeringat lalu ini obat apa?"

Ah.. Syukurlah.

Bila tersenyum lega karena telah berhasil mendapatkan sebuah ide.

"Aku tidak sakit," Dengan sebelah tangannya Bila menangkup pipi Tan yang masih menatapnya khawatir.

"Ini hanya vitamin yang diberikan kak Alice untuk ku, katanya perubahan cuaca akan sangat ekstrim ke depannya."

Tuhan tolong buat Tan memaafkanku suatu saat nanti.

Setiap kali berbohong Bila selalu melafalkan kalimat itu di hatinya.

"Wah, kau curang kalau begitu."

"W-wait curang apa maksudmu?"

"Kau curang karena hanya kau yang dapat. Aku bagaimana?" Tan menunjuk dirinya sendiri dengan ekspresi lucu hingga membuat Bila tersenyum gemas.

"Kau bisa minta sendiri lain kali."

"Tidak, aku mau yang itu. Aku mau milikmu saja."

"T-tidak boleh. Ini vitamin khusus untuk ku seorang."

"Cih, dasar pelit!"

Bila kembali tersenyum namun sesaat kemudian senyumnya hilang ketika ia menangkap ekspresi wajah Tan yang berubah jahil. Lantas buru-buru Bila menggenggm botol kecil itu dan menyembunyikannya di balik punggungnya tepat ketika Tan hendak meraihnya.

"Oh? Kau sedang apa Bila?"

"Menurutmu? Tentu saja aku sedang berusaha menyembunyikan vitamin ini dari tukang rebut sepertimu!"

"Haha. Apa? Tu-tukang rebut katamu?"

Bila mengangguk sambil tersenyum mengejek.

Yang kemudian disesalinya karena Tan dengan kedua tangannya malah bergerak mengelitiki pinggangnya hingga membuatnya tertawa kencang disela-sela berteriak meminta Tan untuk berhenti namun Tan tentu saja malah semakin menggelitiki Bila dan menggodanya.

Melihat itu Adam ikut tersenyum lalu perlahan mulai melajukan mobil meninggalkan kawasan Manova Medical Center.







***

"Dia sudah tiba?"

"Ya Tuan Muda, baru saja Tuan Michael Blue sampai di paviliun Anda tapi dia masih belum sadarkan diri."

"Bagaimana dengan orangtua ku? Mereka tidak curiga bukan?"

"Sejauh ini kami tidak melihat kecurigaan apapun. Tapi kami akan melaporkan setiap hal yang mencurigakan pada Anda."

"Bagus. Jaga pamanku apapun yang terjadi dan pastikan dokter ada di sampingnya. Hubungi aku lagi kalau dia sudah sadar."

"Baik Tuan Muda Max."

H A N D ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang