"Aku tidak bisa berfikir, Adam. Aku bingung."
"Itu berarti kau sudah menemukan dirimu. Bingung berarti kau mulai mempertimbangkan hal lain selain membalaskan dendammu. Bukan begitu?"
"Entahlah. Tapi satu hal yang pasti, aku sudah tidak bingung lagi pada perasaanku."
"Aku mencintainya Adam, aku mencintai istriku."
Dan di sana Adam tersenyum lega. Tetapi tidak lama ketika Tan tiba-tiba kembali berucap,
"Jangan terlalu banyak bekerja, kau bisa berlibur sesukamu di sana dan aku berjanji tidak akan memecatmu,"
"Dengan begitu suatu hari nanti kalau aku sudah tidak mampu lagi kau bisa melindungi Bila untukku kan?"
***
"Jangan bercanda!" Adam menyela.
"Kau pikir aku siapa sampai aku harus melindunginya?"
"Kau suaminya. Jadi kau yang harus melindunginya. Sekarang ataupun nanti."
Tan terkekeh.
"Bercanda ku tidak lucu ya?"
"Not at all."
"Haha. Yeah, aku hanya asal bicara saja. Karena entah mengapa sejak Bila mengetahui semuanya perasaanku selalu tidak enak. Mungkin ini yang dimaksud dengan rasa bersalah?"
"Karma lebih tepatnya."
"Ck kau!-"
Tan terdiam padahal bibirnya sudah terbuka dan siap meneriaki Adam tetapi kemudian pria itu berhenti.
Karena ia sadar bahwa apa yang dikatakan oleh Adam mungkin benar.
Ini karma untuknya.
Ataukah sebuah firasat lain?
Entah.
Ketika sambungan telfon itu terputus Tan bangkit dari duduknya hendak berjalan menuju kamarnya karena hari sudah malam dan ia khawatir pada Bila.
"Apakah dia masih menangis?" Gumamnya pelan.
Tapi tepat saat ia akan menginjak undangan tangga pertama pintu kamarnya terbuka lalu munculah sosok Bila yang begitu segar, sepertinya gadis itu habis mandi yang sekarang sedang berjongkok sambil tersenyum ketika V bergerak ke arahnya.
"Good boy, sedang apa kau di sini? Hmm?" V mengibas-ngibaskan ekornya.
"Apakah kau lapar? Kau sudah makan malam belum?"
Lalu Bila memeluk V sebelum tatapannya bertemu dengan sepasang mata Tan yang tengah menatapnya di bawah sana.
"Ayo, kita makan."
Dan meskipun sedikit gugup Bila berjalan menuruni tangga bersama V di sampingnya. Ketika berhadapan dengan Tan gadis itu melewatinya begitu saja seolah disana tidak ada sosok pria tampan dengan tinggi menjulang yang sekarang tengah membeku di tempatnya. Menelan salivanya kaku sambil bergumam dalam hati.
"Kau pantas mendapatkannya Tan."
"Sedang apa? Tidak akan makan malam?"
Tan pikir ucapan itu bukan ditujukan padanya karena ia melihat V malah berlarian kesana-kemari bukannya duduk di tempatnya biasa makan. Tetapi ketika ia mendengar langkah Bila mendekat ke arahnya lalu tangan istrinya itu menarik-narik ujung lengan bajunya Tan terkesiap dan seketika menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
H A N D ✔ SELESAI
RomanceWARNING ⚠🔞 Victor Alexander Tanovich Jarleo. Tan, seorang konglomerat berdarah biru pewaris perusahaan Rusia yang hidup untuk sebuah misi, membalaskan dendam tragedi yang membuat ia terutama Ibunya hidup dalam luka. Lama ia menunggu hingga akhirnya...