HAND PART 8 - A Special Day (2) END

20.3K 1K 14
                                    







"Anjir kamvred ya lo! Gue kan pen kenalan tau!"

"Maen kabur gitu aja lagi!"

"Bila parah sih lo."

"Heh, ini gue aktifin loh speaker nya."

Bila melirik ke arah Tan yang tengah menyetir merasa menyesal telah mengaktifkan speaker mode saat sahabat-sahabatnya menelfon.

"Sorry." Ucapnya pelan tapi Tan malah tersenyum dan mengangguk pelan.

"It's okay. Aku ingin mengenal sahabat-sahabat mu."

"Noh dengerin noh! Eh by the way perkenalkan saya Grace, sahabat Bila yang paling cantik."

"Inget Iyo woy! Iyo!" Serobot Flo sebelum melanjutkan. "Saya Flo, sahabat Bila dari SMP."

"Kalo saya Caca, yang paling imut. Salam kenal."

Tan terkekeh, "Halo semua! Grace, Flo, and Caca. Aku Tan, terima kasih sudah mau menghadiri kuliahku tadi." Jawab Tan ceria.

"Pokoknya lain kali kita harus pergi bersama! Harus ya!"

"Anjir aneh banget denger lo ngomong sopan. Bacot haha."

"Udah Bil matiin aja, gak bakalan bener." Kalimat terakhir Caca disusul oleh sambungan telfon yang terputus tiba-tiba.


"Huh.. Dasar." Bila menghela nafasnya lega.

"Kalian sangat akrab ya? Dan mereka kedengarannya sangat bersemangat. Aku merasa seperti punya sahabat juga di sini."

"Haha, kau benar. Mereka adalah sahabat-sahabat yang sangat ku sayangi dan menyayangiku. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana hari-hariku tanpa mereka." Bila tersenyum mengingat momen-momen persahabatannya dengan ketiga sahabatnya itu.

"Kalau aku?" Tanya Tan melirik Bila dari ujung sudut matanya.

"Akan seperti apa hidupmu tanpaku?"

Untuk sesaat Bila terdiam, ini bukan pertama kalinya dia dirayu seperti itu tapi Tan adalah laki-laki pertama yang membuat jantungnya gugup mendengar rayuan itu.

"Entahlah, mungkin aku akan mencari Sugar Daddy yang lain?"

Hening.

Tan masih fokus menyetir dan Bila merasa menyesal, lagi.

"Em-maksudku. Aku akan-"

"Aku akan menjadi Sugar Daddy mu lagi kalau begitu." Jawaban tiba-tiba Tan membuat dahi Bila berkerut.

"Hah?"

"Kau bilang akan mencari Sugar Daddy lagi, maka akan ku pastikan orang itu adalah aku. Agar kau tidak bisa bersama pria lain selain diriku."

"Dasar gombal! Sudah ku bilang itu tidak akan mempan padaku."

Keduanya terkekeh bahkan Bila sempat mencubit pelan lengan Tan yang dibalasnya dengan usapan lembut di puncak kepala gadis itu.

Tiga puluh menit perjalanan dan kini mobil yang mereka tumpangi berhenti di area parkir apartemen Bila. Dengan sigap Tan membukakan pintu mobilnya untuk Bila, menuntun lengannya keluar lalu bergerak membawa gadis itu bersandar pada pintu mobil yang sudah tertutup. Tan melangkah maju dan mengunci tubuh mungil Bila diantara kedua tangannya.

H A N D ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang