HAND PART 77 - The War : Strategy

4.1K 283 15
                                    






⚠⚠⚠
WARNING

Chapter ini dipenuhi oleh plot, alur, kejadian, situasi, waktu, dan tempat yang bisa berubah dengan cepat setiap saat.

Dimohon untuk membaca dengan cermat dan jan pada bingung 😂

Kamsahamnida :)



***

BRAAAAK!

Suara hantaman yang begitu keras diikuti kepulan asap yang keluar dari sebuah mobil yang terguling beberapa kali sebelum berhenti dalam kondisi terbalik terdengar begitu menggema. Tan tidak mampu menyembunyikan kekagetannya atas apa yang baru saja terjadi tepat di depan mata kepalanya sendiri lantas seketika ia memeluk Bila erat menyembunyikan gadis itu dalam dekapannya.

Di sana, diantara kerumunan orang-orang yang panik dan mulai mendekati mobilnya dia melihat Michael Blue berdiri menatapnya tajam.

Dan pria itu tersenyum.







***

"Apa? Berhenti katamu?"

"Aku hanya meminta Paman untuk menjauhkan dia dari Mom dan Dad, aku tidak meminta Paman untuk membunuh!"

Michael Blue terkekeh, sambil merapikan kacamata hitam yang dipakainya ia berjalan santai ke arah seorang pria yang lalu membungkuk hormat begitu melihat kedatangannya dan langsung mengambil alih koper miliknya menuju mobil yang sudah siap tersedia.

"Dia berharga untukku. Apa maksudmu aku akan membunuhnya? She is my girl. Mine."

"I know! Kau tidak akan menyakitinya tapi orang-orang disekitarnya. Dan itu konyol karena Paman tahu apa? Dad sudah tahu kalau dia masih hidup."

Untuk sesaat langkah Michael Blue terhenti, alih-alih segera masuk ke dalam mobil ia termenung kemudian sebuah seringai muncul di wajahnya.

"Kalau begitu ini akan semakin seru bukan?"

"Fuck! Kau benar-benar sudah gil-"

Tut!

Ia mematikan sambungan telepon itu tanpa ragu. Duduk di kursi penumpang lantas meraih cerutu dari balik saku jas nya.

"Dimana dia sekarang?" Tanya nya pada pria tadi yang sudah melajukan sedan hitam itu keluar dari jalur bandara.

"Dia sedang berada di kampusnya Tuan, bersama suaminya dan seorang kerabat."

"JANGAN SEBUT SUAMINYA SIALAN!" Tiba-tiba ia berteriak marah hampir menyulutkan cerutu itu pada wajah si pria tetapi hanya dalam hitungan detik ia kembali bersikap normal, menyandarkan tubuhnya ke kursi dan menyesap cerutunya dalam-dalam.

"Ah aku benar-benar merindukannya. Aroma tubuhnya, wajah cantiknya, aku ingin menyentuh semuanya. Tapi siapa dulu yang harus ku habisi?"






***

"Tekanan darahnya melemah dokter!"

"Oh tidak! Dia mengalami serangan jantung!"

"Dokter, kita harus segera membawanya ke ruang operasi. Pendarahan di kepalanya tidak kunjung berhenti!"

Nginggggggg....

"Tidak... Tidak... Tidak!"

BUGH!

Dengan tinjunya Tan memukul tembok dengan keras membuat Bila yang sedari tadi duduk di kursi seketika bangkit dan berjalan ke arah suaminya itu. Menyentuh pundaknya pelan sementara setitik air matanya jatuh begitu melihat Tan dalam keadaan kacau. Jas yang semula melekat di tubuhnya menghilang di ruang tindakan bersama Ana ketika ia menekan luka sobek akibat pecahan kaca pada perut sahabatnya itu, kemeja putih yang dipakainya kotor, penuh ceceran darah belum lagi tadi Tan dengan panik berusaha membantu petugas medis untuk membawa Ana ke rumah sakit sampai-sampai tangan dan wajahnya juga ikut berlumuran darah.

H A N D ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang