"A-aku pernah hampir diperkosa. Selain itu aku pernah mendapatkan kekerasan seksual. Apa kamu mau menerima semua itu?"
"S-sorry Bil, kayaknya gue lagi mabok deh. Haha."
"Hah? Serius? Kenapa lo baru bilang sekarang? Lo sengaja mau nipu gue ya? Fuck you!"
"Bitch! Anggep aja gue gak pernah ngomong itu."
"Cewek murahan!"
"Sampah!"
Bila terisak, hatinya sakit, kepalanya pening ketika kenangan-kenangan itu kembali berputar di benaknya. Ia hanya bisa menangis dan menangis kala mengingat pria-pria yang dulu begitu mencintainya tiba-tiba berubah membencinya saat ia mengatakan rahasia yang begitu disimpan rapat olehnya itu. Bila kira mereka akan tulus mencintainya beserta kekurangannya juga, tapi ternyata dia salah. Dan hal itulah yang membuatnya memutuskan untuk hanya berpacaran selama satu bulan saja. Ia takut kalau harus kembali merasakan luka itu.
Tapi tiba-tiba Tan datang menyentuh hatinya, membuat Bila tanpa sadar menyerahkan separuh jiwanya untuk dimiliki pria itu dan ia mencintainya. Sungguh. Tapi... Tapi apakah Tan akan tetap mencintainya? Atau justru Tan akan jadi pria kesekian yang menolaknya? Memikirkan hal itu membuat Bila semakin terisak terbaring menyamping di atas ranjang ruang hotel yang sebelumnya ditempatinya. Ia tidak mau memikirkan hal mengerikan itu, tidak, tapi Tan melamarnya dan Bila sangat bahagia sekaligus sedih karena pasti ia sudah membuat pria itu kecewa dan sakit hati.
Haruskah ia kembali lalu menerima lamaran Tan? Dan bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi? Tapi kebohongan tetaplah kebohongan, suatu saat pasti akan terungkap juga dan pasti Tan akan sangat membencinya jika nanti pria itu mengetahuinya dari orang lain dan bukan dirinya. Jadi, Bila memutuskan untuk memantapkan hatinya dan akan menceritakan semuanya pada Tan ketika ia sudah mencoba duduk tapi air matanya kembali mengalir semakin deras.
"Aku tidak bisa. Aku tidak sanggup. Hiks..." Bila menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya lantas kembali menangis pilu.
Pada saat yang bersamaan terdengar suara seseorang membuka pintu lalu berlari dan duduk memeluk Bila, itu Flo yang sudah ikut menangis memeluk Bila erat. Untuk sesaat keduanya terdiam dalam isakan yang tak perlu dijelaskan lagi.
"Gue tau lo bakalan kayak gini." Ucap Flo mengusap air mata di pipi Bila lembut.
"Lo baik-baik aja kan?"
"Flo..." Ucap Bila pelan menatap Flo dengan air mata yang kembali menggenang.
"T-tan..tadi dia ngelamar gue. Gue bahagia banget." Setitik air mata kembali jatuh membasahi pipinya.
"Tapi..tapi gue malah nyakitin dia dan ninggalin dia gitu aja Flo. Gue bener-bener brengsek. Hiks..."
Flo mengusap bahu Bila yang bergetar lantas menggenggam lengan sahabatnya itu erat.
"Gue ngerti apa yang lo rasain sekarang. Dan gue gak bakalan maksain apa-apa ke elo. Tapi Bil..." Flora menyentuh kedua bahu Bila hingga mereka saling bertatapan hangat.
"Gue tau lo cinta sama Tan. Gue tau lo dan dia saling menyayangi. Dan gue tau perasaan kalian tulus."
"Gue takut Flo, hiks."
"Gue gak bisa bilang itu ke Tan. Gue gak bisa. Gue gak sanggup kalo nanti Tan ninggalin gue juga. Terlebih gue gak mau nyakitin dia."
"Emang lo yakin Tan bakalan ninggalin lo?" Bila terdiam.
"Gue emang gak terlalu kenal sama Tan, tapi gue bisa liat dari sikapnya kalo dia bukan cowok kayak gitu. Dia tulus sama lo." Bila terdiam lagi, keyakinannya yang sempat menghilang kembali berkumpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
H A N D ✔ SELESAI
RomanceWARNING ⚠🔞 Victor Alexander Tanovich Jarleo. Tan, seorang konglomerat berdarah biru pewaris perusahaan Rusia yang hidup untuk sebuah misi, membalaskan dendam tragedi yang membuat ia terutama Ibunya hidup dalam luka. Lama ia menunggu hingga akhirnya...