Seattle, Amerika
Perjalanan yang panjang membuat Tan melangkahkan kakinya begitu cepat menuju kamar hotel sementara Adam mengikutinya dari belakang tepat ketika mereka sampai di depan pintu sebelum Tan memerintahkan Adam sudah lebih dulu meminta izin.
"Tuan Muda, silakan beristirahat. Apa yang Anda butuhkan sudah saya siapkan. Saya permisi."
"Telfon dari siapa lagi?" Tanya Tan ketika melihat Adam meraih ponselnya dengan buru-buru.
"Indonesia." Satu kata itu cukup membuat Tan mengangguk lalu mempersilakan Adam pergi. Ia sendiri dengan agak malas bergerak membuka kunci kamarnya lalu melangkah masuk dan di sambut oleh seorang wanita cantik dan sexy dengan lingerie yang begitu menggoda tengah duduk dengan pose menantang di pinggiran ranjang.
"Cih, seumur hidupku aku tidak pernah membayangkan akan meragukan diriku sendiri seperti ini."
Dengan cepat Tan meraih lalu mencium wanita itu, ciuman yang begitu panas dan cepat lalu tak lama kemudian keduanya sama-sama terjatuh ke atas ranjang yang sudah acak-acakan itu.
Keesokan harinya Tan terbangun, sepasang netra biru tajamnya dihadapkan pada sosok seorang wanita berbeda yang lebih cantik dan sexy yang tengah duduk di pinggiran ranjang membelakanginya nyaris telanjang dengan hanya mengenakan celana dalam, dengan cepat Tan bangun lalu memeluk wanita itu dari belakang menempelkan perut sixpack nya begitu dekat pada punggung telanjang wanita itu lalu bergerak menyentuh dan meremas sepasang milik wanita itu dan mengecupi lehernya dengan penuh gairah, awalnya Tan baik-baik saja tapi kemudian ia merasakan bahwa aroma wanita itu tidak sama dengan aroma nya....
"Shit!" Umpat Tan seraya mendorong wanita itu hingga nyaris terjatuh.
"Pergi dari hadapanku." Ucapan yang begitu dingin yang nyaris terdengar seperti bisikan itu membuat wanita itu tak berkutik dan pasrah berlalu pergi setelah mengemasi pakaiannya hingga hampir bertubrukan dengan Adam yang baru saja tiba.
"Tuan Mu-"
"Kenapa kerjamu jadi tidak beres Adam?!"
Bentakan itu membuat Adam buru-buru menunduk sopan menelan kembali hal yang ingin dikatakannya.
"Ku bilang cari wanita yang sama seperti gadis itu!"
"Apa susah menemukan wanita murahan dan naif sepertinya? Hah?!" Tan bangkit lalu menendang sofa dengan keras nafasnya masih menderu menandakan pria itu benar-benar marah dan membuat Adam diam menunggu untuk beberapa saat tapi sepertinya mood bosnya itu sedang sangat berbahaya.
"Apa jadwalku hari ini?" Ucap Tan beberapa saat kemudian dengan nafas yang mulai teratur.
"Anda akan meeting bersama pihak Blue Corp pukul 9."
"Lalu?" Adam mendongak dan mendapati Tan menatap ke arahnya.
"Pukul 11 siang Anda akan menghadiri charity event lalu pukul 4 sore meeting bersama tim arsitek untuk membahas pembangunan hotel baru."
"Okay." Tan berjalan pelan menuju kamar mandi lalu menoleh ketika menyadari Adam masih berdiri di sana, menatapnya.
"Hanya itu jadwal Anda sampai lusa."
"Apa yang sebenarnya ingin kau katakan Adam?"
Adam terdiam membiarkan Tan menelisik pada apa yang ia maksudkan yang pastinya sudah diketahui oleh pria itu.
"Aku pasti akan pulang sesuai jadwal yang ditentukan, tenang saja."
"Tapi Kris sedang di sini, jadi aku harus menemuinya dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
H A N D ✔ SELESAI
RomanceWARNING ⚠🔞 Victor Alexander Tanovich Jarleo. Tan, seorang konglomerat berdarah biru pewaris perusahaan Rusia yang hidup untuk sebuah misi, membalaskan dendam tragedi yang membuat ia terutama Ibunya hidup dalam luka. Lama ia menunggu hingga akhirnya...