HAND PART 80 - The War : Here Comes

5.2K 339 47
                                    









Pria itu terdiam, menaikan selimut untuk menutupi tubuh telanjang Bila lantas menatapnya lekat, menyentuh pipi lembut Bila lalu tersenyum kecil. Kemudian Tan teringat sesuatu, sebelah tangannya lantas menarik laci nakas di samping tempat tidur mereka. Mengambil sebuah gelang yang merupakan gelang pemberian Max untuk Bila yang sudah ia modifikasi lalu perlahan memasangkannya kembali di tangan Bila, memperhatikannya cukup lama sebelum Tan mengecup punggung tangan Bila lembut.

"Aku mencintaimu."

Dan setelahnya Tan bangkit, menyambar atasan piyamanya yang tergeletak di lantai dan memakainya tanpa repot-mengancingkannya terlebih dahulu lantas meraih ponselnya dan meninggalkan kamarnya dengan tatapan serius.

"Halo Paman? Paman bisa membawanya sekarang."

Dan sebuah seringai muncul tepat setelah panggilan telpon itu berakhir.





***

Situasi kembali ke saat dimana Adam sudah berlalu menuju sayap Barat dan Tan terdiam di bawah tangga, menatap lurus ke arah kamarnya. Saat sepasang kakinya hendak naik sesaat sebelum Alice keluar dari kamarnya, ponsel pria itu bergetar. Membuat dahinya mengkerut menyadari tidak mungkin seseorang memanggilnya malam-malam begini kalau bukan masalah serius dan benar saja salah seorang Victor's Guard lah yang menghubunginya.

"Halo Tuan," Ucapnya mengawali.

"Ya, katakan." Tan tak sabaran menunggu.

"Kami sengaja membiarkan pria yang tadi menyerang Nona lolos sesuai yang Anda perintahkan."

Tan terdiam sejenak wajahnya tampak berpikir, "Bagus."

"Tapi maaf Tuan, bolehkah saya bertanya?"

"Silakan,"

"Mengapa Anda menyuruh kami untuk membiarkannya? Bukankah dia adalah anak buah dari pria yang sangat berbahaya yang sekarang sedang kita hadapi?"

"Karena dia sebuah keuntungan." Tan menjawab cepat, sekilas mengingat kembali ketika ia memerintahkan pengawal untuk membiarkan pria itu pergi setelah berpura-pura akan menangkapnya.

"Pardon me?"

"Easy, pola seorang penggertak sepertinya mudah terbaca. Dia pasti tidak akan membiarkan dirinya mati sia-sia tanpa mendapatkan apa-apa untuk dilaporkan pada atasannya."

"Jadi itu sebabnya aku menyuruhmu untuk membiarkannya, dia adalah sebuah keuntungan yang besok atau lusa bisa membawa sesuatu yang aku butuhkan."

"Baik Tuan, untuk sementara hanya itu yang bisa saya laporkan."

"Kerja bagus, pastikan kau dan yang lain tetap waspada akan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi kapan saja."

"Yes, sir."

"Oh, apakah kau sudah memberitahu Adam soal ini?"

"Sudah Tuan, tetapi panggilan telpon dari saya tidak mendapatkan jawaban. Saya juga sudah meninggalkannya sebuah pesan."

"Tidak apa-apa, dia pasti sedang beristirahat. Kembali pada tugasmu."

"Yes, sir."

Dan setelah menutup telponnya Tan buru-buru berjalan menaiki tangga menghampiri Alice yang baru saja keluar dari kamarnya, dengan khawatir menanyakan kondisi Bila dan beruntungnya istrinya itu dalam keadaan baik. Tan lega, tetapi pikirannya kemudian beralih pada kemungkinan yang akan ia coba untuk memancing Michael Blue keluar dari tempat persembunyiannya.

H A N D ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang