Bila terdiam menatap Tan masih terkejut. Tatapan pria itu padanya...tidak bisa ia artikan. Apakah ia telah melakukan kesalahan?
"Tan...."
"Kau menyedihkan." Ucap Tan lagi dengan rahang yang mengeras.
"Kalau aku jadi anak itu lebih baik aku mati daripada harus menanggung malu."
"Kasihan anak itu beruntunglah dia dilahirkan dari keluarga konglomerat. Wajahnya terselamatkan."
"Ayahnya saja begitu mari kita lihat dia di masa depan. Aku tidak sabar untuk menertawakannya."
"Seumur hidupnya anak itu akan menanggung malu perbuatan Ayahnya."
"Masa depan apa yang bisa diharapkan dari anak dengan Ayah seperti itu?"
"Kenapa Ketua Victor tidak menendang dia keluar?"
"Mati saja kau!"
Tan terkekeh dengan mata yang berkaca-kaca membuat Bila tersadar bahwa ucapan-ucapan yang barusan keluar dari mulut Tan adalah tidak lain ditujukan untuk dirinya sendiri.
"Pria itu, Ayahku, dia meninggal karena kecelakaan mobil." Tan memalingkan wajahnya berusaha menyembunyikan tangisannya dari Bila sebelum kembali berucap.
"Dan kau tahu Bila? Ayahku meninggal dengan selingkuhannya. Berdua di dalam mobil itu."
"Astaga..." Ucap Bila dalam hati seraya menutup mulutnya dengan sebelah tangannya, tak kuasa menahan keterkejutan itu.
"Sejak dilahirkan aku hidup sebagai pewaris Grandpa, lalu saat berusia 3 tahun aku berpisah dengan kedua orangtua ku untuk masuk ke asrama khusus. Oleh sebab itu aku tidak memiliki kenangan yang baik dengan Ayahku."
"Awalnya aku sangat benci menjadi diriku sendiri, aku ingin hidupku normal seperti anak kecil pada umumnya maka dari itu aku giat belajar agar segera bisa bertemu dengan kedua orangtua ku tapi ternyata..." Tan terdiam lagi kali ini berusaha menenangkan dirinya sendiri untuk tidak meledak karena setiap kali membicarakan pria itu emosinya selalu naik. Shit!
"Tapi ternyata pria itu mengkhianati Ibu dan tinggal bersama selingkuhannya. Padahal hal pertama yang ku bayangan ketika aku kembali ke rumah adalah pelukan hangat Ibu dan Ayah."
"Memeluk ku erat, Bila."
"Tapi justru malah tangisan kesakitan Ibu yang memenuhi diriku saat itu."
"Aku benci Bila! Aku benci pria itu!!" Bentak Tan marah membuat Bila pada akhirnya menangis bukan karena dibentak tapi karena ikut merasakan perasaan terluka yang menyelimuti Tan.
"Dia menyakitiku dia melukaiku! Dia meninggalkan bekas luka yang tidak akan pernah mengering Bila!" Bentak Tan lagi.
"Kau tahu? Meskipun aku sudah memohon tetapi pria itu tetap pada keegoisannya. Mereka hidup bahagia dan memiliki anak."
"Tidak banyak yang tahu pada saat itu Ibu sedang mengandung adik ku dan pada akhirnya harus keguguran hingga dokter mengatakan Ibu tidak akan pernah bisa mengandung lagi." Lanjut Tan dengan penuh nada kesedihan membuat Bila tak kuasa untuk tidak berhambur memeluk suaminya itu.
"Oh Tuhan Tan..." Peluk Bila erat.
"Maafkan aku. Maaf...aku sungguh tidak bermaksud untuk membuatmu terluka. Hiks..." Tangis Bila dengan tubuh yang bergetar.
Tan terdiam dengan tangan yang mengepal dan geraman amarah yang masih tersisa, pada awalnya ia hanya diam untuk beberapa saat tapi kemudian membalas pelukan itu lebih erat seolah-olah ia sangat membutuhkan Bila dan akan rapuh terjatuh setiap saat karena mungkin akan kehilangan pegangannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
H A N D ✔ SELESAI
RomanceWARNING ⚠🔞 Victor Alexander Tanovich Jarleo. Tan, seorang konglomerat berdarah biru pewaris perusahaan Rusia yang hidup untuk sebuah misi, membalaskan dendam tragedi yang membuat ia terutama Ibunya hidup dalam luka. Lama ia menunggu hingga akhirnya...