HAND PART 43 - Kesalahan Ku

11K 646 131
                                    



Dengan berat hati Bila kembali ke dalam kamar mereka-ralat kamar Tan. Pria itu sudah berganti pakaian kerja namun masih merokok dan tengah berdiri menghadap ke luar jendela. Untuk sesaat Bila terdiam bingung, haruskah ia benar-benar pergi dari sana? Tapi dia istri sah Tan, mereka sudah menikah. Hanya saja... Kesalahan yang telah diperbuatnya menghapuskan mimpinya selama ini untuk memiliki kehidupan pernikahan yang bahagia. Atas itu Bila memang menyesal, sangat, semua ini memang salahnya telah menyakiti Tan, suaminya. Jadi Bila tidak ada pilihan lain selain melakukan apa yang Tan minta, ia bahkan tidak berani menolak karena sekali lagi semua ini terjadi karena salahnya. Dirinya.

Bila berjalan pelan memutari ranjang yang masih berantakan untuk meraih kopernya yang bahkan belum sempat ia bereskan, kalau saja semuanya berjalan mulus mungkin sekarang ia tengah memasukkan baju-baju nya ke dalam lemari dibantu Tan yang sesekali mengacak pakaian mereka lalu Bila akan marah, Tan meminta maaf, dan mereka akan kembali membereskan barang-barang mereka berdua dengan penuh canda tawa.

Sayangnya itu hanya bayangan.

Tangan Bila yang kecil belum lagi bahunya yang sakit membuatnya sedikit kesusahan untuk membawa kopernya itu hingga tanpa sengaja kopernya terjatuh ke lantai dan membuat Tan menoleh merasa terganggu akan suara bedebam itu.

"Kau berharap aku membantumu atau apa? Berisik sekali." Ucap Tan berjalan mendekat.

Bila menelan salivanya kaku lalu buru-buru membungkuk meraih kembali kopernya. Ia bahkan tidak berani untuk menatap mata Tan hingga kakinya sampai di ambang pintu dan barulah ia memberanikan dirinya untuk menoleh pada Tan yang tengah kembali menyesap rokoknya dan membalas tatapannya.

"Kamarmu ada di lantai tiga, paling ujung dekat gudang. Tidak ada orang lain di sini, bahkan pelayan atau security pun tidak ada. Jadi kau tidak harus malu karena diusir dari kamar pengantin seperti ini."

Tan terkekeh menghembuskan asap rokoknya ke udara.

"Aku baik bukan?"

Bila masih terdiam sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak jatuh, sungguh bagaimanapun hal seperti ini tidak pernah ada dalam bayangannya, tidak barang sekalipun. Tapi ternyata semua ini nyata, benar-benar terjadi dalam hidupnya, bohong kalau Bila tidak merasakan sakit di hatinya. Bahkan sekarang sakitnya semakin terasa memilukan ketika ia menatap Tan, suaminya, yang beberapa saat yang lalu masih begitu dekat dengannya namun dalam sekejap mata menjadi begitu jauh hingga Bila tidak mampu lagi untuk menjangkaunya.

"Menunggu apa lagi? Mau ku antarkan?" Tan berjalan mendekat ketika Bila berucap dengan suara bergetar.

"Aku minta maaf."

Langkah Tan pun terhenti seketika, heran, kenapa suara lemah itu dan juga tatapan penuh rasa penyesalan itu membuat hatinya mendadak sakit?

***

"Mau pergi sekarang?" Adam menoleh pada Aleksander yang menyusulnya naik ke atas private port keluarga Victor.

"Ah ya, aku harus segera kembali Aleks. Apa itu?"

"Astaga hampir lupa, ini, Nyonya Lily menitipkan makanan untukmu, Tuan Muda Tan dan juga Nona Nabila." Ucap Aleks menyerahkan dua keranjang berisi box makanan pada Tan.

"Beliau sangat khawatir karena Tuan Muda memutuskan untuk pindah tiba-tiba. Ah, kalau dilihat-lihat sejak malam itu Nyonya Lily memang selalu terlihat khawatir." Adam mengerutkan dahinya penasaran, beruntunglah Aleks adalah tipe orang yang mudah diajak berkomunikasi, tidak sepertinya.

"Malam itu?" Tanya Adam kemudian.

"Ya, malam setelah pesta resepsi pernikahan Tuan Muda Tan dan Nona Nabila. Sekitar lewat tengah malam tiba-tiba Tuan Hero memintaku untuk memeriksa cctv bahkan beliau ikut memantaunya sendiri."

H A N D ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang