Sudah dua hari dan semuanya masih baik-baik saja.
Bila masih bisa menyembunyikan kehamilannya dari Tan meskipun kadang tidak jarang ia mual di hadapan Tan dan harus cepat-cepat berlari ke kamar mandi maka setelahnya Tan akan bertanya khawatir tapi Bila hanya akan menjawab,
"Sepertinya aku terlalu banyak makan hari ini."
Dan Tan masih akan terkekeh juga masih mempercayai alasan itu.
Hanya saja setelah kepulangan mereka dari rumah sakit, mimpi-mimpi buruk itu malah semakin sering menghantui Bila yang kemudian membuatnya sering kali terbangun disaat ia tengah tertidur pulas dan berakhir dengan tidak tidur hingga keesokan harinya.
Seperti sekarang, waktu masih menunjukkan pukul 2 dini hari dan Bila lagi-lagi terbangun dengan keringat dingin di sekujur tubuhnya serta nafas yang tak beraturan.
"It's mine."
"Mine."
"Mine!"
Dalam mimpinya Michael Blue terus menerus hadir seraya mengucapkan kata-kata itu.
Bayinya.
Pria itu mengatakan bahwa bayi yang tengah Bila kandung adalah miliknya.
Oh! Bila harus memejamkan matanya berkali-kali ketika tubuhnya dilanda kengerian yang luar biasa.
Ia masih tidak bisa membayangkan akan seperti apa jadinya jika Tan bahkan Michael Blue tahu bahwa sekarang ia tengah mengandung.
Sedangkan di sisi lain, cukup sudah Bila memiliki pikiran paling egois dalam hidupnya untuk melenyapkan makhluk kecil di dalam perutnya itu.
Karena bagaimanapun keadaannya, seperti apapun hal yang sudah terjadi dan akan terjadi nanti, Bila ingin bayinya, anaknya, tetap hidup bersamanya.
"Enggh~"
Bila menolehkan kepalanya ke samping dan mendapati Tan gelisah dalam tidurnya itu terlihat dari dahinya yang berkerut hingga kedua ujung alis nya yang tebal nyaris bertemu.
Hati-hati sebisa mungkin untuk tidak membangunkan Tan, Bila bergerak mendekat hanya untuk menyentuh lembut dahi Tan sampai kerutan itu menghilang. Lalu tanpa di duganya kedua mata Tan perlahan terbuka namun Bila tahu bahwa sepertinya Tan hanya mengigau.
Untuk itu Bila tersenyum lantas kembali menaruh telapak tangannya di atas dada Tan dan mulai menepuk-nepuk dengan lembut.
"Bila..." Ucap Tan serak.
"Tidak apa-apa, tidurlah."
"Sweetheart..."
"Hmm?"
"Aku mencintaimu."
Dan setelahnya kedua mata Tan kembali terpejam seraya nafas pria itu yang kembali teratur.
KAMU SEDANG MEMBACA
H A N D ✔ SELESAI
RomanceWARNING ⚠🔞 Victor Alexander Tanovich Jarleo. Tan, seorang konglomerat berdarah biru pewaris perusahaan Rusia yang hidup untuk sebuah misi, membalaskan dendam tragedi yang membuat ia terutama Ibunya hidup dalam luka. Lama ia menunggu hingga akhirnya...