HAND PART 76 - The War : Begin

4.8K 374 43
                                    













"Ada lima buah komputer utama yang rusak parah, pada saat kejadian kami berdua sempat menyelamatkan komputer itu karena tahu bahwa semua jaringan terhubung ke sana. Tapi sayangnya kami tidak bisa memperbaikinya." Jelas salah seorangnya lagi.

"Suruh teknisi saja, kita punya."

"Tidak bisa Tuan," Potong pria berkacamata itu lagi.

"Teknisi kita sudah mencoba untuk memperbaikinya tapi nihil, komputer itu memiliki pemilik khusus yang bisa memperbaikinya."

Tidak masuk akal. Tan berucap dalam hati.

Tapi karena proyek Vitor Technology adalah salah satu proyek yang harus segera diselesaikan serta melibatkan dua negara Rusia dan Amerika, malam itu meskipun sedikit curiga Tan menyetujui usul ketiganya.















***

"Hari ini kau jadi presentasi sidangmu?"

Bila mengangguk sambil mengunyah sepotong roti sementara Tan tengah menyesap kopinya.

"Pukul berapa?" Tan bertanya lagi.

"Sebelas."

"Okay, sebelum itu ku pastikan aku sudah ada di kampus mu."

"Untuk?"

Dahi Tan mengkerut, "Tentu saja untuk menemanimu. Tidakkah kau gugup? Dulu bahkan saat aku menyelesaikan dua gelarku aku selalu gugup."

"Tidak sama sekali." Bila menjawab mantap kemudian kembali mengunyah sisa roti di tangannya sementara Tan terdiam menatap istrinya itu.

Ku pikir hubungan kita sudah kembali membaik setelah kemarin.

"Kau tidak berangkat? Sudah hampir pukul 7."

"Ah, ya, tentu." Lalu Tan bangkit dari duduknya, menyambar jas yang ia simpan di kursi dan memakainya sembarang kemudian meraih tas kerjanya tanpa menyadari semua tingkahnya menarik perhatian Bila yang sekarang sudah berdiri dan berjalan menyusulnya menuju pintu.

"Sebelum berangkat ke kampus kau tidak akan pergi kemana-mana kan?"

"Memangnya kenapa? Tidak boleh? Kalau aku pergi ke suatu tempat kau akan mengirimkan puluhan pengawalmu untuk menemaniku? Begitu?"

Tan berdecak sambil berbalik menghadap ke arah Bila yang tanpa ia duga sudah berdiri begitu dekat dengannya sampai-sampai ia harus menunduk untuk melihatnya.

"Aku tidak akan pergi kemana-mana, banyak hal yang harus aku persiapkan untuk presentasi nanti," Kedua tangan Bila terulur dan naik menyentuh dada bidang Tan yang seketika membuat pria itu menahan nafasnya entah karena apa.

"Ana akan membantuku, dia akan kemari nanti."

"O-oh, bagus kalau begitu. Setidaknya aku tidak akan terlalu mengkhawatirkanmu."

"Dasar ceroboh."

"Ha?" Tan terkesiap ketika Bila memukul pelan dadanya.

"Bagaimana bisa kau pergi kerja dengan penampilan seperti ini?"

"Memangnya apa yang sa-"

Ah... Memalukan.

Kancing kemeja yang dipakai Tan tidak terpasang dengan baik, satu kancing terlalu naik sehingga membuat kemeja itu berantakan belum lagi ikatan dasinya tidak enak dipandang mata.

"Akan ku perbaik-"

"Sudahlah. Buka saja."

Dan seketika Bila mencengkram kerah kemeja Tan membuat pria itu terbelalak kaget.

H A N D ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang