HAND PART 15 - It's Wrong

14.2K 692 3
                                    

Tan duduk di sofa sementara Adam berdiri di sampingnya sambil mengerutkan dahi ketika di liriknya Tan terus mengetuk-ngetukan kakinya ke lantai tanpa sadar. Tak lama kemudian seorang wanita cantik berambut panjang agak kecoklatan keluar dari kamar Bila lalu menutup pintu sebelum menatap tajam ke arah Tan. Wanita itu duduk di hadapan Tan lalu menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Tan menatap wanita itu hanya untuk beberapa detik sebelum ia menunduk menghindari tatapan tajam wanita itu.

"Victor Alexander Tanovich Jarleo!"

"...."

"Tan!!!!"

"A-apa?" Jawab Tan gugup dengan masih menunduk.

"Apa kau bilang?! Dasar bajingan!!" Wanita itu meraih bantalan sofa lalu melemparkannya ke arah Tan namun dengan sigap ditangkap dengan baik oleh Adam sebelum berhasil mengenai wajah tampan Tan.

"Kakak!"

"Siapa yang kakakmu? Aku tidak punya adik bajingan seperti mu!"

"dr. Alice saya mohon ja-"

"Diam kau! Kau juga sama saja bajingan nya dengan dia!" Bentakan itu sukses membuat Tan dan Adam terdiam.

Tidak ada yang bisa berkutik ketika seorang Alicia Ivana Manova Jarleo tengah marah seperti ini, termasuk Tan.

"Bisa-bisanya kau menyuruh dia untuk menjemputku dengan sebuah helikopter ditengah-tengah acara ku? Kau tidak tahu betapa malu nya aku?!"

"Di sana banyak sekali senior ku, junior ku, dan kolega-kolega ku yang pasti sekarang sedang memujiku."

"Wah, sudah ku duga Victor Group memang beda."

"Lihatlah betapa ia sangat ingin memperlihatkan apa yang dimilikinya. Read: kekayaannya."

"Ia adalah dokter yang paling sempurna."

"Kenapa tidak berhenti saja? Gaji seorang dokter tidak bisa dibandingkan dengan betapa kaya nya Victor Group."

Dengan sangat pro Alice menirukan ucapan-ucapan itu.

"Saya minta maaf sudah membuat Anda tidak nyaman. Mohon mengerti keadaannya sangat mendesak." Ucap Adam menunduk.

"Kau juga! Kapan kau akan berhenti jadi pesuruh bajingan ini?" Ucap Alice menatap tajam Adam.

"Wah, atau jangan-jangan kau sudah tidak menghormati ku lagi ya? Begitu?"

"Pardon me? B-bukan seperti it-"

"Ini semua ide ku. Jangan menyudutkan dia." Sela Tan.

"Aku tahu kakak kesal. Tap-"

"Aku tidak kesal. Aku marah tahu!"

"Iya, kakak marah. Maafkan aku. Tapi keadaannya benar-benar mendesak. Kebetulan ku dengar kakak sedang berada di Bali, jadi ku pikir tidak ada salahnya untuk meminta bantuan mu."

Alice berdeham gugup ketika Tan menatapnya. "Dia pasi sudah tahu." Batinnya.

"Jadi bagaimana keadaannya?" Ulang Tan.

"Dia mengalami shock yang cukup serius." Tutur Alice dengan dahi berkerut.

"Aku masih belum tahu apa penyebabnya. Tapi sepertinya dia sangat tersiksa." Kini giliran dahi Tan yang berkerut.

"Secara fisik ku simpulkan dia mengalami kekerasan seperti tamparan, cekikan, pukulan, dan aishh aku benci mengatakannya. Kau bisa lihat sendiri."

H A N D ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang