HAND PART 19 - Teka-Teki (2)

11.9K 641 10
                                    

Sudah sejak sepuluh menit yang lalu Bila terus menggenggam tangan Tan yang duduk di sampingnya. Michael Blue duduk di sofa di hadapan mereka sementara Jacko dan Ibunya, Laura duduk di bagian kanan sofa.

"Sudah ku bilang aku tidak tahu kalau calon istri Jacko adalah kakak dari teman sekampusku. Aku tidak berbohong." Bila melirik ke arah Jacko yang menatapnya curiga.

"Lagipula Sandra dan aku tidak dekat sama sekali. Tidak usah panik berlebihan seperti itu."

"Aku bukannya berlebihan tapi siapa yang akan tahu kau tiba-tiba berubah pikiran. Tindakanmu itu tidak bisa diprediksi."

"Ha? Apa aku tidak salah dengar? Kau yang tidak bisa diprediksi! Pertama kau datang ke rumahku dengan tiba-tiba lalu menyerangku dan beberapa hari yang lalu kau juga menyerangku di tempat umum. Dasar gila."

"What? Kau benar-benar bitc-"

"Jacko! Tenanglah." Lagi-lagi Michael Blue bersuara untuk menenangkan. Untuk sesaat tidak ada pembicaraan apapun diantara mereka. Bila semakin mengeratkan genggamannya pada Tan, Tan sibuk menatap Michael Blue yang kini tengah menatap Jacko yang segera menunduk takut. Sementara Laura memilih diam setelah beberapa kali berdeham gugup.

"Keluarga yang aneh." batin Tan.

"Baiklah, kalau begitu bisa ku putuskan bahwa pernikahan Jacko dan Selena akan berlangsung dengan baik-baik saja bukan begitu Bila?"

Bila menggigit bibir bawahnya kaku ketika Michael meliriknya sambil tersenyum kecil.

"Tentu saja. Aku tidak tertarik untuk mengacau dipernikahan seorang pengacau." Ucap Bila sedikit bergetar namun kemudian sebuah senyuman sinis berhasil ditampilkannya.

"Awas saja kalau sampai terjadi sesuatu pada pernikahanku, aku akan mencarimu lebih dulu." Bila berdecih acuh.

"Nah, karena urusan keluarga kami sudah selesai. Bagaimana kalau kita membahas soal dirimu?" Ucapan Laura yang tiba-tiba itu sukses membuat Bila memutar kepalanya cepat ke arah wanita paruh baya itu.

"Oh benar juga. Bagaimanapun aku ayahmu Nabila, jadi kapan kalian akan meni-"

"Aku tidak punya ayah." Potong Bila cepat membuat dahi Michael mengerut tak suka.

"Dan aku tidak suka kau mencampuri urusanku. Aku juga tidak mencampuri urusan keluargamu kan?" Bila kembali melirik Laura yang sudah akan berteriak kesal.

"Dasar anak kurang ajar! Ka-"

"Kami akan menikah secepatnya." Ucapan Tan pada akhirnya berhasil memecahkan ketegangan itu. Diliriknya Bila yang tampak agak terkejut lalu ia tersenyum mengangguk kecil menenangkan.

"Dari mana asalmu pria muda?"

"Moskow, Rusia."

"Dan keluargamu....?"

"Victor. Kakekku Victor Jarleo. Kalau Anda pernah mendengar Victor Group, itu adalah perusahaan kami."

Penjelasan singkat Tan berhasil membuat Michael dan Laura terdiam dengan mulut yang setengah terbuka. Victor Group, tentu saja mereka sering mendengar nama itu. Kau bukan orang kaya kalau tidak pernah mendengar nama perusahaan raksasa sekaligus keluarga konglomerat terpandang itu.

"Cih, sombong sekali." Ucap Jacko pelan.



***

Bila duduk dengan hati-hati di pinggiran ranjang itu, tersenyum pahit menatap sesosok wanita muda cantik yang terbaring tak sadarkan diri dengan alat bantu pernafasan di sekitar mulut dan hidungnya.

H A N D ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang