HAND PART 72 - Hurt

5.1K 494 49
                                    



















Hening.

Sampai keduanya berdiri berhadapan.

Sampai keduanya masih terdiam ketika suara hati mereka berteriak begitu keras.

'Apa yang sedang kau sembunyikan dariku?'

Tapi Bila terlalu terbaca, gadis itu tidak pandai berbohong soal perasaannya. Terlebih Tan bisa melihat sedari tadi gadis itu terus mengigit bibir bawahnya.

Sebuah tanda yang begitu Tan hafal.

Sedangkan Tan, sosoknya yang begitu kokoh membuat Bila dilanda rasa ketakutan yang teramat dalam seketika teringatkan ketika pertama kalinya ia berbuat kesalahan dengan mengkhianati Tan.

Sebuah kesalahan yang sampai sekarang masih memberikan mimpi buruk di setiap tidurnya.

"Tan aku..."

Tapi kemudian Bila berucap lebih dulu.

Dan Tan menunggu.

Sebab kalimat Bila akan menentukan tindakannya setelah ini.
























***

"Aku harus pergi sekarang."

Dahi Tan mengkerut.

"Pergi? Kemana?"

"A-ah, dosen pembimbingku ingin aku menemuinya. Ini tentang final project ku."

Tan masih menatap Bila lekat, istrinya itu sudah tidak mengigit bibir bawahnya lagi namun Tan masih bisa melihat sedikit kekhawatiran di wajah cantik itu.

Tapi dengan sedikit kelegaan di hatinya Tan berjalan mendekat mengikis jarak diantaranya dan Bila lantas tersenyum kecil.

"Aku akan mengantarmu."

"Oh tidak!" Bukan hanya Tan, Bila sendiri pun kaget ketika dirinya tiba-tiba berteriak seperti itu.

"Maksudku, tidak usah. Aku bisa pergi sendiri. Lagipula kami akan bertemu di kafe di dekat butik milik Ana."

"He.He."

Bila! Apa-apaan he.he. itu? Dasar bodoh!

Bila merutuk dalam hati.

Pasrah kalau setelah ini Tan tidak akan membiarkannya pergi sendirian.

"Oh begitu. Tapi tetap saja, kau sedang mengandung Bila. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi sendirian."

Tuh kan...

"Aku akan menyuruh salah satu pengawal untuk mengantarkanmu."

"Hah?.... Oh-y-ya, baiklah. Kalau begitu aku akan bersiap-siap."

Tan tersenyum mengangguk lalu berjalan menuju sofa sambil menelfon seseorang.

Sementara Bila menatap Tan sedikit heran.

Tumben sekali pria itu tidak memaksanya.

Tiga puluh menit kemudian Bila sampai di kafe dimana ia akan bertemu dengan dosen pembimbingnya, ia tidak berbohong soal ini karena tadi ia sempat mendapatkan surel dari dosen pembimbingnya itu untuk membicarakan perihal final project yang sudah dikerjakannya setengah jalan.

"Kau tidak akan duduk di mobil dan diam-diam mengawasiku kan?"

"Tidak nona." Pengawal itu tersenyum kecil ketika Bila menatapnya penuh selidik.

H A N D ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang