HAND PART 14 - Sebuah Keterikatan

14.5K 664 5
                                    


"I'm sorry honey, aku lupa kalau sudah ada janji dengan Ibu mu. Kami harus melihat rancangan gaun pengantin yang akan ku pakai di hari pernikahan kita nanti."

"Tidak apa-apa. Bersenang-senanglah dengan Ibuku. Oh ya, adikmu sudah kau suruh ke sini kan?"

"Ya, Sandra akan sampai sebentar lagi."

Jacko menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya tepat ketika Sandra muncul.

"Kak! Maaf membuatmu menunggu."

"Tidak apa-apa. Aku yang harusnya minta maaf sudah merepotkanmu untuk persiapan pernikahan kami."

"Merepotkan apanya, ini kan pernikahan kakak ku. Tentu aku harus membantu." Senyum Sandra.

"Kalau begitu ayo." Keduanya kemudian melangkah memasuki Choco cafe.

"Kita hanya perlu menemui manajernya saja kan?" Tanya Sandra.

"Kak?"

"Ah? Ya. Ya, manajernya."

"Okay."

"Oh? Nabila?" Seru Sandra, membuat sepasang mata Jacko yang sudah lebih dulu menangkap sosok yang disebutkan itu merespon seruannya dengan cepat.

"Ada apa? Kau kenal seseorang di sini?" Tanya Jacko berpura-pura.

"Ah, itu. Ada teman sekampusku dan juga pacarnya. Wah, mereka benar-benar pacaran rupanya." Kekeh Sandra.

"Pacar? Pria itu?" Gumam Jacko pelan menatap ke arah Tan yang terkekeh melihat kepergian Bila menuju toilet.

"Ah, kak! Aku harus menemui temanku dulu sebentar. Tidak apa-apa kan?"

"Em, ya. Silakan. Aku akan menemui manajer kafe nya duluan setelah itu kau boleh menyusul, Sandra." Sandra mengangguk lalu berlari kecil menuju Tan yang tengah sendirian.

Sementara itu Jacko melangkah menuju counter untuk bertanya pada salah seorang pegawai.

"Toiletnya ada di sebelah mana?"

***

"Hi, masih mengingatku?" Sandra tersenyum duduk di hadapan Tan.

"Kau...? Sandra?"

"That's right! Senangnya ternyata kau masih ingat namaku."

"Tentu saja. Kau kan teman pacarku."

"Ck, kami bukan teman. Hanya teman satu kampus." Tan terkekeh.

"Bila pergi kemana? Kenapa dia meninggalkan pacarnya yang sangat tampan ini? Dia tidak takut kalau aku mungkin akan merebutmu ya?"

Tan terkekeh lagi. "Memangnya kau tertarik padaku?"

"Tentu saja. Kau tampan dan kaya. Siapa juga yang tidak tertarik padamu?"

"Cih, kau sangat terus terang ya." Sandra tersenyum sambil mengedipkan satu matanya pada Tan.

Sementara itu di toilet...

"Kayaknya gue belum sepenuhnya bisa jujur hari ini deh sama Tan."

"Hah? Kenapa? Bukannya lo udah yakin banget ya kemaren?" Suara Flo di ujung sana.

"Gue takut Tan bakalan kecewa sama gue setelah denger semuanya. Apalagi soal itu."

"Ya udah sih. Jangan buru-buru juga. Tan kan baik terus pengertian lagi."

"...."

"Bil?"

"Lo gak pingsan di toilet kan?"

H A N D ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang