HAND PART 45 - Kejutan

11K 666 94
                                    





Pukul 5 pagi Bila terbangun dari tidurnya, entah mengapa tidurnya terasa nyenyak semalam padahal sebelumnya ia menangis cukup lama sampai kemudian ia jatuh tertidur dan ia bermimpi. Ya, Bila bermimpi bahwa Tan ada di sampingnya dan mengusap pipinya lembut begitu nyaman.

Saat itu setelah memasakan makan malam Bila lantas bergegas kembali ke kamarnya takut kalau-kalau akan berpapasan lagi dengan Tan dan kebetulan saat ia kembali ke kamarnya Flora menelfon dan selanjutnya mengalirlah semua kisah memilukan itu dari mulut Bila meskipun dengan berat hati. Bila tidak bisa berbohong pada sahabatnya itu dan ia butuh seseorang untuk bercerita.

Perlahan Bila bangkit lalu bergerak merapikan ranjangnya setelahnya ia berjalan ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci muka. Kemarin Adam bilang bahwa hari ini ia sudah bisa kembali ke kampus dan hal itu sedikit bisa mengalihkan kesedihannya karena setidaknya Bila bisa keluar dari mansion yang menyesakkan ini.

Dengan hati-hati Bila menuruni tangga dan berjalan menuju dapur, sesekali mengedarkan pandangannya ke sekeliling kalau-kalau Tan muncul di sana. Tapi suasana pagi itu cukup tenang hingga Bila sedikit bisa bernafas lega. Kelegaan yang entah mengapa membuat hatinya mencolos sakit mengingat bahwa sekarang Tan pasti tidur berdua bersama Kris, kekasihnya dan bukan dirinya, yang adalah istrinya. Memikirkan hal itu membuat kedua mata Bila tiba-tiba panas membuatnya harus menengadah agar pagi harinya yang dingin tidak disambut oleh air mata.

Mencoba setenang mungkin Bila mulai memasak menu sarapan sederhananya, sandwich. Ia sedikit tersenyum bersyukur bahwa di mansion ini ia bisa memasak dengan bebas tidak seperti di mansion Grandpa dengan banyak sekali pelayan yang membuat kepala Bila pusing. Setengah jam kemudian Bila menaruh beberapa potong sandwich di atas piring lalu menutupinya dengan tudung saji kecil kemudian ia bergerak membuka lemari dan mengeluarkan dua kotak bekal lantas memasukan beberapa potong lagi sandwich ke dalamnya.

"Oh? Kenapa kau datang pagi-pagi sekali?" Berjalan dari arah pintu Adam tersenyum sedikit membungkuk pada Bila.

"Saya hanya ingin memastikan bahwa nona tidak lupa."

"Ey, tidak mungkin. Diriku ini lumayan bisa diandalkan kok." Senyum Bila.

"Kelas nona akan dimulai pukul 9 pagi tapi kenapa nona sudah bangun sepagi ini?"

"Aku sengaja. Aku ingin membuatkan sarapan dulu untuk Tan dan Kris, belum lagi sebisa mungkin aku tidak boleh menampakan diriku di depan Tan. Jadi mulai hari ini aku harus selalu bangun lebih awal." Bila menunduk merapikan kotak bekal itu sementara tanpa ia sadari Adam menatapnya lekat.

Semalam Flora menelfonnya dan gadis itu memarahinya. Lebih kepada meminta penjelasan tentang semua hal yang terjadi pada Bila dan Adam cukup terkejut mengetahui gadis rapuh di hadapannya ini bisa begitu kuat dengan menceritakan semua hal kejam yang telah dialaminya.

"Kau suka kopi? Mau ku buatkan?" Tanya Bila tiba-tiba membuat Adam terkesiap dari lamunannya.

"E-em, tidak apa-apa saya bisa membuatnya sendiri nanti."

"Tidak apa-apa, biar aku saja. Kebetulan aku juga ingin membuat coklat panas, cuaca di luar benar-benar dingin kan?"

"Y-ya nona benar."

"Adam, boleh aku meminta sesuatu darimu?"

Adam mengangguk pelan, was-was.

"Berhenti memanggilku nona atau anda. Kau bisa bicara santai padaku lagipula kau kan lebih tua dariku."

H A N D ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang