WARNING ⚠🔞
Victor Alexander Tanovich Jarleo.
Tan, seorang konglomerat berdarah biru pewaris perusahaan Rusia yang hidup untuk sebuah misi, membalaskan dendam tragedi yang membuat ia terutama Ibunya hidup dalam luka.
Lama ia menunggu hingga akhirnya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Victor Group Skyscraper, Saint Petersburg
Sekali lagi hanya untuk memastikan Tan mengarahkan ponselnya pada pemuda di hadapannya.
"Benar, gadis ini!" Pekiknya mengangguk-angguk menatap foto Bila di ponsel Tan.
"Apa lagi yang pria itu lakukan?"
"Tuan Michael hanya terus menyebut gadis ini sebagai wanita-nya...ah!"
Dahi Tan mengerut ketika melihat pemuda itu menatapnya tajam.
"Aku ingat, sesaat sebelum kami pergi dari tempat itu, ketika ku pikir dia sudah akan menyimpan foto gadis ini kembali ke dalam dompetnya, tiba-tiba saja dia menunduk lalu menciumi foto itu,"
"Dan yang masih membuatku merinding sampai sekarang adalah Tuan Michael tersenyum setelahnya. Wah...aku benar-benar takut. Dia seperti seorang psychopath."
Tan terdiam lantas menyimpan ponselnya ke atas meja. Tak lama kemudian Adam masuk bersama dua orang Victor's Guard yang lalu memegangi tangan pemuda itu.
"Ada lagi yang ingin Anda tanyakan Tuan Muda?" Ucap Adam kepada Tan yang sudah berjalan lalu berdiri menghadap ke arah luar jendela.
"Tidak, lanjutkan saja."
"Baik."
Adam membungkuk sedikit lalu mengisyaratkan pemuda itu agar segera dibawa keluar sementara ia sudah akan mengikuti dari belakang ketika Tan menahannya di ambang pintu.
"Adam, aku sendiri yang berpikiran seperti ini atau kau juga?" Tan menoleh.
Adam terdiam lalu berbalik sepenuhnya menatap Tan.
"Kalau memang apa yang kau dan aku pikirkan itu benar, berarti istrimu benar-benar sedang dalam bahaya."
"Apa itu mungkin?" Tanya Tan lagi, kali ini ia sudah kembali berjalan untuk duduk di kursi kerjanya.
"Michael Blue bahkan rela mengadopsi Bila yang bukan siapa-siapa nya sampai hubungannya dengan Laura istrinya sempat tidak baik. Menurutmu apa sedangkal itu pikirannya?"
Rahang Adam tiba-tiba mengeras entah kenapa, ia lantas berjalan mendekat dan berdiri di depan meja kerja Tan.
"Dangkal katamu? Kau tidak ingat isi dokumen itu? Michael Blue melecehkan istrimu bahkan ketika dia masih sangat kecil."
Tan terdiam lagi.
Aku tidak lupa Adam, tidak akan.
"Sudah berhasil menemukan sesuatu dari dokumen itu?" Tanya Adam melembut ketika dilihatnya Tan yang terdiam.
"Hanya tinggal satu dokumen lagi yang belum bisa ku buka. Aku butuh password lain."
