HAND PART 68 - The Letter (3)

6.1K 454 114
                                    








Senja menggelap.

Bila mengeratkan pelukannya pada Tan sementara kedua matanya masih tertutup rapat.

Setelah menghabiskan bermangkuk-mangkuk bakso gadis itu mengantuk lalu tertidur dengan Tan di sampingnya. Jadilah mereka berdua terlelap berdempetan di ranjang pasien hanya saja kali ini ranjang itu tidak berisik.

Tidak berapa lama suara getar ponselnya membuat Tan perlahan membuka matanya, melirik sedilit ke arah sampingnya dan tersenyum mendapati Bila begitu dekat dengan detak jantungnya.

Hati-hati Tan menarik sebelah tangannya yang menjadi bantalan untuk kepala Bila lantas menggantinya dengan bantal sungguhan, menarik selimut sampai ke dada Bila lalu mencium kening istrinya itu lembut sebelum ia bangkit dan meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas di samping ranjang.

Sebuah pesan dari Adam.

"Kami sudah berangkat."

Membuat Tan tersenyum kecil.

Ia lalu menaruh ponselnya ke dalam saku celananya mencium kening Bila sekali lagi sebelum berjalan keluar menuju kantin.

Karena Tan kembali merasakan haus akibat rasa pedas dan panas yang menurutnya masih saja menempel di kerongkongannya meskipun sebelum tidur ia telah meminum dua botol air berukuran sedang.

"Kau ini sebenarnya seorang dokter atau seorang pasien? Lemas sekali." Sapa Tan ketika tengah berjalan hendak kembali menuju ruang perawatan Bila ia berpapasan dengan Cecilia di koridor.

"Diam kau. Aku sedang pusing!"

Tan terkekeh membiarkan Cecilia meraih botol air dari tangannya yang isinya tinggal sedikit lalu meneguknya hingga tandas.

"Hah! Segarnya."

"Ck, apa kau memang sesibuk itu? Mana tim mu yang lain? Tidak mungkin kau bekerja sendirian kan?"

Tan meraih botol air kosong itu dari tangan Cecilia lalu membuangnya ke tempat sampah di dekat mereka.

"Kau lupa? Aku sedang merawat pasien VVIP, so exclusive."

"Dia berulah lagi. Beberapa saat yang lalu seorang perawat yang hendak mengontrol keadaannya terluka terkena sayatan silet."

"Entah darimana pria tua itu bisa tiba-tiba mendapatkan sebuah silet. Aku tidak habis pikir, dia bahkan mencoba untuk kabur saat jelas-jelas sedang diawasi."

Tan terdiam fokus, bukan menyimak cerita Cecilia namun terdiam karena ia baru mengingat sesuatu yang sangat penting.

Karena kondisi Bila, ia sampai melupakan hal itu.

Michael Blue berada di rumah sakit yang sama dengan Bila!

Tan lantas berlari meninggalkan Cecilia yang menatap kepergiannya heran.

BRAK!

Tan membuka pintu kasar, nafasnya yang memburu perlahan melembut begitu mendapati Bila masih terlelap di atas ranjang hadapannya.

"Sial! Kenapa aku bisa lupa?" Ucapnya lalu duduk di sofa, memejamkan matanya sebentar untuk menormalkan detak jantungnya yang tak beraturan.

"Permisi."

Seorang suster muncul dari pintu yang masih terbuka, Tan menoleh lalu mengangguk mempersilakan suster itu untuk masuk.

"Ada paket untuk Anda."

"Ah ya, terima kasih." Suster itu tersenyum kemudian berjalan keluar setelah meletakkan paket itu di atas meja di hadapan Tan.

Karena sudah menunggu-nunggu Tan bergegas meraih amplop coklat itu, membukanya dengan hati-hati lantas terdiam.

H A N D ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang