Dengan hati-hati Tan berdiri dari duduknya, menggendong Bila dengan gaya bridal. Namun baru selangkah berjalan Tan kembali berhenti ketika ia merasakan telapak tangan kanannya yang ia selipkan diantara kaki Bila menyentuh sesuatu yang basah. Mau tidak mau Tan kembali duduk sebelah tangannya masih menyangga kepala Bila memastikan agar istrinya itu tidak akan jatuh dan benar saja, Tan lah yang hampir jatuh ke belakang kalau saja tidak ada tembok di belakang yang menahan tubuhnya yang hampir oleng sesaat setelah pria itu melihat darah segar di telapak tangan kanannya dan bukan hanya itu, darah itu juga tercecer di lantai tepat dimana Bila hampir terjatuh tadi.
Tan menelan salivanya gugup. Buru-buru ia mengalihkan pandangannya pada Bila meminta penjelasan namun yang didapati Tan hanyalah setetes air mata yang mengalir dari sudut mata Bila sebelum kelopaknya tertutup sempurna.
"No! Please!!"
***
05:00 AM - Blue Hospital, Seattle

Yang Bila rasakan pertama kali ketika ia perlahan-lahan membuka matanya adalah ruangan tempatnya berbaring sekarang terasa asing, masih samar gadis itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan tapi jelas-jelas ia tahu bahwa ruangan ini bukan ruangan hotel yang ditempati sebelumnya juga bukan ballroom tempat acara perayaan berlangsung. Lantas sedang di mana ia sekarang?
Lalu pandangan Bila jatuh pada tangan kanannya yang tidak dipasangi jarum infus, tangan itu berada di atas selimut yang menutupi perutnya.
Perutnya.
Bayinya.
Seketika Bila dilanda panik yang luar biasa hingga ia bangkit dari tidurnya dan langsung duduk dengan kedua mata yang membola menunduk menatap perutnya.
Sakit yang beberapa jam yang lalu dirasakannya memang sudah reda tapi itu justru lebih membuatnya khawatir.
Apakah...
Apakah Bila sudah kehilangan bayi nya?
"Bayi mu baik-baik saja."
Bila menghela nafasnya lega lantas setitik air mata bahagia jatuh membasahi pipinya sedangkan tangannya bergerak mengusap lembut perutnya, sayang. Tapi mana kala ia mengenali suara itu ketakutan di matanya kembali hadir lalu beberapa detik selanjutnya sepasang matanya bertemu dengan sepasang netra biru tajam yang tengah menatapnya di bawah kegelapan.
Tan.
Duduk di sofa tepat di hadapan Bila, menatapnya lurus seperti seorang hakim yang siap menjatuhi hukuman pada seorang pendosa.
Dan belum apa-apa Bila sudah kembali menitikkan air matanya.
"Tan...."
Tiba-tiba Tan bangkit dari duduknya, memasukkan sebelah tangannya pada saku celananya lantas berjalan mendekat ke arah Bila.
Pelan dan membuat Bila semakin takut.
"Aku bisa jelaskan." Ucap Bila serak kepalanya mengikuti arah langkah Tan yang kini sudah berdiri di sampingnya masih menatapnya.
"Apalagi?"
Bila mengerutkan dahinya bingung.
"APALAGI YANG COBA KAU SEMBUNYIKAN DARI KU?!"
Bila mendongak ketika Tan dengan kasar mencengkram kerah baju pasien yang dipakainya dan mendekatkan wajahnya pada wajah pria itu yang menatapnya dengan penuh amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
H A N D ✔ SELESAI
RomanceWARNING ⚠🔞 Victor Alexander Tanovich Jarleo. Tan, seorang konglomerat berdarah biru pewaris perusahaan Rusia yang hidup untuk sebuah misi, membalaskan dendam tragedi yang membuat ia terutama Ibunya hidup dalam luka. Lama ia menunggu hingga akhirnya...