Stand by me

639 47 0
                                    

Butuh waktu yang lama, Singto tidak benar-benar dalam tidurnya. Hanya menutup mata dalam diamnya. Setelah Krist tenang kembali. Mengambil air mineral.
"Terima kasih."Krist menatap Singto yang masih memejamkan matanya. Singto membuka matanya, lalu...
" hahahahaha..."Singto tertawa terbahak-bahak memegangi perutnya.
"Oi...Kau memang menyebalkan!!kau menertawakanku!!!Apa yang lucu, Hah!!?"Krist kembali kesal. Singto merogoh sakunya. Mengambil gambar Krist yang sedang kesal, bertambah kesal setelah tiba-tiba Singto mengambil potret dirinya.
" Hey!!!"Krist menatap tajam Singto, lalu Singto menyodorkan hasil jepretannya sambil tidak berhenti terkekeh. Ternyata diri Krist kacau seperti panda yang habis bangun tidur. Krist sendiri terkejut lalu tertawa terbahak-bahak, menghentikan tawa Singto yang kini menatapnya tanpa henti.
Krist menyadari Singto menatapnya...
"Jangan mengasihaniku seperti itu. Aku tidak suka dikasihani apalagi oleh orang menyebalkan sepertimu."ketus Krist memalingkan wajahnya ke arah jendela tersipu melihat sesaat wajah Singto yang terlihat tampan dengan kacamatanya.
" Kau sudah baikkan?"tanya Singto yang masih menatapnya.
"Uum." jawab Krist singkat, kembali minum air mineralnya menutupi rasa gugupnya.
"Sudah jam 10malam. Kau ingin pulang sekarang?"tanya Singto
" Ti..tidak...aku masih ingin menikmati pemandangan ini. Hey...bagaimana kau tahu tempat seindah ini?lain kali kalau suntuk aku ingin kembali ke sini lagi."tanya Krist kembali dalam senyumnya.
"Ya. Tiba-tiba saja menemukan tempat ini sewaktu dulu Maeku meninggal dunia." jawab Singto. Krist jadi merasa bersalah mengingatkan Singto pada hal itu.
"Kau tidak ingat. Krist...tentu saja...itu sudah lama...kau pasti lupa."batin Singto
" ohhh. Maaf...aku mengingatkanmu pada hal ini"Krist menatap Singto
"Jangan mengasihaniku seperti itu. Aku tidak suka dikasihani apalagi oleh orang menyebalkan sepertimu."Singto menirukan kata-kata Krist tadi dan juga setiap gerakannya.
Menambah kekesalan Krist lalu hendak memukul bahunya namun tangan Krist mampu ditangkap Singto hingga wajah keduanya tinggal beberapa inci. Jantung Krist langsung meledak tak beraturan. Wajahnya langsung memerah. Meneguk salivanya. Begitu juga Singto hanya memandang bibir manis didepannya kini, ingin melumatnya. Jantungnya berdetak kencang. Pikirannya mulai meracu kemana-mana.

You're my music [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang