savety home

391 20 25
                                    

Pagi yang cerah, sinar pagi membuat mata Krist yang tertidur lelap, mencoba untuk terbangun.
Saat Krist beralih kesisi satunya menghindari sinar lembut itu. Singto yang sudah berpakaian rapi, kembali membaringkan tubuhnya di ranjang, mencium kening dan memeluknya.
Krist mendongakkan matanya, mengelus luka lebam yang masih tersisa di wajah Singto merasa sedih melihatnya, Singto yang tersenyum, membuat Krist membalas senyumannya, bahwa semalam bukan mimpi, dirinya kini berada disisi pujaan hatinya. Merasakan kehangatan pelukan tunangannya. Merasa aman disisinya. Dan mencium lagi aroma tubuhnya. Krist mengeratkan pelukannya. Begitu juga Singto.
"Buruan mandi...ayo kita sarapan."Singto berdiri, berputar mengelilingi ranjang di sisi satunya. Dengan tiba-tiba menggendong Krist ala Bridestyle menuju kamar mandi.
"Jangan lama-lama atau aku akan menerobos masuk ke dalam."goda Singto. Krist mendelikkan matanya.
Saat Krist selesai mandi. Tenyata Singto masih menunggunya di kamar sembari bermain game.
"Phi Sing..."Krist berpikir Singto sudah di lantai bawah, di ruang makan bersama keluarganya. Singto mampu melihat dengan jelas masih terdapat beberapa lebam, luka lecet dan gigitan dari Si Ular itu.
Krist yang membelakanginya menghadap pintu lemari untuk berganti pakaian. Sedikit terkejut saat Singto memeluknya dari belakang, tubuh Krist secara otomatis shakyly.
Singto secara lembut melingkarkan tangan di pinggang Krist. Tubuh Krist terasa kaku. Mematung seperti patung. Singto memeluk Krist dari belakang secara erat. Mencium bahu tunangannya yang begitu memabukkannya.
"Kit...Phi Sing...minta maaf tidak bisa menjagamu dengan baik. Phi Sing...sudah tahu apa yang terjadi...jadi kau jangan berpikir kau merasa aku akan menjauhimu...I Love you...so much...Apabila kau sudah siap..Phi Sing akan mengirimnya ke penjara..."Krist menitikkan airmatanya hingga menetes di tangan Singto.
Untuk beberapa menit Krist menangis dengan membelakangi Singto. Menyadarkan kepalanya di kepala Singto yang bersandar di bahunya. Mengelus-elus ibu jari Singto.
Krist membalikkan tubuhnya. Singto memegang dagu Krist seolah ingin menciumnya. Sekuat tenaga Krist menahan rasa gemetarannya saat Singto mulai mendekat. 'cup'. Krist membelalakkan matanya. Singto mengecup keningnya.
"Untuk saat ini...kita lakukan secara perlahan...kau pasti mampu menghapus rasa takutmu. I Love you..sayang~"jelas Singto memeluk Krist.
Ada perasaan kecewa dan ada perasaan nyaman di hatinya. Terlihat jelas di mata Singto. Singto terkekeh kecil.
"Kittyku~mengharapkan apa?"goda Singto. Krist memukul bahunya dengan muka cemberut karena malu. 'cup' 'cup'. Tiba-tiba Krist terkejut Singto mengecup bibir manisnya 2x secara spontan. Tanpa ada rasa gemetaran di tubuhnya.
~ohhh sweet~
" BRAK!!! "Bank tiba-tiba membuka pintu. Membuat Krist kelabakan karena belum mengenakan pakaiannya tetapi berada dalam pelukan Singto.
"Mae!!!Pho!!!Kakak lagi bermesraan dengan Kakak Ipar!!!Kita makan duluan saja!!!"Bank meninggalkan kakak dan kakak Iparnya begitu saja tanpa menutup pintu terlebih dahulu. Krist menepuk jidatnya.
"Ok. Biarkan saja. Kau turun dulu, sarapan sudah siap."teriak Mae dari bawah. Terdengar jelas oleh Krist dan Singto yang terkekeh kecil karena pintu kamar terbuka dengan lebar.
"Tunggu...dulu sepertinya Bank juga menganggu seperti ini ya..."gumam Singto. Krist menepuk jidat Singto, cepat-cepat untuk berganti pakaian.
........
Di Dorm Krist....
Toptap yang pagi-pagi sudah menghampiri Krist di Dormnya terkejut. Mendapati kamar Krist yang kosong tanpa ada barang secuilpun yang tertinggal di Dormnya.
Toptap merasa geram...
"Ini pasti ulah si Bangsat itu!!!"Toptap mengepalkan tangannya. Dengan geram Toptap berlari menuju kantor Singto.
Sebelum menuju kantor Singto,  Toptap terlebih dahulu menuju rumah Singto. Yang Toptap ketahui adalah rumah Keluarga Ruangroj Suthilack. Karena rumah Singto dan Krist tinggali hanya keluarga dan Namtan yang tahu.
Toptap tidak masuk kedalam rumah. Toptap berada diseberang jalan. Mengawasi dari luar. Toptap menghubungi Namtan. Bertanya Krist kenapa tidak ada di Dorm.
Namtan sending message Singto. Drrrt drrrt drrrt
Sending message from Namtan.
"Phi Sing...Toptap menghubungiku bertanya Krist dimana?"sending Namtan.
"Katakan saja Krist bersamaku." balas Singto
Drrrt Drrrt Drrrt
Sending message from Namtan
"Aku tidak tahu. Mungkin bersama suaminya setiap off day."balas Namtan. Toptap memukul kemudinya.
Untuk waktu yang lama, Toptap mengawasi rumah Keluarga Suthilack tidak ada tanda-tanda orang berlalu lalang. Pho Singto mengawasi dari balik jendela.
"Apakah pria yang mengusik anakku ada di dalam mobil itu?"tanya Pho Singto di ruang kerjanya dari balik tirai jendela besarnya di lantai atas.
"Ya. Tuan besar."jawab Pak Yoh.
"Tetap awasi pemuda itu. Aku ingin mengirimnya ke penjara sekarang juga. Tetapi Singto masih menunggu Keputusan menantuku."perintah Pho Singto yang sama menakutkannya dengan Singto.
Pho Singto sudah menyelidiki semuanya. Pho dan Mae Singto sudah tahu apa yang menimpa menantu mereka. Karena Pho mengutus Pak Yoh untuk selalu mengawasi Toptap. Jadi Pho Singto sudah tahu bahwa rumahnya sedang diawasi oleh Toptap yang mencari Krist.
......
"Aku akan berangkat kerja. Pho..Mae...mulai besuk yang menemani Kit adalah Singto."Krist menoleh lalu menggelengkan kepalanya.
"Aku bekerja bersamamu. Urusan kantor Newwie yang handel. Dia sahabatku. Nanti aku perkenalkan kau padanya. Setelah kita menikah."jawab Singto
"Hah!!"Semua terkejut kecuali Singto. Singto menutup kupingnya yang mendengar teriakan Keluarga Sangpotirat. Termasuk Krist.
"Kau yang menikah kenapa ikutan terkejut?"tanya Mae.
"Aku tidak tahu Mae!!!Phi Sing...belum melamarku..."jelas Krist menggelengkan kepalanya.
"Bukankah kau yang melamarku waktu Dinner itu?"goda Singto
"Hah!!!Bukan Mai!!!itu Bukan acara lamaran Krist!!!itu cuma Dinner Phi...Di...nner..Dinner!!!masak aku yang melamar...ya Pho yang melamar"Krist menjelaskan sampai menggeleng-gelengkan kepalanya berkali-kali langsung membungkam mulutnya keceplosan mengutarakan keinginannya.
"Ohhh..itu kode buat kakak Ipar melamar phi dengan Dinner roumantis."ucap Bank yang kembali melanjutkan main gamenya dari keterkekutannya yang sesaat.
"Bank!!!"pekik Krist malu. Krist sudah mulai berangsur membaik dan merasa aman bersama keluarganya.
.......
Toptap meninggalkan rumah Keluarga Suthilack menuju kantor Singto.
Sesampainya Toptap kantor Singto. Toptap yang hendak ingin tetap bertemu tanpa janji terlebih dahulu dengan Singto ditahan oleh para penjaga.

You're my music [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang