Singto tiba di depan rumah teman Krist. Krist sudah menunggu Singto di kursi teras depan dengan 1koper dan 2kardus berwarna coklat muda ditemani Lee duduk di kursi sebelahnya.
Krist langsung berdiri ketika Singto keluar dari mobil tersenyum ke arah Krist lalu membuka bagasinya. Singto berjalan menghampiri Krist dan Lee memberi salam.
"Semua sudah?Tidak ada yang terlupa?Ini saja..."tanya Singto melihat bawaan Krist
"Iya Phi..."jawab Krist menarik kopernya, Singto membawa 1kardus dibantu Lee membawakan kardus yang 1nya lagi.
Setelah Krist meletakkan kopernya di kursi belakang, Singto dan Lee meletakkan kardus di bagasi belakang.
"Lee...aku pulang dulu. Terima kasih atas semuanya. Jangan lupa untuk acara nanti malam."Krist tersenyum ke arah Singto. Menghindar kontak mata lebih lama dengan Lee untuk menahan airmatanya agar tidak jatuh di depan Singto.
Singto mendapat senyuman dari Krist merangkul lengan Krist.
"Ya. Khun datanglah ke 'Party' nanti malam. Saya sangat bahagia bisa mengenal sahabat-sahabat Kit. Maaf baru bisa mengundang sekarang. Dan terima kasih telah menjaga 'Kitku' selama ini."Lee tak lepas melihat tangan Singto yang merangkul lembut lengan Krist dan sesekali melemparkan senyumnya ke arah Krist yang dibalas Krist dengan senyuman manisnya.
"Ahh...Ya...Tidak apa-apa..."Lee menjawab sekenanya tersadar setelah selalu memperhatikan gerak-gerik keduanya. Terasa ada rasa sesak di dadanya.
"Ayo Kit...Kami permisi dahulu." pamit Singto memberi salam.
"Aku pergi Lee..."untuk terakhir kali Lee hanya menganguk mengiyakan. Lee hanya bisa melihat kepergian Krist.
Lee sudah berjanji pada dirinya sendiri akan merelakan Krist pergi bila dia memintanya, karena hatinya masih belum merelakan Mook. Lee tidak ingin melukai Krist lagi walau dirinya tahu telah ditolak oleh Mook. Mook hanya menganggapnya sebatas teman.
"Kit...tadi waktu Phi di cafe, secara tidak sengaja ketemu wanita yang ingin menyapa kita di Siam Center kemaren. Kamu ingat gak?"tanya Singto. Krist yang melamun tersadarkan pertanyaan Singto.
"Wanita? Siam Center?"Krist langsung menengok ke arah Singto dan mencoba berpikir sekali lagi.
"Iya...waktu kau menarik tanganku karena kau harus kembali ke backstage. Dia memberiku kartu namanya."jelas Singto lagi.
"Kenapa?Phi ketemuan di cafe itu?"selidik Krist memicingkan matanya.
"aiii...ada yang cemburu nie..."goda Singto
"Mai!!!aku tidak cemburu!!!buat ap aku cemburu!!!kalau Phi suka...ya sana..."gumam Krist tetapi dengan nada bersungut-sungut.
"Wanita itu namanya Namtan...lupa aku...dia tertarik padamu..."namun sudah dipotong Krist.
"Phi Sing...mau menjodohkan aku?!..."Krist memasang mode mempout bibir manisnya. Melipat kedua lengannya di dada.
Singto menghela napas dalam...
"Dengar dahulu kalau Phi sedang bicara Kit...jangan dipotong di tengah...Namanya Namtan seingat Phi...dia katanya manager actris dan actor...Dia tertarik padamu...karena katanya...Kamu berpotensi menjadi seorang Bintang. Wanita itu meminta Phi untuk memberikan kartu namanya padamu. Dia juga sudah membicarakanmu ke atasannya. Mereka ingin kamu ikut audisi. Tetapi..."untuk kalimat terakhir Singto mengatakan dengan penekanan. Hingga Krist yang sedari tertarik dan mendengarkan Singto dengan seksama menjadi penasaran.
"Tetapi apa Phi...?"mata Krist terlihat berbinar.
"Tetapi...hanya kamu...bukan Bandmu."ucap Singto menatap lurus ke mata Krist yang terlihat berubah menjadi sendu.
"Apa yang harus kulakukan Phi...?"gumam Krist lirih menatap lurus ke arah Singto yang fokus ke jalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're my music [COMPLETED]
RomanceWarning : Terkhusus 17+ Dibawah umur dilarang keras!!! Kalian tetep baca. Thank you~ Cast : Krist Perawat Singto Prachaya Toptap Lee Thanat Thiniti GunSmile Ssing Off jumpol Gun Attaphan You're... is my music