What ever

428 36 0
                                    

Krist menoleh ke belakang dengan geram.
Krist berhenti berjalan Membuat Singto lebih bersemangat menyamakan jalannya dengan Krist. Membuat Krist lebih kesal.
"Kenapa kau mengikutiku terus?jalan dengan Mae atau Bank sana, seperti tadi?"sungut Krist memicingkan matanya.
"au...tadi sayangku minta apa?"Singto memiringkan kepalanya tersenyum sembari matanya menggoda Krist.
"Sial!!!nie orang kenapa ada aja selalu memutar balikkan setiap kata-kataku..Dasar Serigala. Encer sekali mencari kesempatannya...Dasar mesum."Krist lelah bertengkar dengan Singto. Dia kembali asyik dengan handphonenya
The Grandsond Room Chat
"Hey..Krist kita bener-benar penasaran nich..."Thiniti sang Maestro gosip
" Mana mungkin Krist bisa chat...ada tunangannya...5555" Ssing.
"Beneran Kit...kau tunangan dengan cowok itu?"Toptap yang sedari tadi chat
Kapan-kapan kita ke sini, guys...

kau tunangan dengan cowok itu?"Toptap yang sedari tadi chatKapan-kapan kita ke sini, guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ok. Fix...Kita senggang setelah show. Kita holidaaaay. Setuju." Thiniti
"Ok."Gun
"Siap."Krist
" Cool."Lee
"Fix."Toptap
"Ok."Ssing
"Krist jangan ngalihin topik pembicaraan."lanjut Thiniti
"Kalian berisik. Nanti setelah aku pulang juga aku pasti cerita kalian."jelas Krist
"Tapi aku...ehhh semua penasaran."desak Thiniti
"biang gosip...awas smpai ini tersebar di campus. Aku benar-benar akan membunuhmu!!!"ancam Krist
"au kau mau adu 'pedang' denganku?Lee bolehkah??!5555"goda Thiniti
"Mai!!!"balas Lee dan Krist bersamaan yang mengerti maksud godaan Thiniti.
"Krist..."Singto menarik pinggul Krist ke samping berada dalam pelukannya.
Krist yang asyik bermain handphone tidak menyadari ada sepada kayuh yang sedang berjalan ke arahnya. Bunyi bell telah diteriakkan oleh nyaringnya namun karena terlalu asyik membalas chatnya Krist tetap tidak mendengarnya. Hingga Singto yang memanggilnya menarik paksa Krist dari jalannya.
"Hey...Lepaskan!!"Krist terkejut sebelum menyadari kesalahannya.
" Hey...hati-hati kalau jalan."teriak pesepeda itu kesal pada Krist
Krist tersipu setelah menyadari kesalahannya.
"Bukankah seharusnya aku mendapatkan kecupan terima kasih, sayaang..."goda Singto mendekatkan wajahnya yang kini tinggal beberapa centi.
Adegan yang dilihat seluruh keluarganya, tidak luput dari cepretan paparazi Bank yang diminta paksa oleh Mae..
"Bank...ambil gambar itu. Moment yang bagus."Mae menepuk pundak putra bungsunya Bank.
Bank dengan sigap mendapatkan jepretannya.
"Bagaimana?Dapat?"tanya Mae sembari melihat hasilnya.
"Sesuai perintah Atasan. 3jepretan sekaligus."
"Bagus. Sebarkan itu di sosmedmu."Mae menepuk-nepuk bahu Bank putra bungsunya. Singto dan Krist meminta kedua orang tua mereka tidak mengundang kolega. Namun Mae yang maniac dengan perjodohan ini, tak habis akal untuk memberitahukan lewat sosial media apasaja yang Bank miliki. Termasuk nomer teman, kolega, rekan bisnis Ayahnya tersimpan di handphone Bank atas permintaan Maenya tentu saja.
"ayo...mau es kelapa muda itu?"tanya Mae, Bank tersenyum dengan lebar.

You're my music [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang