Maaf

390 22 2
                                    

Sesampainya dirumah, Krist mendapati muka masam Singto di depan pintu. Krist berdiri di depannya. Singto melihat tangannya di dada.
Krist meletakkan tangannya di lengan Singto, memberi salam
"Maaf...Phi Sing..."Krist melepaskan lipatan tangan Singto, menarik tangannya untuk duduk di sofa. Krist berlutut didepannya. Menggenggam tangan Singto yang diletakkannya di atas paha Singto.
"Phi Sing...Maaf
..teman Kit semalam...sakit demam tinggi...Kit menemaninya semalaman...sampai ketiduran...Handphone Kit mati..."jelas Kit. Singto hanya diam.
"Phi mau sarapan apa?"Singto masih diam.
"au...maaf..."Krist mendekatkan wajahnya, tersenyum manis di depan Singto, mengedip-ngedipkan matanya, hingga terlihat senyum tipis di sudut bibir manis orang berkulit tan itu.
"Phi juga sakit...kau malah perhatian dengan orang lain."Krist kini duduk disamping Singto.
"Phi...sakit...tidak panas?"Krist langsung memegang dahi Singto. Mengernyitkan dahinya karena tidak ada tanda-tanda suhu badan naik dari Singto.
"Kepala Phi pening...mata Phi terasa berat...badan phi terasa lemas...menunggu kamu semalaman tidak tidur..." rengek Singto. Krist langsung tersenyum. Mencubit pipi Singto gemas.
"au...sakit..."Krist langsung mengelus-elus pipi Singto. Lalu mengecup beberapa kali bibir Singto.
Singto langsung meletakkan kedua tangannya di pipi Krist dan meminta ciuman. Krist memejamkan matanya dan langsung membalasnya dengan lumatan.
Singto mendorong Krist berbaring di sofa, melumatnya lebih intens.
"Kau tidak bersama pria itu kan?"tanya Singto selepas ciumannya. Krist mendorong Singto, mengancingkan kembali kancing kemeja yang sudah dilepas Singto tadi. Berdiri dan pergi ke dapur.
"Kalau Phi tidak mempercayaiku ya sudah..."ucap Krist yang kesal, pergi meninggalkan Singto kebingungan karena adik kecilnya yang sudah menegang.
"au...Kit...naa...jangan marah..."Singto mengikuti Krist yang sedang membuka kulkas, mengambil air mineral lalu memeluknya dari belakang. Singto minum air itu juga yang disodorkan Krist kepada Singto yang bertengger di bahu kanan Krist.
Singto membalikkan badan Krist.
"Phi Sing.. kencan yux..."Singto mendelikkan mata, lalu tersenyum.
"Ok...but..This is first..."Singto mencium lagi bibir manis itu.
Krist melingkarkan tangannya ke pinggang Singto. Singto menarik Krist ke kamarnya tanpa melepas lumatan-lumatannya.
Singto melepaskan semua pakaian Krist tanpa melepas lumatannya. Kulit putih mulus, mata indah yang mengodanya, bibir sexy merah muda yang mengigit bibir bawahnya. Pipinya yang bulat. Mata puppynya yang menggoda.
Singto berada di atas tubuh Krist. Lengannya yang kekar menahan tubuhnya. Kaki kanannya berada ditengah diantara kedua kaki Krist, hingga mendesah merasakan sentuhan kulit Singto dipahanya. Matanya menatap lekat pria manis yang terbaring menggodanya kini.
"Kit...kau tahu, betapa aku cemburu bila kau didekat orang lain...tidak ada orang lain semanis ini...tidak ada orang lain seiimut ini...banyak sekali yang menyukaimu...baik itu pria ataupun wanita...sebenarnya aku selalu cemburu bila kau berdekatan dengan yang lain...sebenarnya aku tidak ingin kau tersenyum dengan orang lain...lihat senyuman ini...lihat lesung pipit yang menggoda ini...ini bisa menggoda orang lain...ini hanya milikku..."rayu Singto
"Phi...phi juga tampan...banyak gadis-gadis di campus kita memuja phi...phi orang yang baik pada semua orang...pertama kali aku selalu melihat phi baik pada gadis-gadis di campus...itu membuat Kit kesal...Playboy...Kit berpikir itu trik phi menggaet banyak gadis-gadis di campus kita. Phi adalah orang pertama yang menyentuhku...Kit...berjanji akan menjadi kekasih terbaik bagi phi..."rayu Krist. Singto tertawa lebar...
"au...kenapa tertawa?"...Krist mengecup bibir manis di depannya dengan muka kesal.
"Karena pria manis di depan phi ini sangat menggemaskan."Singto langsung melumat bibir merah muda di depannya. Krist sekuat tenaga mendorong lumatan Singto yang menggoda.
"Kenapa kau dari tadi mendorongku. 2x Kit mendorongku...jadi 2x Kit harus membayarnya nanti..."Singto menyeringai
"Mana ada seperti itu..."sanggah Kit.
"Tentu saja ada. Dan itu khusus berlaku bagi Kit."jawab Singto
"Phi...terimakasih...sebenarnya Kit ingin mengucapkan ini kemaren...karena sesuatu jadi tertunda...maaf...dan terima kasih..."ucap Krist malu.
"Untuk apa?"tanya Singto bingung kini.
"Phi bilang pada Thiniti soal keraguan Kit...Dan thiniti langsung mengumpulkan kita kemaren. Berkata kalau semua bisa melakukannya asal di bicarakan dulu. Agar biar tidak bertabrakan dengan jadwal Band."Krist memandang kagum pada Singto lekat. Singto hanya tersenyum manis.
"Phi waktu itu tidak sengaja bertemu dengan Thiniti. Dan Phi...meminta waktunya sebentar. Lebih baik dibicarakan bukan. Agar tidak terjadi kesalahpahaman. Phi yakin, Kit sangat berbakat di bidang ini. Dan kesempatan ini tidak datang 2x. Apa yang bisa Phi bantu, Phi akan bantu Kit..coz I Love you..Kitty~."Singto melumat bibir manis ini, lebih lembut, lebih intens. Krist menyesap bibir yang melumatnya.
Tangan Singto yang menyentuh dari rambut hitam, daun telinga yang memerah, ceruk leher yang menggoda Singto untuk dijilatin dan ditandai kepemilikannya.
Dada yang lebar, putih mulus terlihat titik kemerahan yang sangat menggoda, Singto langsung menyesapnya. Beberapa kali adik kecil Singto menggesek dan menekan kulit halus Krist yang membuatnya terus mendesah...
"ahhh...phi..."Krist menarik rambut Singto yang terus menyesap niplenya. Singto turun ke bawah, menjilati seluruh tubuh Krist, desahan Krist lebih menggoda saat Singto menyesap paha Krist.
"ahhhhhh...phi...kenapa kau bermain-main terus..."Singto menekan adik kecilnya meminta percum dijemarinya.
Langsung memasukkan jari tulunjuknya ke dalam hole Krist yang sempit itu...
"ahhh.hahh...ahh..hah..hah..Phi...jangan bermain-main terus.."Krist sangat menggoda adik kecil Singto. Singto menahannya...
"Ini hukuman...karena kau berani mendorong adik kecilku 2x..."seringai Singto menggesekkan adik kecilnya di paha Krist yang membuatnya semakin memanas. Kini ketiga jemari Singto sedang bermain di dalam. Menggelitik didalam. Telunjuknya sesekali membelai naik turun didalam. Sensasi itu semakin membuat Krist menggelinjang.
"Ma..af..Kita..naa...ini.."Krist menggenggam adik kecil Singto menyentuh daerah sensitif Krist yang menabrak tangan Singto meminta untuk memasukkannya karena sudah tidak tahan dengan permainan Singto.
Singto yang sudah tidak tahan dengan godaan itu. Secara perlahan bermain dan dengan adik kecilnya di dalam depan hole Krist..
"ahh...phi...kit..min..ta..ma..af...naa...jangan main-main teruss..aah.hh..ma...suk..."pinta Krist menggelinjang, mengeratkan jemarinya di lengan kekar itu.
"Seperti ini..."Singto langsung menerobos hole Krist sampai titik terdalam, membuat Krist mengelinjang. Mencengkeram sprei karena hole nya berdenyut-denyut merasakan sensasi kedatangan adik kecil kepemilikannya.
"ahhhh..phi.."Krist terkulai lemas karena Singto terus tanpa henti menghujam holenya. Merasakan sensai kegarangan Singto yang ingin melumatnya.

You're my music [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang