Still loving you

453 27 0
                                    

Krist membawa kopernya ke dalam kamar. Disusul Singto setelah meletakkan barang belanjaannya di dapur.
Krist meletakkan buku-bukunya di rak yang sudah dipersiapkan sebelumnya oleh Singto. Singto menghubungi asisten kepercayaan Ayahnya Pak Pong. Menambahi kamarnya dengan Rak buku dan meja belajar.
Singto merapikan pakaian Krist ke dalam lemarinya menjadi satu dengan pakaiannya. Singto tersenyum bahagia. Karena kini ada pakaian kekasihnya di dalam lemari pakaiannya.
Baru kali ini Singto berbagi tempat dengan sang pacar. Mantan-mantan wanita cantik yang pernah dikencaninya dahulu. Tidak pernah ada yang menginjakkan rumah ini. Apalagi berbagi tempat seperti ini.
"Kenapa Phi..."Krist memeluk pinggang Singto dari belakang, meletakkan kepalanya di bahu Singto. Singto beberapa hari ini sedikit terkejut dengan perubahan Krist.
Yang dulu tidak pernah ingin disentuh barang secuilpun atau merasa kesal.
Sekarang lebih dahulu selalu mendekatinya, menyentuhnya, menggodanya, Singto merasa bahagia dengan perubahan ini. Karena ini yang diimpikannya, namun semakin membuatnya bertanya-tanya.
"Kit...ada apa denganmu?"tanya Singto hati-hati membalikkan badannya, Krist belum juga melepaskan pelukannya. Kini keduanya melekat dalam pelukan.
"Hah...?"Krist membulatkan matanya tampak kebingungan dengan pertanyaan Singto barusan.
"Kau selalu mengumpatku bila kupeluk seperti ini. Tetapi sekarang..."ucap Singto lirih.
"Maaf Phi...kalau Phi...tidak suka..."Krist merubah ekspresinya menjadi sedih, lalu melepaskan pelukannya.
Dengan sigap Singto menarik kembali tangan Krist dalam pelukannya.
"Phi suka...sangat...suka..."Krist tersenyum menampilkan lesung pipitnya, menambah rasa gemas ingin mencium kekasihnya ini.
"Apalagi kalau lebih dekat seperti ini..."Singto yang sudah tidak tahan dengan godaan bibir merah muda itu, mendekatkan wajahnya ke bibir merah muda itu.
Krist menutup matanya. Singto melihat itu tersenyum bahagia. Lalu mencium lembut bibir manis rasa strawberry itu. Menggigit bibir bawahnya.
"uuhh..."sebuah lengkuhan terdengar saat Singto melumatnya. Napas Singto memburu lumatan-lumatan itu.
Krist melangkah mundur karena Singto terus mendorongnya ke belakang, hingga keduanya terjatuh di ranjang.
"Phi..."ucap Krist lirih saat Singto melepas lumatannya dan menatap lekat ke mata terindah di depannya ini.
"Kit...rumah ini...hanya kamu orang pertama yang aku bawa kesini. Aku membangun rumah ini untuk masa depanku. Dan ketika ku jatuh hati padamu. Aku sangat berharap Kita berbahagia di rumah ini hidup bersama. Dan sekarang...Impianku terwujud...Kau orang pertama yang sangat ku rindukan bibir manis ini."Singto menindih Krist dengan kedua tangannya yang menahan tubuhnya.
"Phi...dulu memang Kit tidak setuju dengan perjodohan ini...entah sejak kapan...Kit merindukan ciuman ini...dan...Phi...orang pertama yang melakukan...'itu'....denganku...dulu Kit berjanji...Kit menjaga untuk masa depan Kit...dan sekarang...Phi yang memilikinya..."Krist tersipu merah merona. Mendengar penuturan Kit tentang ini membuat Singto tersenyum bahagia.
"Phi...tampan...bila tersenyum seperti ini...tidak boleh tunjukan senyuman ini pada orang lain...?"Krist melingkarkan tangannya di leher Singto.
"Iih...menggemaskan...ingin Phi melumatmu..."Singto langsung melumat bibir merah muda yang  langsung memejamkan matanya membalas lumatan-lumatan itu.
"uuhh...Phi...Kit...uumch..."lumatan-lumatan Singto membuat Krist semakin melengkuh.
Lengkuhan-lengkuhan Krist semakin menggarangkan Singto yang kini menjilati niple merah muda. Krist melihat adik kecil Singto yang mengeras di boxer warna grey polos itu.
Krist tidak tahan untuk memasukkan jemarinya ke dalam boxer itu dan menemukan adik kecil kesayangannya ini.
Singto melengkuh.
"Phi...jangan lepas celanaku...aahh...aahh.."Singto tidak peduli dengan permintaaan Krist. Singto hanya bisa menggeram sentuhan-sentuhan jemari Krist yang juga tidak ingin melepasnya.
Singto menggerakkan tubuh Krist agar semakin berada di atas ranjang.
"Phi...jangan mendorongku seperti ini...aahhh!!!"Singto langsung melumat adik kecil Krist. Erangan dan desahan Krist semakin menggila.
"eemm...Phi...jangan...dalam..ahhh.h...hh...Phi...jangan..."Krist menarik rambut Singto yang semakin membuatnya garang. Tarikan rambut Singto semakin mempercepat sesapan-sesapan itu. Kedua tangan Singto mencengkeram erat pangkal adik kecil Krist lalu dengan gerakan cepat menyesap ujung pangkal kepala adik kecil Krist.
"Phi...jangan...ahh...itu...ahh jangan Phi..Singto...I...L.O.V.E..you...ahh.."Tangan kanan Singto yang mengenggam erat adik kecil Krist tanpa melepaskan sesapanya, tangan kiri Singto melumas jemarinya dengan percumnya lalu memasukkan jarinya satu persatu ke dalam hole Krist. Menambah teriakan kenikmatan Krist.
"aaaaaahhhhh....phi...ja...ngaaan.....ma...sukk...aah...ahhh..."napas Kristpun semakin terdengar mendesah. Singto semakin menggila dengan gerakannya.

You're my music [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang