Namtan sudah sampai di Dorm Krist bersamaan dengan Mae Krist datang menghampirinya.
"Swaddekhap Mae..."Namtan memberi salam.
"Ayo...Kita bersihkan rumah ini."pinta Mae Krist memeluk Namtan.
"Ada apa sebenarnya dengan anak ini?Mae mulai khawatir."Mae bertanya pada Namtan sembari merapikan barang-barang Krist.
"Maaf Mae...Phi Singto berpesan untuk membantu Mae berkemas."jawab Namtan bukan bermaksud berbohong tetapi agar lebih tepatnya Krist sendiri atau setidaknya Singtolah yang memberitahukannya.
Mae menggelengkan kepalanya melihat rumah yang masih dalam keadaan agak berantakan. Lebih tepatnya di ranjang yang masih tergeletak baju kotor Krist, yang dipakenya tadi pagi.
Namtan hendak meletakkan baju kotor itu di clothing dust. Tanpa sengaja melihat kain yang terselip diantara pintu kamar mandi.
Namtan membuka kamar mandi dan melihat sebuah pakaian terbuang di tempat sampah.
"Ini!!!"pekik Namtan. Saat pakaian itu hampir diambilnya, Namtan teringat di drama televisi, bahwa sebuah barang bukti tidak boleh dipegang.
Secepat kilat Namtan mencari kantong plastik.
"Ini boleh tidak ya..?tidak tahu ahh...yang penting aku tidak memegangnya!!!"Namtan menggeleng-gelengkan kepalanya harus mengambil pakaian itu karena meyakini itu menjadi sebuah barang bukti.
.......
"CekLek.."Krist terkejut mendapat kedua orangtuanya dan Namtan berada di rumah malam hari.
"Sayang~..."peluk seorang ibu, secara otomatis Krist langsung menangis tanpa henti. Tubuhnya terasa lemas hingga jatuh ke lantai. Namtan pun ikut menangis.
"Ayo, kita pulang."Mae menepuk-nepuk punggung Krist. Krist mengangguk.
Dalam perjalanan Krist yang duduk di bangku belakang, hanya diam, tertidur menyenderkan kepalanya di bahu Maenya seolah tak ingin untuk dilepaskan.
Mae pun sedari tadi mengelus-elus tangan Krist dan menggenggamnya erat seolah tidak ingin membiarkan anaknya pergi kemana-mana.
Sebelum Krist kembali ke rumah, Namtan memastikan melihat keberangkatan Krist dengan keluarganya sebelum pergi dari Dorm Krist untuk menuju kantor Singto.Kriiing Kriiing Kriiing
"Ya Namtan. Ada apa?"jawab Singto
"Sepertinya aku menemukan barang bukti. Phi Sing dimana?"tanya Namtan.
"Benarkah?Aku masih dikantor."jawab Namtan.
"Baiklah. Aku langsung kesana." Namtan sangat berharap apa yang dibawanya adalah benar adanya barang bukti.
.......
Sesampainya Krist dirumah...
"Kamar Kittyku~ sudah siap bi?"Nyonya Sangpotirat yang disambut kedatangan Krist oleh bi Ohm. Asisten rumah tangga yang sudah lama bekerja di keluarga Sangpotirat.
"Sudah, Nyonya. Sangaaat indah. Tuan Muda Singto sangat sayang dengan Tuan Muda Krist. Pekerja juga bekerja dengan cepat sesuai perintah Pak...siapa tadi ya..."bi Ohm mencoba mengingat namun sudah dipotong oleh Krist, karena mendengar nama Singto disebut.
"Pak Yoh."jawab Krist singkat. Nyonya Sangpotirat langsung menoleh ke arah baby kesayangannya.
"Kau sudah bangun, sayang~. Ayo Mae dan bi Ohm bantu kamu berkemas ya..."Mae Krist tersenyum gembira, karena dirinya takut melihat baby kesayangannya menangis seperti tadi. Membuat jantungnya sudah ingin lepas.
Ketiganya menuju kamar Krist...
Ketiganya terkejut dengan kamar Krist yang berubah menjadi ruang angkasa. Krist melepas pegangannya.
"Phi Sing...I Lov..."Krist yang bahagia melihat itu, merasa tercekat dengan tenggorokannya untuk mengatakan 'I love you' yang ditujukannya untuk tunangannya itu. Krist merasa jijik dengan dirinya sendiri. Krist merasa mual.
Dan berlari ke kamar mandi. Kamar mandi bercat Kuning cerah. Yang dibuat berbeda, dengan tema Musim Semi. Terpampang besar gambar matahari di tembok samping Bathtubnya.
Krist yang merasa mual kembali merasa tenang melihat matahari itu. Adiknya Bank mengikuti ketiga kesayangannya dengan membawakan segelas air putih.
"Terima kasih, sayang~."Mae mengelus lengan kiri Bank.
"Akan ku bunuh siapapun yang mengganggu kakakku."umpat Bank didepan Maenya, dan pergi begitu saja untuk membantu bi Ohm merapikan komik di rak biasa dekat ranjang Kakaknya. Mae hanya menggelengkan kepalanya.
"Sini...baby Kitty Mae~biar menjadi baby lagi...ini.."Mae yang masuk menghampiri Krist memberikan sikat gigi yang sudah diolesi pasta gigi, dan menemani Krist membersihkan diri.
......
Waktu menunjukkan tengah malam. Terdengar suara rintihan dalam kamar Krist. Krist lagi-lagi bermimpi buruk. Keringat bercucuran.
Singto yang sudah selesai membersihkan diri di kamar mandi. Berlari menghampiri Krist. Memeluknya erat. Mengusap punggung Krist secara perlahan.
"Tenang sayang...aku disini..."Krist yang merasa tenang membuka matanya...
"Phi Sing..."Krist mengangkat wajahnya membenarkan bahwa orang yang ada disampingnya ini adalah pujaan hatinya. Singto mengecup kening Krist.
Krist merasa tenang. Memeluk erat pelukan Singto. Membenamkan telinganya didada Singto, untuk mendengar suara yang sangat dirindukannya. Suara detak jantung Singto. Krist merasa nyaman. Seperti alunan lagu yang menghipnotisnya untuk tertidur pulas dalam pelukan pujaan hatinya. Hingga keduanya terlelap dalam pelukan hangat itu.
Nyonya Sangpotirat yang melihat dari balik pintu yang sedikit terbuka merasa lega. Dan tersenyum lembut dan bahagia melihat kebersamaan kedua putranya.[FLashback]
Waktu menunjukkan pukul 09malam. Singto datang disambut Pho Krist yang sedang menonton acara gosip yang lagi viral tentang kabar anaknya saat ini.
"Gosip Lambe turah"
Host A : "Terlihat secara terang-terangan Artis muda berbakat Krist Perawat dan Toptap sedang berkencan di sebuah salah satu Mall Xxx."
Host B : "Kabar burung yang dulu terbantahkan. Kini mencuat lagi."
Host A : "Terlihat kebersamaan keduanya sedang 'berkencan' dengan pasangannya kini."
Host B : "Apakah ini kenyataan atau sekedar gosip belaka."
Host A : "Belum terdapat konfirmasi dari pihak Management yang dinaungi kedua belah pihak. Banyak yang bilang itu hanya gosip belaka."
Host B : "Karena terakhir kali Dinner Roumantis itu atas permintaan artis kita Krist Perawat...."Pho mematikan televisinya setelah melihat Singto datang. Mae yang turun dari lantai atas melihat Singto. Menghampiri putra kesayangannya ini lalu memeluknya.
"Terima kasih sayang~."ucap Mae memeluk lembut Singto dan mengelus punggungnya. Mae menahan airmatanya yang mulai berkaca-kaca. Lalu membawanya duduk bersama.
Bank membawa air mineral untuk Singto dan Maenya. Lalu duduk ikut mendengar obrolan kakak ipar dan kedua orang tuanya.
"Maaf Mae, Pho...Sing teledor menjaga Krist. Tetapi Singto harus menceritakan ini dari awal...dari bukti yang Singto terima...Krist...Krist...di perkosa oleh Toptap."Singto menunduk malu menahan matanya yang mulai berkaca-kaca karena tidak bisa menjaga Krist dengan benar. Mae langsung menangis di bahu suaminya.
"Bangsat!!!akan ku hajar bajingan itu Mae, Pho, Phi!!!"Bank mengumpat. Tangannya mengepal. Singto menahan amarah Bank dengan menepuk-nepuk paha Bank. Lalu melanjutkan pembicaraannya.
"Singto belum membawa semua ini ke kantor polisi..."namun kata-kata Singto dipotong oleh amarah Nyonya Sangpotirat.
"Kenapa Sing...aku ingin bajingan itu mendekam di penjara!!!"pekik Mae Krist kembali menangis di bahu suaminya.
"Dengarkan dulu Sing bicara sayang~."Pho mengangguk. Singto melanjutkan pembicaraannya.
"Karena Krist...Mae...Kitty kita...tunangan Singto Mae...orang yang Singto cintai dengan sepenuh hati. Sampai sekarang bungkam. Memilih diam agar dunia tidak tahu. Histeria Kristku yang sampai sekarang mungkin masih berada di hatinya Mae..."Singto kini menangis tidak mampu menahan airmatanya.
Bank menepuk-nepuk punggung Singto. Nyonya Sangpotirat meraih anak-anaknya lalu memeluk keduanya. Singto dan Mae menangis tanpa henti. Bank menepuk-nepuk punggung kakak Ipar dan Maenya.[FLashback End]
KAMU SEDANG MEMBACA
You're my music [COMPLETED]
RomanceWarning : Terkhusus 17+ Dibawah umur dilarang keras!!! Kalian tetep baca. Thank you~ Cast : Krist Perawat Singto Prachaya Toptap Lee Thanat Thiniti GunSmile Ssing Off jumpol Gun Attaphan You're... is my music