Apointment Party SK

418 26 0
                                    

Singto dan Krist yang baru saja datang langsung ditarik Mae Singto yang sudah menunggunya sedari tadi dengan khawatir. Membawa ke dua putranya ke dalam kamar Singto, di dalam kamar sudah menunggu orang-orang yang sudah dipersiapkan Maenya untuk mendadani bagi pasangan yang paling menawan malam ini.
Tamu-tamu yang kebanyakan adalah kolega kedua ayah Krist dan Singto. Notabene kedua sahabat adalah seorang pebisnis sukses di kota Bangkok.
Para Keluarga Krist dan Singtopun tak luput dari si tangan cepat Bank menyebarkan kabar berita baik ini ke seluruh keluarga pihak kedua pasangan ini atas perintah Maenya dan juga peritah Mae kakak iparnya, Singto. Menyuruh Bank ini dan itu. Maenya berjanji apabila anak bungsunya ini menuruti permintaan Maenya tanpa bantahan apapun. Akan dihadiahi dengan imbalan mobil Sport keluaran terbaru. Tentu saja itu tawaran yang sangat menarik untuk Bank. Tanpa pikir panjang langsung melaksanakan perintah Maenya.
Termasuk para sahabat-sahabat Singto dan Krist. Saat kedatangan mereka di Rumah Keluarga Suthilack, Yang paling terkejut adalah sahabat-sahabat Krist yang seolah tak mempercayai Party yang mereka hadiri akan semewah ini.
Toptap mencari Krist dari masuk kerumah. Menengok sekitar. Sampai akhirnya disambut baik dengan Mae Krist kepada sahabat-sahabatnya. Memeluk erat Toptap yang juga sudah dianggap seperti anaknya sendiri. Karena dengan Mae Toptap juga adalah sahabat dekat.
"Mae...Kitty...?"tanya Toptap langsung dipotong oleh Mae Krist langsung mengetahui maksud hati Toptap yang ingin bertemu Krist.
"Ohhh masih di kamarnya, sepertinya belum selesai. Kalau ingin bertemu dengannya dari tangga ini kau naik saja, Kitten...Mae tidak bersamamu?"tanya Mae Krist melihat Toptap sendirian.
"Mae nanti bersama Pho, tante...Kitten bersama teman-teman Band."jelas Toptap.
Mae Krist mempersilahkan teman-teman Putranya untuk menikmati jamuan malam ini, lalu melanjutkan kembali dengan tamu yang lain setelah Toptap dan yang lain memberikan salam.
Toptap berjalan ke arah yang ditunjukan Mae Krist. Sebelum menaiki anak tangga bertemu dengan Pho Krist yang berbincang dengan Pho Singto. Ayah Krist memanggil Toptap. Setelah melihat keberadaannya. Memperkenalkan Toptap pada Ayah Singto.
Toptap memberi salam. Pho Singto memberi arahan menuju kamar Singto setelah perkenalannya. Kembali Toptap menaiki anak tangga. Dilihatnya Krist yang terlihat tampan walau dari belakang punggungnya sedang duduk disofa melihat handphonenya.
Krist berdiri setelah melihat kehadiran Toptap, sahabatnya, tersenyum manis dengan bibir merah mudanya, menampilkan lesung pipit yang terlihat sempurna bertengger imut di sudut bibirnya.
Toptap sangat terpana dengan pria pujaan hatinya saat ini. Terlihat menawan dengan setelan jas putih bergaris tepi hitam, tersemat aksesoris di dada kirinya. Andai disematkan Mahkota Bunga dikepalanya akan membuat Krist terlihat seperti 'Pria cantik' di dunia ini. Batin Toptap terpesona, menelan ludahnya, ketika melihat bibir merah muda di hadapannya kini. Ingin sekali dirinya langsung memeluk lalu menciumnya.
"Kit..."Krist menoleh ke arah suara yang sangat di kenalnya ini.
"Kitten...kau datang juga...aku sangat merindukanmu."Krist memeluk teman, sahabat sekaligus orang yang sudah dianggapnya sebagai saudaranya ini. Toptap sangat bahagia dengan ungkapan kerinduan dan pelukan hangat dari orang yang dicintainya ini dengan membalas pelukan itu.
"Kau yakin meneruskan pertunangan ini?"tanya Toptap menggenggam tangan Krist. Toptap tidak ingin Krist terbebani harus terpaksa menerima pertunangan ini. Dengan lembut mengusap tangan Krist yang digenggamnya.
"Ya Kitten."jawab Krist dengan senyum lembutnya. Krist menepuk-nepuk punggung tangan Toptap yang menggenggamnya. Krist  yang semula merasa gugup dengan pertunangan ini. Dengan kedatangan Toptap, dan kawan-kawannya membuatnya sedikit lebih tenang.
"Dia tahu yang kau katakan padaku waktu itu?"tanya Toptap yang juga meyakinkan dirinya sendiri bahwa Krist berencana memutuskan pertunangan ini nantinya. Krist hanya menggelengkan kepalanya.
"Kitten...mana mungkin aku memberitahukan hal ini padanya. Hanya kalian yang tahu. Ingat!!!Mook ikut?Yang lain mana?"tanya Krist balik.
"Mook ikut. Yang lain dibawah. Yang lain tidak percaya kau akan menggelar pesta semewah ini. Termasuk aku..."goda Toptap
"Apaan!!Kau tahu Mae kan...ada kesempatan datang...Mae menipuku...katanya mereka setuju hal ini hanya keluarga yang tahu. Tapi ada kesempatan kemaren party untuk kita...Mae manfaatin buat umum ke semua orang...hahaha..."tawa Krist bercanda pada Toptap
"Hust!!!Mae dengar tahu rasa kau...hahaha"Toptap ikut menimpali.
"Seperti pesta pernikahanmu saja...ada yang dag dig dug disini...hahaha"goda Toptap. Krist langsung tersipu
"Yach!!!Kitten..."Krist merangkul erat bahu Toptap dan menjitak kepalanya. Toptap mengaduh kesakitan sembari tertawa.
"Hey...sakit...Awas tuh make up mu bisa luntur...hahaha"goda Toptap lagi. Lagi-lagi Krist mengapit leher Toptap namun mampu ditangkis Toptap menggenggam tangan Krist erat. "ohy Kitten ada yang harus kukatakan padamu...ada seseorang..."Toptap merapikan kerah leher setelan jas putih Krist tidak ingin terlihat berantakan, menepuk-nepuk bahunya, merapikan rambut Krist, memastikan penampilan Krist rapi dan menawan saat ini. Krist yang hendak mengatakan sesuatu terpotong oleh kehadiran Singto dengan raut muka yang terlihat aneh di mata Krist.
"Kit..."Singto datang melihat Toptap yang sedang merapikan rambut Krist, tunangannya. Dengan sorotan tatapan tajam serasa ingin membunuh ke arah tangan Toptap berada. Toptap dan Krist menengok sumber suara. Krist masih membiarkan Toptap merapikan dirinya.
"Phi Sing...kau sudah selesai..."tanya Krist tidak peka dengan situasinya saat ini. Toptap berpamitan kembali ke bawah.
"Aku kembali dulu dengan yang lain. Kau sangat mempesona hari ini. 'Pria cantikku'"pamit Toptap memberi salam pada Singto, untuk kata terakhir dibisikkannya pada Krist yang membuatnya merah merona, tersipu karena candaan Toptap.
Toptap yang melewati Singto sudah sembari memberi salam, terulas menyeringai ke arah Singto dan berbisik.
"Ya. Aku mencintainya."Bendera perang telah dikumandangkan Toptap pada Singto yang menatapnya tajam.
"Dia mencintaiku."balas Singto
"Benarkah?Kita lihat nanti...Siapa yang akan menjadi pasangan hidupnya."bisik Toptap terakhir kali penuh kemenangan meruntuhkan kepercayaan diri Singto. Krist tidak mendengar pembicaraan keduanya dari Krist berdiri agak jauh dari Toptap dan Singto.
"Sini Phi..."Krist menepuk-nepuk sofa menyuruh Singto untuk duduk disampingnya.

You're my music [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang