Singto terbangun tidak mendapati Krist ditempat tidur. "Apa semalam hanya mimpi?"batin Singto. Singto langsung mencari Krist di kamar mandi tidak didapatinya, semakin membuat Singto merasa apa semalam hanya mimpi.
Singto turun ke lantai bawah mendapati Krist sedang menyiapkan sarapan pagi di meja makan. Singto langsung meleleh lega ternyata bukan mimpi. Dan tersenyum lega.
"Kau sudah bangun Phi..."Krist meletakan 2gelas susu putih di atas meja. Singto langsung memeluknya dari belakang. Krist menegok kebelakang.
"Ada apa Phi?"tanya Krist heran
"Aku meridukanmu. Kupikir semalam hanya mimpi. Seperti mimpi saja."jelas Singto meletakan dagunya di bahu Krist.
"Sudah sana. Buruan mandi. Kita harus membantu Mae menyiapkan 'Party Kita' untuk nanti malam."pinta Krist
"Kit...'Party Kita'...?"Singto merasa bahagia mendengar kata 'Kita' dari tunangannya.
"Siap sayang."Singto mengecup pipi Krist lalu melesat menuju kamar mandi. Krist tersenyum mengeleng-gelengkan kepalanya.
Dalam perbincangan Krist di sela mereka sarapan. Krist mengatakan hati-hati takut melukai hati Singto.
"Phi...nanti aku sekalian ambil barang-barangku ditempat temanku. Mungkin agak lama. Phi membantu Mae saja. Biar nanti aku naik taxi pulangnya."pinta Krist
"Ku bantu berkemas?"tanya Singto
"Tidak usah Phi...lagi pula ada yang ingin kubicarakan dengan temanku itu Phi. Tidak apa-apa. Aku pulangnya naik taksi saja."jelas Krist hati-hati
"Tidak mau. Aku akan menunggu sampai kau selesai. Aku bisa menunggu di cafe. Setelah selesai kau tinggal message aku. Titik."Singto mengeluarkan mode kerasnya. Krist menghela napas dalam.
"Ya sudah. Ok. Ok. Ok. Terserah Phi saja..."Singto melemparkan senyumnya. Krist juga ikut tersenyum melihat tingkah tunanganya ini.
"Ohy...Kit...wanita yang..."Singto hendak menjelaskan sesuatu tetapi dipotong oleh Krist.
"Phi...berapa orang yang sudah kau berikan obat itu pada orang lain?"tanya Krist menyelidik
"Obat?"Singto terlihat linglung
"Yang kau berikan padaku semalam"Krist memerah teringat ciumannya semalam.
Singto tersenyum menyeringai.
"Mai!!!Aku straight!!!hanya Kittyku!!!"bantah Singto
"Pada perempuan lain."selidik Krist masih tidak percaya karena Krist tahu banyak gadis-gadis di campusnya yang ingin menjadi pujaan hatinya.
"aahhh ada 1."jawab Singto menyeringai. Lalu meminum susu putihnya.
"1??!"Krist mendelik
"Mantan."seringai Singto
Krist terlihat merasa lega. Singto meletakkan gelas itu dimeja. Berdiri. Berjalan ke arah Krist. Krist meminum susunya karena gugup. Jantungnya berdebar.
Singto menggeser kursi Krist agar lebih leluasa. Untuk duduk di pangkuan Krist. Krist mengerjapkan matanya sembari meminum susu putihnya. Singto mengambil gelas yang dipegang Krist. Dan meletakkannya di meja. Jantung Krist semakin berdetak kencang. Ibu jari Singto mengusap bibir merah muda itu menyeka susu yang tertinggal di sudut bibir yang terlihat manis itu.
"Aku ingin mengobatinya lagi."Krist langsung memejamkan matanya. Singto tersenyum langsung mendapat lampu hijau dari Krist. Bukan kecupan. Bukan ciuman. Tetapi lumatan-lumatan dalam yang langsung terbalaskan oleh Krist. Tangan Krist memegang kedua pipi Singto.
Krist selalu merasakan sensasi lebih. Lumatan Singto sebenarnya selalu membuatnya bergairah. Sangat bergairah. Selalu membuat adiknya berdiri semenjak pertama melakukannya dengan Singto.
Singto merubah posisinya yang miring kini duduk di depan Krist karena keduanya yang memanas. Singto tahu adik kecil Krist sudah sangat mengeras. Singto melepaskan satu per satu kancing bajunya. Terlihat dada bidang Singto. Krist memasukkan kedua tangannya ke dalam kemeja putih itu. Membelai setiap sudutnya. Membuat Singto lebih memanas lumatannya. Berkali-kali kedua mengambil napas lalu kembali dalam lumatan panas itu. Krist berdiri melepas lumatan itu.
"Ayo kita berangkat. Kita harus membantu Mae."Krist mengambil beberapa piring dan gelas kotor tadi lalu melesat ke dapur.
"Kit...."Singto kesal karena adik kecilnya dianggurin lagi padahal sudah meraung-raung ganas.
Singto mengekor lalu memeluk Krist dari belakang.
Krist langsung memicingkan matanya.
"Nanti. Atau tidak sama sekali."ancam Krist
Singto langsung sumingrah tetapi tidak melepaskan pelukannya.
"Yaaa....Nanti..."Singto mengecup pipi Krist lalu mengambil air mineral di dalam kulkas pereda rasa panas membaranya sembari melihat Krist terus menerus
"Nanti..."goda Singto lalu meminum air mineralnya lagi.
Krist mengibas-ngibaskan tangannya walau tangan Krist basah terkena air tetapi adik kecilnya juga masih memanas karena lumatan tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
You're my music [COMPLETED]
RomanceWarning : Terkhusus 17+ Dibawah umur dilarang keras!!! Kalian tetep baca. Thank you~ Cast : Krist Perawat Singto Prachaya Toptap Lee Thanat Thiniti GunSmile Ssing Off jumpol Gun Attaphan You're... is my music