make it clear

337 22 15
                                    

Toptap terduduk di kursi.
"Maafkan aku...Kitten...Aku sangat mencintai phi Singto...aku pergi dulu..."Krist meninggalkan Toptap sendiri.
Walau merasa tidak enak hati. Tetapi Krist harus memperjelas semuanya kepada Toptap, teman masa kecilnya, bahwa Krist hanya menganggapnya sebagai sahabat.
Krist berlari. Berlari sekuat tenaga. Mencari taksi. Saat turun di depan rumah. Krist sangat merindukan rumah ini. Rumah ini kini terlihat kosong dan sepi.
Ke ruang tengah. Krist merindukan saat-saat bersama Singto yang sedang sibuk belajar dan menyelesaikan pekerjaannya. Krist menonton televisi disampingnya sembari sesekali menyuapkan Singto snack. Atau menemani Krist belajar,
Ke ruang dapur. Krist merindukan saat dirinya memasak selalu ditemani Singto, berciuman di tempat ini hingga memanas terkadang.
Krist ke kamar. Krist merindukan setiap bayang-bayang Singto. Di setiap sudut kamar akan bayang-bayang Singto bersamanya. Krist merebahkan dirinya di ranjang. Memeluk bantal yang biasa dipake Singto.
"Phi...aku mencintaimu..."Krist menitikkan air matanya sembari memeluk bantal itu hingga ketiduran.
"Kit...Kit...sayang~...bangun..."Krist bermimpi Singto pulang membangunkannya. Menyuarai rambut hitamnya dengan lembut. Lalu mengecup keningnya juga dengan lembut.
Krist membuka matanya...
"Kit!!!Kit!!!bangun!!!kenapa kau tidur disini!!!kau tidak ada jadwal syuting!!!"Krist langsung melonjak terkejut. Krist mendapati Singto benar-benar ada di depan matanya kini sudah selesai merapikan baju kerjanya.
"Phi Sing...kau pulang..."Krist berlari memeluk Singto dari belakang.
"Awas!!!bajuku jadi kusut!!!aku akan langsung berangkat kerja!!!"Krist terkejut dengan sikap Singto yang agak sedikit kasar. Tidak seperti dulu. Saat Singto hendak pergi.
"Tunggu Phi..."Krist menggenggam tangan Singto.
"Apa?!"jawab Singto datar, lagi-lagi Krist merasa aneh dengan sikap Singto.
"Err...Sarapan dulu...phi Sing tidak sarapan dulu?"tanya Krist. Krist sangat merindukan bersama Singto. Kini saat dirinya ada, Singto hendak pergi lagi untuk bekerja.
"Kit buatkan sarapan sederhana..yang penting...phi...sarapan dulu ok?" tanya Krist yang diiyakan dengan anggukan kepala Singto.
"Yeah...mau apa phi...sandwich atau fried rice?"Krist menggandeng lengan Singto dan menyandarkan kepala di bahu Singto turun ke dapur.
"Sandwich."jawab Singto mulai tersenyum. Melihat Singto tersenyum membuat Krist lebih girang.
Saat Krist membuat sandwich seperti biasa Singto menemaninya. Memeluknya dari belakang. Menciumi tengkuk Krist. Krist bersenandung kecil merasa bahagia.
"Sebahagia itu kau membuat sandwich?"tanya Singto
"Uum...terlebih kita berdua seperti ini lagi...bersama dengan phi Sing..."Krist membalikkan badannya, menyuapkkan beberapa suapan ke mulut Singto. Begitu dengan Singto menyuapkan beberapa suapan. Keduanya saling menatap, saling tersenyum, dan saling menggoda.
"Aku jadi tidak ingin bekerja bila seperti ini terus..."goda Singto berbisik ditelinga Krist lalu meniupnya hingga memerah, membuatnya jadi merasa geli.
"Kalau begitu...seperti ini saja seharian ini..."Krist yang menggoda Singto mulai menciumi bibi manis didepannya.
" I love you Singto Prachaya... I miss you so much sayang~...."
Krist mencium lembut bibir manis Singto. Singto tersenyum melirik smirk ke arah Krist yang terlihat sangat merindukanya, sangat menikmati ciuman mereka, seolah Krist tidak ingin melepaskan ciuman itu.
Singto melepas dasinya. Semakin membuatnya panas. Singto membopong Krist ke dalam kamar. Ciuman itu terus menaut tanpa sehelaipun diantara keduanya. Krist tidak membiarkan Singto melepaskan ciuman itu. Walau Singto tidak merasa nyaman bergerak, menggesekkan tubuhnya, menindih tubuh Krist dengan gesekkan-gesekkan pelan.
Hingga beberapa kali Krist melepaskan desahannya. Singto tidak mampu menahan ingin melumat habis tunangannya ini yang tak ingin melepaskan ciuman mereka.
"Kit...adik kecil sudah tidak tahan..."pinta Singto disela ciuman mereka.
"Tidak mau...setelah itu...phi pergi...aku ingin phi disisiku seharian ini...aah..."rengek Krist saat Singto menghisap niplenya. Singto smirk Krist.
"Baiklah...phi... tidak berkerja hari ini...kita lakukan seharian...masukkan adik kecil..."Krist merasa girang...
"Seharian..."Krist sangat bahagia, Krist sedari tadi mengelus-elus kepala adik kecil, mengoleskan percum yang mulai keluar. Singto hanya bisa mengerang dan bermain dengan jarinya di hole Krist yang terus menggelinjang.
Singto menaikkan salah satu kaki Krist sedari tadi. Krist menyingkirkan jemari Singto dengan nakal bermain dengan adik kecil Singto di depan holenya.
Singto mengerang. Tidah tahan dengan kenakalan Krist. Singto mencengkeram tangan Krist ke atas. Menaikan kaki Krist, lalu menghujamkan adik kecilnya sampai titik terdalam.
"phi...."Krist terbuai dengam kegarangan Singto yang merasa sangat lapar akan dirinya.


-----------outhor dah flying---------

You're my music [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang