proof

356 20 0
                                    

[Plot Singto]

"Sekretaris Janhe...Saudara Namtan telah tiba."salah seorang karyawan front office memberitahukan kedatangan Namtan di kantor Singto. Singto sudah memberitahu sekretarisnya janhe bahwa sore ini. Ada temannya yang datang. Dan Singto memberitahukan untuk tidak diganggu.
"Silahkan dia masuk. Antar dia ke sini"balas Janhe di office telephonenya.
"Baik. Miss Janhe."karyawan front office itu menutup telephonenya dan mempersilahkan Namtan masuk, sebelumnya meminta petugas yang berjaga untuk mengantar Namtan sampai di kantor Singto.
"Wow. Belum pernah aku kesini. Dia benar-benar seorang Pengusaha Muda yang tersohor. Gedungnya aja sebesar ini. Seperti menjelajahi Mall saja."gumam Namtan melihat kantor Singto yang semegah ini.

Tok tok tok

"Predir.."ucapan Janhe terpotong
"Masuk."balas Singto, Namtan langsung menerobos masuk, dan duduk di depan Singto.
"Ada apa?Bagaimana Krist?"Namtan langsung duduk, agak sedikit terkejut untuk sesaat melihat wajah Singto, lebih tepatnya rahang pipi dan sudut bibirnya yang lebam seperti orang habis bertengkar, langsung bertanya karena rasa penasarannya. Setelah memberi salam pada Singto
"Aku ingin tahu sesuatu. Jawab dengan jujur. Jangan ada yang kau tutupi."pinta Singto, namun suaranya seperti sebuah perintah bagi Namtan. Namtan mengangguk.
"Sejauh kau selalu bersama Krist, apa pendapatmu tentang temannya yang bernama Toptap?"tanya Singto, Namtan agak heran dengan pertanyaan Singto.
"Toptap?!apa hubungannya dengan Krist?!apa terjadi sesuatu diantara mereka?!..."cerocos Namtan hingga pertanyaan berikutnya dipotong oleh Singto.
"Jawab saja. Nanti ku ceritakan."jelas Singto.
"Toptap ya...Dia...yang ku tahu...Dia sahabat Krist dari kecil..dan dari kecil pula mereka tumbuh bersama di lingkungan yang sama dan sekolah yang sama. Sampai kau juga tahu..dia di Band yang sama sampai sekarang...tetapi sikapnya terlihat jelas bukan hanya sahabat bagiku...bila kau juga merasakan...perhatiannya...cara memandangnya pada Krist...cara berbicara...cara dia tersenyum...saat berkumpul atau berdua...sangat berbeda...lebih perhatian bila berduaan...apa ya...apa aku boleh mengatakan?!"Namtan menunggu persetujuan Singto untuk mengatakannya terlebih dahulu. Singto mengangguk.
"Bukan seperti sahabat...Tetapi orang yang diam-diam menyukai...jadi..."Namtan melihat wajah Singto yang tetap menyimak ungkapannya.
"Jadi...menurutku selama ini Toptap diam-diam menyukai Krist...ta..tapi ini hanya pendapatku loh ya...me..mang ada apa dengan mereka?!"sekarang giliran Namtan yang penasaran.
Singto diam...
"Setelah kau pergi...Dia datang..bla...bla...bla..."Singto menceritakan apa yang telah terjadi, Namtan terkejut dengan apa yang terjadi, beberapa kali namtan menolaknya...
"Tidak!!!aku tidak percaya mereka berpasangan!!!karena Krist curhat padaku...Dia sangat mencintaimu...Phi Sing...bahkan rencanamu itu saja membuat Dia stress karena tidak ada chat darimu!!Tidak!!!aku tidak percaya!!!"Namtan menjelaskan hal ini disela-sela kegeramannya mendengar cerita Singto.
"Dengar Singto Prachaya Ruangroj..Krist Perawat 100% mencintaimu...tetapi apa yang membuat Krist seperti itu ya?!"jelas Namtan yang di interupsi suara telephone...
"Aku tahu."gumam Singto.
Kriiing Kriiing Kriiing...
Pak Yoh Calling...
"Tuan Muda...apakah anda ingin saya melaporkan sekarang?"tanya Pak Yoh didepan pintu kantor Singto.
"Ya."Singto menutup telephonenya.
Terdengar ketukan pintu dari luar...

Tok tok tok

"Masuk."jawab Singto. Pak Yoh menyerahkan sebuah Map kepada Singto. Singto mengangguk.
"Wow...suami Krist mengerikan."batin Namtan.
"Maafkan saya Tuan Muda. Saya tidak mendapatkan bukti apapun. Dari data yang ada. Semua clear. Tidak ada cela sedikitpun. Tetapi ada 2 hari diwaktu yang berbeda membuat saya agak merasa janggal..."jelas Pak Yoh.
"Apa itu?"tanya Singto.
"Dari informasi yang saya dapat, Tuan Muda Krist sehari sebelum dinner dengan anda, Tuan Muda Krist makan malam dengan pria tersebut, bahwa pria tersebut menyatakan sebuah lamaran roumantis di Restaurannya sendiri khusus teruntuk Tuan Muda Krist. Bahkan sampai menutup Restaurannya di hari itu. Dan Malam sehari setelah dinner dengan anda Tuan.. Tuan Muda Krist bermaksud untuk mengunjungi pria tersebut yang dikabarkan sedang sakit. Tuan Muda Krist diketahui baru tiba di rumah pagi hari dengan menaiki taksi. Dan Siang ini, saya masih melihat mobil itu terparkir di rumah pria tersebut."jelas Pak Yoh.
"Apa yang aneh dengan hal itu?"tanya Namtan yang masih kebingungan dengan perkataan Pak Yoh.
"Krist bilang padamu ingin pulang ke rumah setelah menjenguk si ular itu. Tetapi pada kenyataannya Krist pulang pagi dengan naik taksi. Dan meninggalkan mobilnya dirumah si ular itu. Kenapa? Esok harinya kita mendapati Krist di kamar histeria. Dan lebih lagi si ular itu berani menantangku!!! menyatakan hubungannya dengan Tunanganku!!!"tanya Singto balik.
"Ya. Aneh...Apa yang membuat Krist terdiam saat dia datang setelah aku meninggalkan kalian berdua..."Namtan mulai mengerti.
"Maafkan saya Tuan Muda...Saya tidak mendapatkan bukti apapun. Hanya Pria itu dan Tuan Muda Krist. Semua clear."Pak Yoh yang berdiri tegak lalu membungkuk tanda permintaan maafnya.
"Singto menyeramkan. Aku juga harus memberinya info."batin Namtan
Singto terdiam...
"Pasti ada."gumam Singto
"Aku rasa itu cukup Pak Yoh. Terima kasih."jawab Singto.
"Saya diminta melaporkan semua ini kepada Tuan Besar, Tuan..."Singto membalas dengan anggukan.
"Apa yang ayah dapat. Laporkan juga padaku, sekecil apapun."perintah Singto. Pak Yoh membungkuk.
"Baik Tuan Muda. Saya permisi dahulu."jawab Pak Yoh, setelah mendapat anggukan kepala Singto, pergi meninggalkan ruangan Tuan Mudanya.

Kriiing Kriiing Kriiing

"Presdir, Pak Yoh meminta untuk masuk.?"tanya Janhe. Janhe diberitahu untuk tidak diganggu. Namun karena melihat Pak Yoh sebelumnya diperbolehkan masuk. Dan hendak ingin masuk lagi. Janhe meminta izin terlebih dahulu.
"Pak Yoh?Persilahkan Pak Yoh masuk tanpa bertanya padaku lagi. Janhe...selain orang yang ku percaya tidak ada yang boleh mengangguku saat ini."jelas Singto.
"Baik. Presdir."jawab Janhe patuh pada perintah Singto.
.....
"Tuan Muda...anda harus melihat ini...ini kabar terbaru..."Pak Yoh menyerahkan handphonenya berisi photo Krist dan Toptap hendak memesan tiket movie.
"Berita ini sudah tersebar dan menjadi viral."jelas Pak Yoh. Namtan terkejut. Tidak untuk dengan Singto, karena Singto sudah menebak motif dari sikap tiba-tiba Krist yang berubah drastis.

Kriiing Kriiing Kriiing

Mertua {Mae Krist} Calling

Singto langsung terbesit untuk sementara waktu menjaga Krist dengan sedikit menjauhkan gerak langkah Toptap terlalu dekat dengan Krist.
"Sing...apa yang terjadi?"tanya Mae.
"Mae...Sing ingin meminta bantuan Mae.."pinta Singto. Mae yang merasa ada yang ingin dilakukan Singto.
"Tolong sementara ini jagain Krist."pinta Singto.
"Baiklah. Aku akan mengemasi barang-barang Krist di Dorm dan menjaganya di rumah."jawab Mae.
"Dan...nanti ada beberapa orang yang Sing perintahkan untuk mendekor ulang kamar Kit...dalam pengawasan Pak Yoh, Mae..."pinta Singto.
"Nanti yang menjemput Kittyku..Mae dan Pho sendiri yang menjemputnya...biar Mae berpesan pada bibi nanti..."jelas Mae pada Singto.
"Terima kasih Mae..."jawab Singto.
"Mae sangat bangga punya menantu sepertimu Sing. Baiklah. Mae akan langsung berangkat sekarang. Love you, sayang...~"Mae menutup telephonenya, lalu bergegas menceritakan segalanya kepada suaminya.
"Kalau begitu, Namtan...kau ke rumah Krist sekarang. Mereka masih diluar bukan. Kau akan lebih leluasa mencari bukti di rumah Krist. Sekalian membantu Mae mengemasi barang Krist."Namtan langsung berdiri, memberi salam pada Pak Yoh dan Singto. Melesat seperti yang diperintahkan Singto.
"Pak Yoh...tolong pantau terus mereka. Sebelum itu awasi beberapa pegawai yang mendekor ulang kamar Krist...bla...bla...bla..."perintah Singto.
"Baik. Tuan Muda."Pak Yoh pergi meninggalkan Singto. Singto meneliti data pribadi Toptap.
Singto mengepalkan tangannya yang berada di atas meja.
"Kau mau bermain-main dengan Singto Prachaya, Bangsat!!!Kau sudah tunjukkan taringmu!!!Maka kau akan tahu akibat menantangku!!!"geram Singto.

[PLot Singto End]

You're my music [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang