Plan Singto

443 24 29
                                    

[PLot Singto]

Singto Calling
"Hi, New...aku ingin meminta bantuanmu sementara ini, kau ada waktu luang?"tanya Singto.
"Kau itu...kebiasaan jelekmu gak bisa diubah...selalu saja tanpa basa-basi. Tanya kek gimana kabarku?gimana kabar suamiku? Atau apa kek?"Newwie sahabat Singto kesal.
"Oooo...itu tidak penting. Lebih penting keselamatan istriku saat ini."jawab Singto datar.
"What?!Oho!!kau menikah tidak mengundangku!!sahabatmu sendiri!!!Tak ada kabar di media sosial!!!kau juga tidak memperkenalkan pasanganmu!!!tunggu!!!Terakhir aku lihat post Mae soal tunanganmu!!!kau menikah dengan pria manis itu tanpa undang-undang aku!!!"cerocos New
"Stop!!!aku belum menikah dengannya."jawab Singto
"Dasar..."New menepuk jidatnya.
"Tunggu...demi keselamatan istrimu memang kenapa dengan istrimu?"tanya New penasaran.
"Ada psiko berkeliaran..."New langsung memotong.
"Ok. Sore ini aku kembali."New langsung membicarakan dengan suaminya Tay sementara waktu kembali ke Bangkok.
.......
Singto Calling
"Wad...nanti sore kita bisa bertemu dikantorku saja bersama New?"Singto melirik barang buktinya.
"Bisa. Ada apa?"tanya Wad dengan muka datarnya.
"Aku ingin memperlihatkanmu barang bukti yang kutemukan hari ini."jawab Singto.
"Ok."jawab Wad Singkat
......
Sore itu di kantor Singto.
"Bangsat!!!Kenapa kau belum juga melaporkan hal ini Sing...?"tanya New geram
"Krist...sampai sekarang..."jawab Singto terpotong oleh Wad
"Masih diam..."Wad menatap Singto.
"Aku punya ide. Wad bisa aku minta tolong. Carikan aku seseorang dari kesatuanmu yang jago bela diri dan mengintai ya..."pinta Singto.
"Bukankah para penjaga ayahmu juga hebat?"tanya Wad.
"Aku tahu. Satuan khususmu kan berbeda. Karena dia mulai mengintai Istriku terus."jawab Singto.
"Ok."jawab Wad mengerti.
"Dia tampan juga."gumam New. Tay dan Singto menitip tajam.
"Lebih tampan aku."jawab Sing dan Tay bersamaan. Singto dan Tay saling menatap lalu tertawa begitu juga New dan Wad.
Wad menghubungi seseorang untuk memerintahkan seseorang dari pasukan khususnya untuk menggantikan penjaga Singto. Begitu juga Singto mengabari bodyguarnya bahwa dibebas tugaskan dan melaporkan hal ini pada Ayahnya.
"....."Wad terlihat serius melihat tablet Singto. Penjaganya mengirim beberapa photo Toptap yang sedang mengintai rumah Keluarga Sangpotirat. New yang melihat itu jadi ikut penasaran.
"Sepertinya dia sudah mendapatkan targetnya."gumam Wad.
"Waah...pria itu pintar juga. Cara dia berpakaian, cara dia mengintai. Dia juga tahu menggunakan waktu yang tepat bila dibandingkan sebelumnya."celoteh New yang duduk disamping Wad juga ikutan melihat hasil laporan anak buah Singto.
"Ok."jawab Wad singkat.
"Dia sudah diposisinya. Kita mulai...?"Singto mengangguk.

[PLot Singto End]

Singto mendapati Krist berkutat dengan handphonenya. Handphone baru yang diberikan Singto menggantikan handphone Krist yang lama. Krist yang menyadari kedatangan Singto hanya tersenyum dan kembali d Singto menghampiri Krist memeluk Krist dari belakang lalu mencium pipinya.
"Fokus sekali. Sedang apa?"tanya Singto masih memeluk Krist.
"Membuat lagu baru. Project terbaru dengan The Grandson."jawab Krist.
"Kau siap. Bukankah dia pemegang pianio."Singto mengingatkan, membuat Krist menghentikan kegiatannya. Singto menarik Krist duduk di tepi ranjang. Menggenggam erat kedua tangan Krist dengan lembut. Mengusap-usap punggung tangan Krist.
"Kit...tidakkah kau laporkan hal ini ke polisi?"tanya Singto serius. Krist melepaskan tangannya dari genggaman Singto.
"Phi Sing...kenapa kau membahas ini lagi?Aku diam. Berarti aku tidak ingin ini terungkap bukan."Krist mengepalkan tangannya yang bertumpu di pahanya.
"Dia berbahaya Kit..."bujuk Sing melingkarkan tangannya memeluk tubuh Krist.
"Phi Sing...aku...tidakkah kau mencari..."Krist melepaskan pelukan Singto. Krist lagi-lagi merasakan tubuhnya merasa merinding.
"..."Singto merasakan apa yang Krist rasakan.
"Maaf...maafkan Phi na..."Krist hanya terdiam membaringkan tubuhnya.
.........
Mae mendapati Krist duduk melamun di kolam renang.
"Kau tidak bisa tidur...Kitty~"tanya Mae. Krist mengangguk.
"Mae...Kit ingin memutuskan pertunangan Kit."Krist menerawang jauh ke dalam ombak kecil air bergelombang karena kaki Krist yang bermain di dalamnya.
Mae memeluk Krist dari samping. Untuk beberapa saat keduanya terdiam.
"Apa yang kau takutkan, sayang~."Mae membawa Krist untuk masuk ke dalam. Mengajak Krist untuk duduk disofa.
"Dengarkan aku sayang~. Kit alami saat ini memang sangat berat. Kau merasa tidak pantas untuknya bukan. Kau berpikir Singto lebih baik dengan lain bukan. Tetapi percayalah sayang~...Sing...mencintaimu lebih dari apapun...dari matanya...dari perhatiannya...Kamipun juga...Kau tetap Kitty Sing.. yang dulu atau sekarang..."Mae meletakkan telapak tangannya fi dada Krist.
"Lupakan masa lalu. Dan tataplah matanya, tataplah dirinya setiap hatimu terasa sakit...maka kau akan merasakan kedamaian disisinya. Lalu kalau kau tahu betapa besar cintanya padamu...Sing akan setuju...tidak bukan...itu berarti dia juga tidak bisa hidup tanpamu...sama seperti halnya dirimu sayang~...kau merasa aman dengannya...kau merasa nyaman disisinya...Sing mencintaimu...kau mencintainya...itu sudah lebih dari cukup untuknya....perjuangannya untukmu adalah bukti cintanya padamu sayang~..."Krist yang membaringkan tubuhnya disofa berbantalkan paha Mae. Mae memeluk anaknya dan mengusap-usap rambutnya perlahan. Hingga Krist merasa tenang kembali.
......
Krist mendapati dirinya terbangun dikamar bersama Singto yang memeluknya dari belakang.
Krist membalikkan tubuhnya. Menatap lekat wajah Singto. Singto menarik tubuh Krist dalam dekapannya sembari tersenyum...Krist mencium aroma tubuh Singto, membuatnya lebih tenang.
Krist mendorong Singto untuk jauh-jauh darinya. Krist mulai lagi merasakan ketidaknyamanan itu.
Krist turun ke bawah, dilihatnya bibi sedang memasak. Krist ikutan ke dapur. Mengambil air mineral.
"Aku tidak selera...ada daging bi..."melihat yang dimasak bi Ohm.
"Maaf tuan muda...bibi...tidak bertanya dulu tadi...Apa bibi masakan yang lain Tuan muda...?Tuan muda ingin apa?"sahut bi Ohm panik. Krist menepuk kedua bahu bi Ohm untuk berhenti.
"Stop!!!bibi selesain itu masakan bibi... Aku cuma lagi tidak mood dengan masakan itu saja bi..."Krist melihat isi kulkas, melihat daging, perytnya jadi keroncongan. Akhirnya Krist mengambil daging itu untuk dimasaknya sendiri.
Singto melihat meja makan, hanya Krist saja yang berbeda.
"Aku tidak dimasakin?"tanya Singto melirik masakan Krist jadi laper dan ingin makan juga.
"Tidak."jawab Krist datar.
"Masak masakan bibi. Kasihan bibi dah capek-capek masak."sahut Krist.
"Waaah...padahal aku ingin ngajak belanja di Mall...tapi...gak jadi."Singto menyuap sarapan paginya.
"Oh!!!u'um...ok...ok...1suap..."Krist memotong 1suapan untuk Singto yang tersenyum.

You're my music [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang