Happening with Krist

387 23 2
                                    

Perhatian: WARNING!!!

Kepada para pembaca author... Mengharapkan...bila kalian belum cukup umur...di harapkan tidak membaca cerita saya yang kali ini. Bila andal ingin membacanya dosa ditanggung sendiri.
Dan sebelumnya para fans diharapkan jangan melempar saya dengan bantal. Saya sudah kabur ke planet Pluto..hahahaha
If you wan to know this will be happy ending or not,,, keep 'r' my story....Thank you...Love you all...

-----------------------+++++---------------------

Toptap langsung melempar Krist ke dalam ranjang. Krist terkejut. Mata Toptap yang lapar membuat Krist takut.
"Kitten...apa yang kau lakukan."Krist mundur ke belakang.
"Malam ini...kau akan menjadi milikku. Selamanya. Hanya milikku!!!"Toptap menyeringai, membuat Krist semakin ketakutan.
"Kitten...sadarlah!!!"Krist terpojok di headbed. Toptap melepas semua pakaiannya hingga tertinggal boxernya.
Krist menendang Toptap yang mencoba mendekatinya, hingga jatuh tersungkur.
Dengan cepat Krist berlari menuju pintu masuk. Toptap mengejar Krist. Krist mencoba membuka pintu masuk. Namun gagal. Krist terkejut kuncinya tidak ada di lubang handle pintu.
"Kitty sayang~..kau tidak bisa keluar dari sini."Toptap kini didepan Krist. Krist mencoba menendang Toptap namun gagal. Mencoba meninju wajah Toptap, namun gagal juga. Toptap mampu menangkisnya. Dan menangkap lengan Krist yang gagal meninjunya tadi. Lalu menguncinya dibelakang punggung Krist.
Toptap membekap mulut Krist. Menyeretnya ke ranjang. Mengikat tangan dan kaki Krist dengan kaos dan celana panjang Toptap yang dilepasnya tadi.

Author : Ini Kitten...jago bela diri                     ternyata -_-

Krist mencoba bergerak walau di tindih oleh Toptap. Toptap membungkam Krist dengan ciumannya yang penuh dengan rasa ingin melumat Krist. Membuka semua pakaian Krist tanpa sehelaipun. Kemeja yang Krist kenakan hingga terlepas semua. Melepaskan ikatan tangannya hingga kemeja itu terlepas dari tubuh Krist lalu mengikatnya kembali.
Hanya terdengar terikan Krist.
"Lepaskan!!!Kitten!!!Lepaskan aku!!!sadarlah!!!"teriak Krist.
Toptap membalikkan tubuh Krist hingga terlentang...Toptap semakin mengingini keindahan tubuh Krist.
"Malam ini...akan menjadi malam yang tak terlupakan oleh kita. Bajingan itu tidak boleh memilikimu!!Kau adalah milikku..."bisik Toptap ditelinga Krist. Krist semakin gemetaran melihat Toptap matanya berubah sangat menyeramkan.
"Kitten..aku mohon...jangan lakukan ini...aku mohon..."Krist mulai berurai airmatanya. Toptap yang melihat airmata Krist kembali berang saat cincin yang melingkar di jari manis Krist.
Toptap merogoh laci di meja nakas, mengambil kotak kecil.
Cincin yang dulu akan diberikan Krist saat acara pernyataannya. Toptap melepas cincin yang dipake Krist.
"Jangan!!!Kitten!!!itu cicin Pertunanganku!!!Jangan Kitten!!!Aku mohon!!!Jangan!!!"teriak Krist menangis.
"Cincin ini tidak pantas di jari Manismu sayang~. Cincin ini yang lebih indah tersemat di jari manismu sayang~"Toptap mencium paksa Krist. Menggerayangi tubuhnya.
"Tidak!!!Kitten!!!uumch...uumch..."teriak Krist meronta-ronta.

-+-+-+-+-+-+-+-+SKIP+-+-+-+-+-+-+-+-

Krist terbangun dari kesadarannya. Pemerkosaan itu hingga membuat Krist pingsan. Krist menangis. Krist menggigil ketakutan. Tangan dan kakinya tidak lagi terikat.
Krist mendengar suara orang bersenandung di kamar mandi.
"Aku harus keluar dari sini.."gumam Krist lirih. Krist mengambil pakaiannya. Menuju pintu. Krist mencari di setiap sudut di dekat pintu masuk sambil sesekali melihat kebelakang. Takut Toptap mendengarnya.
Krist merogoh kedalam vas dekat pintu keluar, dan menemukan kuncinya. Lalu keluar meninggalkan rumah Toptap. Krist berjalan cepat agar Toptap tidak bisa mengikutinya. Menghentikan taksi yang melintas.
"Aku harus cepat pergi dari sini." airmata Krist terus terurai.
"Anda baik-baik saja Tuan?"tanya si supir taksi yang melihat Krist yang sedang menangis didalam taksi itu dari balik kaca.
Krist hanya diam saja. Supir taksi melaju ke tempat yang dituju. Krist melirik kekiri dan kekanan, takut Toptap mengikutinya ke rumah.
Krist langsung mengunci pintu, dan terkulai didepan pintu. Menangis tanpa henti. Sesekali berteriak. Mengingat dirinya yang telah direnggut oleh Toptap. Krist merasa dirinya kotor.
Krist berlari ke kamar mandi mengguyur seluruh tubuhnya di shower tanpa melepaskan pakaiannya terlebih dahulu. Dirinya masih terasa kotor walau seluruh isi botol sabun cairnya habis tak bersisa.
Menangis tanpa henti. Krist yang merasa kotor dengan baju itupun. Melepas semuanya, berganti pakaian dan membuangnya ke sampah di luar rumahnya.
Tubuh Krist belum berhenti bergetar. Krist yang duduk di tempat tidurnya, menyelimuti dirinya dengan selimut. Kembali menangis karena ingatan-ingatan itu terus menghantuinya.
Hingga Siang hari...
Krist tetap menangis gemetaran di tempat tidur. Tiba-tiba terdengar langkah kaki didepan pintunya. Krist yang mendengar menutup dirinya dengan selimut.
Terdengar suara orang marah-marah...
"Krist...sampai kapan kau tidur!!!HAH!!!"Namtan yang mendekati Krist hendak menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh Krist, terkejut...
"PERGI!!PERGI KAU!!!PERGI!!!PERGIIII!!!"teriak Krist yang masih menahan selimutnya.
Namtan terkejut...
"Krist...ada apa denganmu?"Namtan secara perlahan mendekati Krist. Lagi-lagi Krist berteriak padanya.
"PERGI!!!PERGI!!!PERGIIIII!!!"teriak histeria Krist.
"Ok...Ok..Krist...aku pergi..."Namtan keluar dari kamar Krist. Lalu menghubungi Singto.
"Hallo...Phi Sing...ada yang aneh dengan Krist..bisa kau kesini sekarang?"pinta Namtan khawatir.
"Apa!!!"teriak Singto berdiri dari bangkunya, secepat kilat Singto meninggalkan rapat pagi ini menuju rumah Krist yang menimbulkan keheranan seluruh karyawan yang ada di ruang rapat itu.
Sesampainya Singto dirumah Krist. Singto melihat Namtan yang berdiri sangat gelisah di depan pintu Krist. Singto yang hendak langsung masuk dicegah oleh Namtan.
"Ada apa Namtan?Apa yang terjadi?Kenapa kau disini? Kenapa tidak menjaga Krist?"cerocos Singto walau napasnya tersengal-sengal karena berlari secepatnya.
"Aku tidak tahu. Ini sepertinya berbeda. Aku benar-benar takut. Phi Sing...Sesuatu terjadi pada Krist. Aku datang seperti biasa, saat aku bisa hendak membangunkannya. Belum menyentuhnya, Krist sudah berteriak padaku. Aku khawatir padanya..."jelas Namtan.
"Krist...ini aku...aku masuk ya..."teriak Singto mengetuk pintu..
"Phi Sing..."Krist semakin menangis.
Singto masuk. Mendapati Krist yang masih menyelimuti dirinya dengan selimut. Secara perlahan Singto mendekat...
"Phi Sing...Phi Sing...Phi Sing..."terdengar nama Singto dipanggil Krist berulang, menangis deras dan tubuhnya gemetaran.
"Ya. Krist..Ini aku...Phi Sing..mu..."Singto yang mendekati Krist secara perlahan.
Krist yang gemetaran dengan gerakan Singto yang semakin mendekat. Ada perasaan takut ada yang mendekatinya. Namun Krist tahu itu Singtonya. Krist merasakan kehangatan suara Singto.
Namtan meninggalkan mereka berdua...
"Sepertinya Krist harus absen hari ini...ini bukan masalah kecil sepertinya. Apa yang terjadi padamu...Krist...?"gumam Namtan yang masih merasa khawatir dengan keadaan Krist hari ini.
Singto secara perlahan membuka selimut Krist, Krist menutupinya kembali.
"Kit...Ini Phi Sing..naa..."Singto kembali menarik selimut itu secara perlahan hingga mampu melihat kepala Krist yang bertumpu menutupi wajahnya di  atas lututnya.
Singto memeluk Krist dengan lembut. Krist semakin menangis histeris. Hanya suara tangisan Krist dalam pelukan Singto di kamar itu. Singto mengelus lembut rambut belakang Krist, sesekali menepuk punggung Krist. Hingga.....terdengar derap langkah memasuki kamar Krist

---------+++to be continue+++--------

You're my music [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang