SIV - 16

21.1K 1.6K 75
                                    


Violet membiarkan Liam memeluk pinggangnya dengan mesra, karena gadis itu masih sibuk dengan para tamu yang memberinya hadiah dengan sangat tidak wajar. Memang para tamu rata-rata berasal dari keluarga kaya raya.

Brandon bergelayut di punggung lebar Marcell layaknya koala, kedua orang itu terlihat sangat akrab padahal baru berkenalan lima menit yang lalu.

"Punggung kakak ganteng lebal banget, enak dipeluk" Ucap Brandon dengan nada riang. Marcell yang mendengarnya hanya terkekeh kecil, laki-laki itu sedang sibuk memotong kue dan menyingkirkan berlian yang menghiasi kue tersebut. Takut berlian tertelan kedalam ususnya nanti kan gak keren.

Liam menatap keakraban Marcell dan Brandon dengan sinis, laki-laki itu terlihat tidak terima saat calon keponakannya bercanda tawa dengan Marcell. Violet melirik Marcell melalui ujung matanya. Kemudian tersenyum kecil, sangat kecil. Lebih terlihat seperti seringai.

Violet menatap jam dinding yang berukuran besar di tengah ruangan, sekarang sudah pukul sebelas malam. Setengah jam lagi semua tamu akan pulang ke rumah masing-masing. Kecuali anggota Black Blood. Karena acara pelantikan akan dilaksanakan tepat pukul dua belas malam.

Fira menatap kedatangan anggotanya yang masuk melalui pintu belakang, sekitar sepuluh orang anggota. Mereka adalah perwakilan dari negara Indonesia, Jepang, Korea, Prancis, Inggris, Amerika, Thailand, China, Jerman, dan juga Rusia. Wanita itu menghela nafas, tugasnya sebentar lagi akan ia lepas. Pekerjaan yang telah ia pegang selama lebih dari 30 tahun kini akan ia berikan kepada putrinya. Fira tidak sedih, hanya saja ia terharu kepada putrinya.

Violet menghela nafas lega, setelah menerima kotak hadiah terakhir dari tamunya. Semua barisan tadi hilang dan berpencar untuk menikmati pemandangan indah didalam mansion.

Marcell merasakan punggungnya semakin berat, menoleh kebelakang dan ternyata mendapati bocah yang tengah tidur dengan nyenyaknya. Bocah itu bergelayut layaknya hewan Koala, dengan hati-hati Marcell memindahkan posisi tubuh bocah itu ke dada bidangnya.

"Hmm, Apa yang harus kulakukan kepada bocah ini? Kemana orang tuanya?" Gumam Marcell sambil menimang Brandon dengan menepuk-nepuk pantat kenyal bocah itu. Mata Marcell mengelilingi mansion, dan mendapati orang tua bocah yang ia gendong tengah bermesraan di pojok ruangan. Heh, sepertinya mereka melupakan keberadaan anaknya.

Marcell menatap wanita dihadapannya dengan tatapan kagum, Fira mengambil Brandon dari gendongan Marcell. Laki-laki itu sepertinya tidak sadar kalau Brandon tidak lagi berada digendongannya. Matanya berbinar menatap Fira. Ibu dan anak sama-sama seperti dewi.

"Terima kasih nak, sepertinya Brandon sangat merepotkanmu"

"Oh, sama sekali tidak Bibi. Aku senang Brandon mau berteman dan bercanda denganku"

"Benarkah? Padahal dia sedikit sulit berinteraksi dengan laki-laki yang lebih tua darinya. Kecuali kepada gadis-gadis cantik, Kau pasti akan kalah cepat jika dibandingkan dengan Brandon" Ucap Fira yang membuat Marcell menganga. Bocah ini  pasti akan menjadi playboy di masa depan. Aku yakin itu.

"Kalau begitu Aku permisi, silahkan nikmati hidangannya" Marcell mengangguk.

Tepat pukul setengah dua belas malam, seluruh tamu mulai berhamburan keluar mansion. Bersiap pulang ke rumah masing-masing, Marcell melambaikan tangannya kepada Brandon yang terbangun karena ingin buang air. Mungkin bocah itu terlalu banyak makan sejak tadi, sehingga perutnya memberontak.

Mansion tidak lagi seramai tadi, sekarang benar-benar sepi. Lampu ruangan dimatikan, hanya menghidupkan lampu-lampu kecil sehingga keadaan terlihat remang-remang. Violet melepas gaunnya, membuat gaun super mahal itu tergerai di lantai begitu saja.

She Is Violet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang