SIV - 56

17.2K 1.3K 253
                                    


Fira membaca raport milik Violet yang baru saja diberikan oleh wali kelas Violet. Wanita itu mengangguk bangga karena nama Violet diumumkan sebagai peringkat kelas nomor satu dan juga memiliki nilai tertinggi diantara kelas angkatan lainnya. Semua orang berdecak kagum, keluarga yang sangat sempurna.

Violet yang menyaksikan acara penerimaan raport itu dari jauh hanya bisa menghela nafas, dia sebenarnya tidak ingin ikut ke acara itu. Tapi Fira terus memaksanya untuk datang sekaligus menjadi sopirnya. Violet menerimanya karena Fira mamanya, jika bukan...

Tiba-tiba suara kekehan terdengar dari samping kiri Violet membuat gadis itu langsung menoleh. Violet memejamkan matanya saat bibir Zero langsung bertemu dengan bibirnya.

"Kenapa kekasihku yang cantik ini berdiri terus? Kasihan kakimu yang mulus ini berdiri sedari tadi. Ayo kita duduk di sana"

Berbeda dengan acara penerimaan raport lainnya, Sekolah milik Fira selalu mementingkan kenyamanan para tamu. Seperti sekarang, setelah para tamu menerima raport milik anak mereka. Mereka bisa memesan makanan apa saja yang mereka inginkan, dan pesanan akan datang beberapa menit kemudian. AC ruangan yang terpasang rapi di dinding itu terlihat biasa saja, tapi jika dilihat lebih dekat. Mereka akan melihat beberapa butir berlian yang berkilau menghiasi AC.

Semua tamu tahu kalau pemilik sekolah adalah orang terkaya nomor satu Di London, juga Dunia. Dan mereka tahu kalau Fira adalah pecinta emas, berlian dan sesuatu yang mahal. Jadi tidak kaget kalau beberapa berlian menghiasi benda-benda milik Fira.

Alena membulatkan matanya saat giliran nama Putranya yang dipanggil sebagai peringkat ke-dua dengan nilai tertinggi setelah Violet. Zero terkekeh melihat Mamanya yang begitu semangat berbicara dengan wali kelas.

"Calon Mama Mertua terlihat cantik saat tersenyum" Guman Violet yang dihadiahi kecupan ringan oleh Zero.

"Aku tahu, tapi masih lebih cantik dirimu" Ucap Zero membuat Violet langsung menoleh sambil menahan senyum.

"Benarkah? Apakah Aku secantik itu?" Tanya Violet masih dengan senyum tertahan.

"Tentu saja, Kau wanita paling cantik yang pernah Aku lihat" Jawab Zero dengan mata berbinar. Violet tersenyum manis kemudian berbisik pelan.

"Jadi, berapa gadis yang pernah Kau lihat?" Tanya Violet dengan nada rendahnya. Bulu kuduk Zero langsung berdiri setelah mendengar pertanyaan Violet.

"Maksudku–"

"Kalian berdua! Jangan bermesraan disana! Kalian tidak lihat banyak tamu?" Teriak Alena mengagetkan mereka. Zero dan Violet menoleh dengan pandangan datar. Jika Mama tidak berteriak, para tamu tidak akan melihat kami seperti sekarang. Gumam Zero dan Violet gemas dengan tingkah Alena.

Alena menoleh ke seluruh penjuru ruangan dengan wajah tanpa dosanya "Apakah Aku melakukan kesalahan?" Kemudian Alena tersadara dengan kebodohannya. Wanita itu membungkuk meminta maaf. Fira menyaksikan calon besannya itu sambil menepuk jidat.

Zero dan Violet memilih keluar dari aula, dengan Violet yang terus memeluk lengan kekar Zero, dan sepertinya Zero tidak keberatan sama sekali. Malah terus tersenyum seperti orang gila.

Violet berhenti melangkah membuat Zero juga menghentikan langkahnya, saat Zero ingin bertanya. Laki-laki itu mengatupkan bibirnya tidak jadi bertanya, melainkan menatap gadis dihadapan mereka yang kini tengah menatap Zero dengan tatapan nyalang.

"Ada apa dengan tatapanmu itu?" Tanya Violet kepada gadis yang tingginya lebih rendah beberapa senti dari dirinya.

"Aku tidak menyangka seleramu menurun drastis Zero, Kau mengencani gadis seperti ini setelah putus denganku?" Tanyanya dengan nada dan wajah menjengkelkan.

She Is Violet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang