SIV - 36

18.1K 1.5K 217
                                    


Brandon tergelak melihat wajah cengo Fira dan Rega, bocah itu memegang perutnya sambil tertawa ngakak. Membiarkan Fira dan Rega yang kini menatap bocah itu tanpa ekspresi. Brandon mengusap rambutnya kebelakang dengan jari-jari mungilnya, persis seperti apa yang sering dilakukan oleh Ace.

"Gimana? Blandon tambah ganteng 'kan sama walna lambut balu?" Tanyanya dengan sangat percaya diri.

Fira menatap Violet yang tengah memejamkan kedua matanya sambil berbaring di sofa dengan kaki ditaruh di meja. Fira memaklumi kaki panjang putrinya.

"Violet...." Panggil Rega dengan nada pelan.

"Brandon sendiri yang meminta, Aku bisa apa?" Potong Violet sebelum Rega melanjutkan perkataannya.

"Lagipula dia tambah terlihat lucu dengan warna rambut barunya" Sambung Violet. Rega kembali menatap cucu kecilnya, laki-laki paruh baya itu menghela nafas pelan.

"Iya sih tambah lucu, tapi kenapa warna pink?" Tanya Rega jengkel.

"Sebenarnya Brandon meminta warna kuning, tapi Aku tidak mengijinkannya. Jadi lebih baik warna pink daripada sama sekali tidak" Jawab Violet dengan malas, dia ingin tidur.

"Kuning? Ugh, selera Brandon jelek sekali" Ucap Rega sambil mengernyit jijik, Brandon menatap kakeknya sambil mencebikan bibir mungilnya.

"Iiiih, kuning itu bagus tauk! Glandpa aja yang katlok!"

"Darimana bocah ini tau kata katrok?" Gumam Rega bingung sendiri. Fira menatap cucunya yang sedang tergelak, seperti sedang melihat jamur beracun dihadapannya.

"Aku seperti melihat jamur beracun yang berukuran kecil seperti manusia dihadapanku ini" Ucap Fira membuat Rega tergelak dengan keras. Brandon mempoutkan bibirnya kesal, bocah itu melompat duduk di paha Violet.

Violet yang memejamkan matanya langsung membukanya dan melihat Brandon yang sedang melipat kedua tangannya didepan dada, gadis itu kemudian menoleh kearah pintu mansion saat melihat sebuah bayangan seseorang. Ace datang dengan tas kerjanya, dibelakangnya ada Kayla yang mengintili suaminya berjalan. Ace mengerjapkan matanya.

"Anak siapa ini?" Tanya Ace dan Kayla bersamaan.

Mata Brandon menggenang air mata, bibirnya merengut kebawah dan sedikit bergetar. Tangisannya mulai terdengar dengan keras, sampai semua orang menutup kedua kuping mereka demi menyelamatkan pendengaran mereka. Violet memejamkan matanya meresapi kebisingan mulut Brandon.

Kayla memasukkan sesuatu kedalam mulut Brandon yang menganga, bocah itu berhenti menangis dan langsung mengunyah makanan yang disuapi Kayla.

"Eeem lasa coklatnya enak, tambah lagi" Kayla kembali memasukkan potongan kue kedalam mulut putra kecilnya. Ace menatap putranya bangga. Yah meskipun seperti cotton candy berjalan, dia tetap terlihat lucu.

"Oh ya Violet, Kau mendapat tugas dariku" Ucap Ace sambil membuka sebuah dokumen.

"Hm"

"Besok pagi, berangkatlah ke Indonesia. Sekretarisku akan mengirimkan tugasmu disana melalui email. Kau tidak akan sendirian, anak dari kolega bisnis kita akan menemanimu selama seminggu di Indonesia"

"Satu minggu?"

"Ya, Kau akan berada di Indonesia selama satu minggu. Tenang saja, Aku akan mengijinkan sekolahmu"

"Baiklah"

Jadi selama tujuh hari mulai besok, Aku tidak bisa menyiksa Jennie. Setelah kembali dari Indonesia, Aku akan langsung memotong ketujuh jari tangannya, kalau perlu Aku potong tangannya?

Violet menatap Brandon yang berhenti mengunyah dan menatapnya. Bibir bocah itu kembali mengerut kebawah.

"Jadi selama satu minggu Blandon tidak lihat kak Vio?" Tanyanya dengan menggenang air mata. Ace menghela nafas, dia tidak kuat melihat mata berkaca-kaca putranya.

"Brandon boleh ikut Kak Vio, tapi ingat! Jangan nakal! Apa kata papa?"

"Jangan nakal!"

"Good boy"

Brandon memeluk Violet dengan erat, merasa senang karena bisa ikut dengan Violet. Fira menipiskan bibirnya. Pasti dia akan menjadi penganggu disana, semoga saja 'dia' tidak ada niatan memakan cucuku.


***

Kayla memasukkan baju Brandon kedalam koper mini milik bocah itu, kini Brandon sedang memakai bedak sendiri. Biasanya Kayla yang memakaikannya, tapi kini bocah itu ingin memakai bedak sendiri. Rambut pun diberi sebuah wangian khusus.

"Brandon, Kau hanya akan ikut ke Indonesia dengan kakakmu. Untuk pekerjaan, bukan liburan" Nasehat Kayla kepada putranya, tapi sayang Brandon sibuk dengan rambut barunya.

"Naah, kalo gini 'kan Blandon ganteng kayak Papa Ace" Pujinya sambil menatap pantulan dirinya di kaca. Kayla memutar bola matanya malas. Dulu Ace tidak memiliki sifat narsis seperti ini, oh Aku melupakan kakek Brandon.

"Udah Ma bajunya? Blandon belangkat dulu ya? Mama jangan nangis, 'kan ada dedek bayi sama Mama" Brandon memeluk Kayla dengan tangan mungilnya, Kayla balas memeluk Brandon dengan erat. Seminggu tidak melihat putranya pasti akan membuatnya rindu. Tapi, Kayla melupakan kepergiannya ke Korea selama satu minggu kemarin, dan dia sama sekali tidak rindu dengan Brandon. Sungguh kejam.

"Ayo Brand" Ajak Violet berdiri didepan pintu sambil menarik sebuah koper besar berwarna merah maron. Brandon mengangguk kecil kemudian mengecup kedua pipi Kayla.

Brandon berjalan dibelakang Violet sambil menyeret koper kecilnya, bocah itu mendumel karena merasa kopernya sangat berat. Violet yang peka langsung mengambil koper mini Brandon dan menyeretnya. Brandon terkikik pelan dibelakang Violet. Kak Vio baik deh, Blandon 'kan makin sayang.

"Sudah siap? Seseorang sudah menunggu kalian sejak tadi" Ucap Ace sambil menaruh cangkir kopi.

"Seseolang?" Tanya Brandon sambil celingukan dan berjalan kedepan.

Violet berjalan keluar mansion, melihat seorang pria tinggi yang sedang membenarkan tatanan rambutnya. Laki-laki itu mneyadari kedatangan Violet. Dia tersenyum kecil.

"Hai, ingat Aku?"







***






Vanya menangkup kedua pipinya dengan kesal, tidak ada Violet membuatnya kesepian. Meskipun saat Violet bersamanya juga hanya diam saja, Kai menyadari Vanya sedang bad mood.

Di pojok kelas, kondisi Marvin sama dengan Vanya. Bad mood, sehingga alis tebalnya hampir menyatu karena ekspresi wajahnya yang merengut. Jika saja dia tahu Violet akan ke Indonesia, dia pasti akan memilih untuk ikut Violet. Sedetik kemudian, laki-laki itu tersenyum kecil ketika mendapatkan sebuah ide.

Seorang guru wanita dengan badan yang lumayan 'besar' memasuki  kelas dengan lipstik merahnya. Matanya menatap seluruh penghuni kelas dengan tatapan tajam.

"Kemana manusia yang menempati bangku pojok kiri?" Tanyanya dengan suara cempreng. Cukup menganggu kuping para murid yang duduk didepan.

"Zero ijin seminggu tidak masuk bu, masalah pribadi"










***




Violet menatap laki-laki yang tersenyum kepadanya dengan tatapan datar dan terkesan tidak peduli, Brandon menatap laki-laki itu sambil mengerjap polos.

"Kakak bukan yang duduk di pojok kelas itu 'kan? Yang pake kaca mata tebel? Kok sekalang jadi ganteng?" Tanya Brandon dengan polosnya membuat Violet tersenyum kecil.

Marcell tersenyum kecil, anak kecil dihadapannya memang luar biasa. Laki-laki itu kemudian beralih menatap Violet yang masih tersenyum kecil. Violet melangkah maju mendekati Marcell, kemudian membisikkan sesuatu didekat telinga Marcell. Brandon mengerucutkan bibirnya bingung.

"Ayo berangkat, Zero"















Tbc.




Maaf ya ini sedikit banget, ciki super sibuk. Suer deh😈

She Is Violet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang