SIV - 74

14.4K 1.3K 393
                                    

Warning! ⚠

15+🌚

Ciki yakin kalian bukannya minggat tapi malah nekat baca part ini 👿




***


Violet menatap dua wanita dihadapannya dengan tatapan malas, dia sampai bingung akan membunuh mereka dengan model bagaimana. Dia ingin membunuh dengan cara anti mainstream. Tapi dia sendiri bingung.

"Bagaimana Zero?" Tanya Violet, menatap kesamping dimana Zero tengah mengunyah keripik dengan begitu santai. Laki-laki itu mengedik bahu acuh.

Violet menatap Amira dan Viola yang sedang dicambuk oleh anggotanya, wanita itu tersenyum sinis menatap Viola yang menatapnya sengit.

"Sudah cacat, masih banyak tingkah" Ucap Violet sarkas.

Viola bahkan tidak mempunyai kaki karena telah Violet potong, tidak bisa berjalan dan hanya mengandalkan kursi roda. Dan wanita itu masih banyak bertingkah dengan bekerja sama dengan Amira melempar bom ke wilayah mansionnya. Bahkan hampir mengenai kepala putra keduanya.

"Sebenarnya apa alasan mereka melakukan ini?" Tanya Zero bingung sendiri. Dia bahkan lupa dengan masa lalu yang mereka alami saat berpacaran dulu. Violet tergelak pelan, dia mendekat kearah Zero dengan menatap Amira dan Viola sinis.

"Mereka menginginkan ini" Violet menarik tengkuk Zero kemudian mempertemukan bibir mereka berdua dengan mesra.

Zero yang merasa hal ini momen langka semakin memperdalam ciuman mereka, toh. Violet istrinya, tidak apa-apa dia berciuman dengan istrinya dimanapun berada.

"Ah, ini manis sekali" Ucap Violet setelah menjilat air liur Zero disudut bibirnya.

Amira dan Viola berdecih bersamaan, anggota Black Rose semakin mencambuk keduanya karena berani berdecih kepada boss mereka.

"Karena sekarang Kau bingung ingin membunuh mereka dengan model lain, lain kali saja. Sekarang waktunya kita membuatkan adik untuk 3A"

"Hm, boleh juga"

"Kalau begitu ayo"

"Tunggu sebentar" Violet berdiri dari duduknya. Mendekati keberadaan Amira dan Viola.

"Karena Aku tidak ingin mengotori tanganku, bisakah kalian melakukannya untukku?"

"Dengan senang hati boss!"

"Potong rambut mereka"

Dengan sekali gunting, rambut keduanya menjadi sepanjang leher.

"Tusuk mata kiri mereka dengan jarum kecil"

Dua anggota langsung menusuk mata kiri keduanya tanpa aba-aba, tentu saja membuat Amira dan Viola berteriak histeris saat darah mengalir dari mata mereka.

"Obati dan pakaikan perban"

Lima menit kemudian perban sudah dipasang di mata kiri mereka.

"Kalian boleh nikmati tubuh mereka sepuas kalian"

"Baik boss!"

Violet terkekeh saat dua anggota tadi merobek pakaian mereka berdua dengan paksa.

"Kalian baru tahu siapa Violet ya? Sayang sekali. Kupikir besok Aku akan membunuh kalian berdua dengan cara yang unik. Tunggu saja ya"

Violet melambaikan tangannya dengan senyuman cantik, melompat ke punggung Zero dan akhirnya Zero menggendong istrinya yang sedang manja.

"Violet" Desis Zero saat merasakan Violet menyesap lehernya dengan begitu lembut.

She Is Violet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang