SIV - 20

21.7K 1.6K 190
                                    


***



Violet memangku Brandon yang masih asik dengan keripik kentangnya, mulutnya seakan tidak lelah mengunyah makanan sedari tadi. Kai menyetir mobil dengan kecepatan sedang. Vanya memejamkan matanya merasakan kantuk. Violet menatap pinggir jalan yang ramai dengan orang-orang. Ada yang pulang dari sekolah, bekerja, dan lainnya. Memakai kendaraan yang berbeda-beda, ada yang mahal, sedang, dan kurang mahal.

Ada yang memakai make up tebal, baju dan perhiasan norak. Tapi kendaraan mereka sama sekali tidak cocok dengan penampilan. Violet terkekeh kecil, benar-benar menggelikan. Brandon mendongak menatap Violet yang terkekeh.

"Kakak kenapa?" Tanya Brandon kemudian membuang bungkus keripik kentang yang sudah habis. Mengelap tangannya menggunakan tisu, kemudian mengambil susu botol yang disediakan. Violet menunduk melihat Brandon yang tengah meneguk susu cair.

"Enggak apa-apa. Mulut kamu gak lelah Bran?" Tanya Violet sambil mengusap sudut bibir Brandon. Bocah itu menggeleng sebagai jawaban, kemudian kembali meneguk susu dengan nikmat. Kai menatap Brandon melalui kaca, laki-laki itu hanya bisa menggeleng gemas.

Brandon tersentak ketika mendengar suara dengkuran dari sampingnya, Vanya mendengkur. Bocah itu dengan jahil turun dari pangkuan Violet kemudian memeluk tubuh Vanya dengan erat. Vanya tersentak kaget, gadis itu bangun kemudian menatap geram Brandon.

Dengan jahatnya Vanya melepas pelukan Brandon kemudian memindahkan bocah itu di kursi belakang, kembali memejamkan matanya. Brandon menangkup pipinya dengan kedua tangan mungilnya. Violet membiarkan Brandon berada di belakang. 

Menggembungkan pipinya kesal, Brandon menatap jalanan yang mulai sepi. Karena mereka kini tengah melewati hutan lebat. Terlihat menyeramkan karena semua pohon terlihat besar dan tinggi, sehingga sinar matahari hanya bisa masuk melalui cela daun.

"Kak, ini mau kemana sih? Pantat Blandon sakit dali tadi duduk"

"Ya kamu baring lah," Balas Kai sambil menatap sinis Brandon melalui kaca.

Dengan kesal Brandon membaringkan tubuhnya di kursi, bocah itu menatap atap mobil dengan pandangan bingung. Sebenarnya, kemana tujuan mereka pergi? Brandon ingin pulang.

Kai menghentikan mobil saat mereka sudah berada di sebuah bangunan besar dan tingkat dengan dinding hitam, di tengah bangunan terdapat sebuah lukisan mawar hitam. Beberapa hari yang lalu masih lukisan tetesan darah, kini telah berganti.

Brandon berdiri dari berbaringnya, bocah itu melompat ke tempat Violet. Violet yang hendak turun dari mobil terkejut melihat Brandon yang kini tengah bergelayut manja kepadanya. Dengan malas Violet memasangkan sepatu ke kaki Brandon. Sedangkan Brandon menatap bangunan tersebut dengan kagum.

Violet menekan sebuah alat disamping gerbang bangunan tersebut.

"Say the password" Sebuah suara muncul dari alat yang Violet tekan tadi.

"This is Violet" Ucap Violet dengan nada datar. Alat tadi yang memunculkan sinar berwarna merah kini berganti menjadi hijau.

"Okay, the password is accepted. Please enter, Black Rose leader"

Gerbang besi dengan tinggi lima meter tersebut terbuka dengan sendirinya, mata Brandon berbinar. Keleeen.

Violet mulai melangkah dengan anggunnya, Brandon menggenggam tangan kiri Violet. Bocah itu menatap takjub isi ruangan yang benar-benar mewah, warna dinding berwarna hitam. Memang terlihat suram dan menakutkan, tapi Brandon menyukainya.

Semua anggota mulai membungkuk saat Violet berjalan melewati mereka, aura Violet memang tidak bisa di remehkan.

"Dimana Jennie?" Tanya Violet tanpa menatap anggotanya yang masih setia membungkuk. Salah satu anggota menjawab.

She Is Violet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang