SIV - 21

20.7K 1.6K 103
                                    


Violet tersenyum sinis melihat Jennie yang mulai kehilangan kesadarannya, darah terus mengalir dari kaki Jennie. Violet meludah kemudian keluar dari sel. Baginya, Jennie adalah sebuah kuman yang dibenci seluruh manusia karena kelakuannya yang menggelikan.

Brandon menatap Jennie sebentar kemudian meraih tangan kiri Violet, bocah itu berjalan tanpa bicara sama sekali. Membuat Kai mengernyit melihat bocah tersebut. Sepertinya dia bad mood.

Violet berjalan dengan pandangan lurus ke depan, sesekali menoleh ke bawah. Memastikan bahwa jiwa Brandon masih setia kepada tubuhnya, aneh saja melihat bocah itu diam. Vanya memijit pelipisnya pening, darah yang ia lihat tadi sangat banyak dan membuatnya jijik sekaligus mual.

"Oh, ayo pulang. Aku ingin segera tidur, kepalaku pusing sekali" Ucap Vanya sambil bersusah payah berjalan, tangannya masih setia memegang pelipisnya.

Vanya berteriak saat dirinya merasa terbang, gadis itu menoleh kebawah. Ternyata Kai mengangkatnya dan menaruh Vanya di pundaknya, tiba-tiba laki-laki itu berhenti melangkah dan menurunkan Vanya. Berjongkok, menyuruh Vanya naik ke punggungnya.

"Kau berat, jadi naik ke punggungku" Vanya menggerutu, ia sebal saat Kai mengangkut pautkan berat badannya. Dengan kesal gadis itu langsung melompat ke punggung Kai, untung saja Kai langsung menahan dirinya. Jika tidak, dia akan mencium lantai.

Violet membuka pintu mobil, membiarkan Brandon masuk terlebih dahulu. Bocah itu melompat masuk ke dalam mobil, mengingat kakinya yang masih pendek dan tidak sepanjang Violet.

***

Fira menatap layar ponselnya yang menampilkan video Violet saat menyiksa Jennie, wanita itu terdiam sesaat. Fira tidak terkejut saat melihat Brandon malah asik duduk di pangkuan Kai. Fira mengedikkan bahu acuh, apapun yang dilakukan Violet bukan lagi urusannya. Kecuali kalau itu benar-benar serius dan Fira harus ikut andil.

Rega yang berada di samping Fira langsung memegang perutnya, sebenarnya Rega tidak ingin melihat videi tersebut. Tapi rasa keingintahuannya yang membuncak membuat Rega ikut juga melihat penyiksaan kepada Jennie. Rega bergidik ngeri, mimpi apa dia sampai punya Putri seperti Violet dan juga cucu seperti Brandon.

"Dimana Ace?" Tanya Rega setelah meminum kopi hitamnya. Fira menyandarkan kepalanya ke bahu Rega. Setelah lepas dari pekerjaan, keduanya selalu terlihat serasi saat menghabiskan waktu luang untuk berdua.

"Dia masih berada di Kantor"

"Hmm, dia menjadi gila kerja"

"Sepertinya Kayla sakit, Kau sudah tahu?" Tanya Fira membuat Rega membuka matanya.

"Sakit? Sakit apa?"

"Sepertinya demam"

"Sudah panggil dokter?"

"Sedang menuju kesini"

Beberapa pelayan wanita berlari dan membuka pintu mansion, melihat kedatangan mobil Violet yang sudah memasuki pekarangan mansion.

Violet masuk kedalam mansion dengan Brandon yang berada di gendongannya sambil memeluk tubuh Violet erat, bocah itu masih tidak bicara setelah melihat Violet menyiksa Jennie. Sepertinya bocah itu marah, tapi bingung cara melampiaskannya.

Fira yang menatap waja cucunya langsung mengangguk mengerti, wanita itu mengotak-atik ponselnya kemudian mengambil Brandon dari gendongan Violet. Pandangan Fira dan Rega beralih kepada Kai yang baru saja masuk dengan Vanya di punggungnya.

"Ada apa Vanya?" Tanya Rega kemudian berdiri dari duduknya. Sebagai seorang kakek, tentu saja dia khawatir melihat keadaan cucunya yang terlihat pucat.

She Is Violet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang