SIV - 66

15.9K 1.3K 237
                                    


"Ulang tahun Zero masih tiga hari lagi, tapi Aku tidak sabar untuk memberitahunya kabar baik ini. Apa Aku harus mengatakan sekarang? Tapi jika Aku mengatakan sekarang, rasanya kurang menarik. Tapi Aku ingin mengatakan sekarang. Huh, menyebalkan"

Violet mondar-mandir didalam kamar, kaki jenjangnya seakan tidak lelah terus berdiri sejak setengah jam yang lalu. Jam dinding menunjukkan pukul 12 malam.

Pintu kamar terbuka membuat Violet terkejut, wanita itu mengelus dadanya sambil menghela nafas. Kemudian berlari dan memeluk Zero dengan erat.

"Zero~" Violet terisak pelan. Zero membuka matanya dengan lebar, wanitanya sedang menangis. Siapa yang berani membuat wanitanya menangis.

"Kau menangis? Kenapa? Hei, katakan padaku. Siapa yang membuatmu menangis? Aku akan membunuhnya sekarang juga" Violet semakin terisak. Zero mengepalkan tangannya bingung. Violet sampai terisak.

"Kau" Jawab Violet membuat Zero mengerjap pelan.

"Kok Aku?" Beonya dengan kepala miring, bingung.

"Tiga hari lagi Kau ulang tahun 'kan?" Tanya Violet dengan tersendat-sendat. Sungguh membuat Zero bingung sekaligus menahan tawa. Wanita dihadapannya bukan seperti Violet yang pertama ia temui. Sekarang ia seperti melihat bocah menangis. Zero menangguk, tiga hari lagi ulang tahunnya ke-21.

"Iya, kenapa? Kau mau membuat kejutan?"

"Kalau Aku memberikan kado sekarang, apa Kau marah?"

"Tentu saja tidak, justru Aku akan senanag jika Kau yang memberiku kado pertama"

"S-sejujurnya Aku ingin memberikannya di hari ulang tahunmu, t-tapi Aku t-tidak sabar memberikannya hari ini" Violet kembali terisak. Zero menggigit bibirnya bingung, antara gemas dan kasihan karena Violet terisak.

"Tidak apa, berikan kadonya sekarang padaku. Aku akan menerimanya"

"Tunggu sebentar"

Zero menghela nafas. Batinnya bertanya bingung. Apa dia sakit? Atau salah makan sesuatu tadi? Laki-laki itu melihat Violet yang menyembunyikan kedua tangannya kebelakang. Matanya yang berair menatap Zero dengan berbinar.

"Kau pasti senang saat melihatnya"

Violet menjulurkan kedua tangannya, memperlihatkan benda kecil berwarna putih tersebut dengan senyuman manis.

Zero terdiam di tempat, impiannya. Impiannya menjadi kenyataan, wanita dihadapannya tengah mengandung anaknya. Zero akan menjadi seorang Ayah, dan Violet akan menjadi seorang Ibu.

Tidak ada yang bisa Zero lakukan selain memeluk istrinya dengan begitu erat, dia mencium seluruh wajah Violet dengan gemas. Violet tergelak, tangisannya berhenti sejak beberapa menit yang lalu.

"Astaga, Aku semakin mencintaimu" Ucap Zero dengan masih memeluk Violet. Senang, terharu, Zero sampai tidak bisa menjabarkan betapa bahagianya dirinya.

"Aku juga mencintaimu-hehe"

"Biasanya wanita hamil selalu ngidam disaat tengah malam, Kau tidak?" Tanya Zero kemudian membaringkan tubuh Violet ke ranjang dengan pelan. Takut jika dia bisa menghancurkan tubuh Violet hanya dengan tangannya.

"Kata siapa?"

"Mama bilang kepadaku, kalau dia dulu selalu ngidam di malam hari, terutama tengah malam"

"Hm, kurasa hari ini tidak. Aku hanya ingin Kau memelukku sampai pagi"

"Tidurlah, Aku akan memelukmu sampai Kau bangun"

Violet mengangguk kemudian memejamkan matanya, Zero memeluk tubuh wanita itu dengan erat. Menghirup aroma dari leher Violet dengan rakus. Zero tidak akan tidur, dia akan terus menatap wajah tenang istrinya saat tidur.

She Is Violet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang